Mereka bersikeras melarang Ziarah Kubur dan berdoa di kuburan
Mereka masih saja ada yang bersikeras melarang Ziarah Kubur walaupun Rasulullah telah mensunnahkannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dahulu aku melarang kalian untuk ziarah kubur, maka sekarang ziarahilah.” (HR Muslim)
Sumber: http://www.indoquran.com/index.php?surano=12&ayatno=101&action=display&option=com_muslim
Walaupun mereka bersikeras dan telah mengingkari sunnah Rasulullah
namun mereka tetap saja merasa bagian dari Ahlussunnah wal Jama’ah.
Ibnu Taimiyah di dalam kitab Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah juz 27 hal. 111-112 sangat mengandalkan ungkapan Imam Malik ra untuk melarang menziarahi Rasulullah.
Ibnu Taimiyah berkata yang artinya,
“… bahkan Imam Malik dan yang lainnya membenci kata-kata, ‘Aku
menziarahi kubur Nabi Shallallahu alaihi wasallam’ sedang Imam Malik
adalah orang paling alim dalam bab ini, dan penduduk Madinah adalah
paling alimnya wilayah dalam bab ini, dan Imam Malik adalah imamnya
penduduk Madinah. Seandainya terdapat sunnah dalam hal ini dari
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. yang di dalamnya terdapat lafaz
‘menziarahi kuburnya’, niscaya tidak akan tersembunyi (tidak diketahui)
hal itu oleh para ulama ahli Madinah dan penduduk sekitar makam beliau
–demi bapak dan ibuku .“
Imam Malik ra dengan perkataannya “aku membenci kata-kata, “Aku menziarahi kubur Nabi Shallallahu alaihi wasallam’ “ tidak bermaksud mengingkari Sunnah Rasulullah tentang ziarah kubur.
Sebagaimana yang telah kami jelaskan dalam tulisan sebelumnya pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/08/18/menghujat-kuburiyyun/
bahwa orang-orang yang mulia di sisi Allah Azza wa Jalla yakni para
Nabi, para Shiddiqin , para Syuhada dan orang sholeh-sholeh walaupun
mereka secara dzhahir telah wafat namun mereka hidup dan ditempatkan
oleh Allah Azza wa Jalla ditempat/kedudukan (maqom) yang dikehendakiNya.
Mereka hidup sebagaimana para Syuhada.
Firman Allah Azza wa Jalla yang artinya
”Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di
jalan Allah (syuhada), (bahwa mereka itu ) mati; bahkan(sebenarnya)
mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (QS Al Baqarah [2]: 154 )
”Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan
Allah (syuhada) itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan
mendapat rezki.” (QS Ali Imran [3]: 169)
Imam Malik ra termasuk yang dapat meyakini bahwa Rasulullah walaupun
secara dzahir telah wafat namun beliau hidup sehingga beliau tidak
menyukai perkataan “menziarahi kubur Rasulullah”. Beliau lebih baik mengatakannya dengan “menziarahi Rasulullah”.
Imam Malik adalah orang yang sangat memuliakan Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam, sampai-sampai ia enggan naik kendaraan di kota Madinah
karena menyadari bahwa tubuh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
dikubur di tanah Madinah, sebagaimana ia nyatakan, “Aku malu kepada Allah ta’ala untuk menginjak tanah yang di dalamnya ada Rasulullah Saw. dengan kaki hewan (kendaraan-red)” (lihat Syarh Fath al-Qadir, Muhammad bin Abdul Wahid As-Saywasi, wafat 681 H., Darul Fikr, Beirut, juz 3, hal. 180).
Bagaimana mungkin sikap yang sungguh luar biasa itu dalam memuliakan
jasad Rasulullah shallallahu alaihi wasallam seperti menganggap seolah
beliau masih hidup, membuatnya benci kepada orang yang ingin menziarahi
makam Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ? Sungguh ini adalah
sebuah pemahaman yang keliru.
Imam Ibnu Hajar al-Asqallani, di dalam kitab Fathul-Bari juz 3 hal. 66, menjelaskan, bahwa Imam Malik membenci ucapan “aku menziarahi kubur Nabi shallallahu alaihi wasallam.”
adalah karena semata-mata dari sisi adab, bukan karena membenci amalan
ziarah kuburnya. Hal tersebut dijelaskan oleh para muhaqqiq (ulama
khusus) mazhabnya. Dan ziarah kubur Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam adalah termasuk amalan yang paling afdhal dan pensyari’atannya
jelas, dan hal itu merupkan ijma’ para ulama.
Imam Ibnu Hajar Al-Haitami dalam kitab berjudul “Hasyiyah
Al-’allaamah Ibn Hajar Al-Haitami ‘Alaa Syarh Al-Idlah Fii Manasik
Al-Hajj”, (Kitab Penjelasan terhadap Karya Imam an-Nawawi) menuliskan
(yang artinya) “… Jangan tertipu dengan pengingkaran Ibnu Taimiyah
terhadap kesunnahan ziarah ke makam Rasulullah, karena sesungguhnya dia
adalah manusia yang telah disesatkan oleh Allah; sebagaimana
kesesatannya itu telah dinyatakan oleh Imam al-’Izz ibn Jama’ah, juga
sebagaimana telah panjang lebar dijelaskan tentang kesesatannya oleh
Imam Taqiyyuddin as-Subki dalam karya tersendiri untuk itu (yaitu kitab
Syifa’ as-Siqam Fi Ziyarah Khayr al-Anam).
