Marquee text

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS: At-Taubah 128)

18 June 2014

Ramadhan Tanpa Bid’ah


Ramadhan Tanpa Bid’ah

Ramadhan tanpa bid'ah
Ramadhan adalah bulan mulia. Bulan tatkala kaum mukminin menuai pahala berlimpah yang disediakan Allah SWT. Nuansa takwa begitu terasa di bulan ini. Masjid-masjid dan surau-surau semarak oleh shalat berjamaah, tarawih dan tadarrus Al-Qur’an. Betapa sejuknya bulan Ramadhan. Kegaduhan berita-berita berbau politik dan ekonomi seolah sirna dari pendengaran. Andai seluruh bulan seperti Ramadhan, bisa dibayangkan alangkah indahnya hidup di muka dunia ini.

Sayang, ada segelintir orang yang mencoba mengusik kedamaian Ramadhan. Mereka memantik perang opini di tengah suasan tenang yang dirasakan umat islam. Bermodal ilmu pas-pasan, mereka mengeluarkan opini yang menggugat salah satu tuntunan Baginda Nabi SAW dalam berpuasa, yakni imsak yang berarti menahan diri dari makan dna minum beberapa saat menjelang azan subuh. Opini ini digulirkan oleh salah seorang tokoh mereka yang bernama Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. Ia berkata: “Hal ini (imsak) termasuk bid’ah, tiada dalilnya dari sunnah, bahkan sunnah bertentangan dengannya karena Allah berfirman di dalam kitab-Nya yang mulia.”