Penghinaan Ibnu Taimiyah terhadap Rasulullah ini bukan sesuatu
yang aneh; oleh karena terhadap Allah saja dia telah melakukan
penghinaan, –Allah Maha Suci dari segala apa yang dikatakan oleh
orang-orang kafir dengan kesucian yang agung–. Kepada Allah; Ibnu
Taimiyah ini telah menetapkan arah, tangan, kaki, mata, dan lain
sebagainya dari keburukan-keburukan yang sangat keji. Ibn Taimiyah ini
telah dikafirkan oleh banyak ulama, –semoga Allah membalas segala
perbuatan dia dengan keadilan-Nya dan semoga Allah menghinakan para
pengikutnya; yaitu mereka yang membela segala apa yang dipalsukan oleh
Ibn Taimiyah atas syari’at yang suci ini–”.
Selain mereka mengingkari sunnah Rasulullah mengenai ziarah kubur,
merekapun melarang berdoa di kuburan dengan dalil sebagai berikut,
“ dari ‘Ali bin Husain bahwasanya ia melihat seorang laki-laki
mendatangi sebuah celah dekat kuburan Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam
kemudian ia masuk ke dalamnya dan berdoa. Maka Ali bin Husain berkata:
‘Maukah anda aku sampaikan hadits yang aku dengar dari ayahku dari
kakekku dari Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
‘Janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai ‘ied, dan jangan jadikan
rumah kalian sebagai kuburan. Dan bersholawatlah kepadaku karena
sholawat kalian akan sampai kepadaku di manapun kalian berada’ (diriwayatkan
oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf-nya(2/268), dan Abdurrozzaq dalam
mushonnaf-nya juz 3 halaman 577 hadits nomor 6726).
Mereka memahami riwayat dari Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib
(cucu Ali bin Abi Tholib) sebagai larangan berdoa di makam Nabi.
Riwayat dari Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib tersebut sekedar
mengingatkan orang yang masuk dan berdoa pada celah dekat kuburan Nabi
shallallaahu ‘alaihi wasallam untuk tidak menyembah kuburan Nabi dan
mengingatkan pula bahwa berdoa / bertawasul / bersholawat kepada
Rasulullah dapat pula dilakukan ditempat manapun sehingga tidak perlu
mempersulit diri dengan memasuki celah dekat kuburan Nabi shallallaahu
‘alaihi wasallam.
Dalam ziarah kubur kita sebaiknya menghindari fitnah orang yang
melihat beranggapan adanya penyembahan kuburan. Bertawasul pada makam
Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam dengan membaca doa
Artinya : Selamat sejahtera atasmu wahai Rasulullah, rahmat Allah
dan berkat-Nya untukmu. Selamat sejahtera atasmu wahai Nabiyallah.
Selamat sentosa atasmu wahai makhluk pilihan Allah. Selamat sejahtera
aasmu wahai kekasih Allah. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan ( yang
disembah) selain Allah, Yang Esa/ Tunggal, tiada sekutu bagi-Nya dan
engkau adalah hamba-Nya serta rasul-Nya. Dan saya bersaksi, bahwa Engkau
telah menyampaikan risalah engkau telah menunaikan amanat egkau telah
memberi nasihat pada ummat, engkau telah berjihad di jalan Allah maka
selamat-Nya, untukmu selawat yang berkekalan sampai hari kiamat, Wahai
tuhan kami, berilah kami ini kebaikan di dunia dan kebaikan pula di
akhirat serta peliharalah kami dari siksa neraka. Ya Allah, berilah pada
beliau kemuliaan dan martabat yang tinggi serta bangkitkan dia di
tempat yang terpuji yang telah Engkau janjikan padanya, sesungguhnya
Engkau tidak akan memungkiri janji.
Wassalam
Zon di Jonggol , Kab Bogor 16830
Sumber: http://mutiarazuhud.wordpress.com
Marquee text
- Home
- Artikel
- Salafi-Wahabi
- About Syiah
- Apakah syiah itu ?
- Apa Madhab Ahlul Bait?
- Apa Ahlussunnah Waljamaah?
- Kapan lahirnya Aqidah Aswaja ?
- perbedaan Aswaja dgn Syiah ?
- Apa dan siapa Al-Bayyinat
- Rijalul Bayyinat
- Sahabat Nabi SAW
- Khalifah Abu Bakar R.A
- Ahlul Bait
- Imam Ali K.W.
- Fatimah Az-Zahra R.A
- Alawiyyin
- Asyura
- Mut'ah
- Himbauan dari Al-Bayyinat
- Al Firgoh An Najiah
- Fatawa Imam/ Ulama
- Email Al-Bayyinat
- Link-link situs islami
- Akidah Menurut Ajaran Nabi
- Alawiyyin
- Aswaja
- Download
- Audio
- About Me
No comments:
Post a Comment