Marquee text

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS: At-Taubah 128)

14 June 2012

Apa Itu Ahlussunnah Wal Jamaah ?

Apa Itu Ahlussunnah Wal Jamaah ?

DEFINISI AHLUSUNNAH  WAL JAMA’AH 



Apa Itu Ahlussunnah Wal JamaahIstilah “Ahlusunnah Waljamaah” adalah sebuah istilah yang dieja-Indonesiakan dan kata Ahlusunnah Waljamaah” اهل السنه والجماعه. Ia merupakan rangkaian dari kata-kata:
a. Ahl (Ahlun), berarti “galongan”atau “pengikut’
b. Al-Sunnah (al-Sunnatu), berarti “tabiat/perilaku jalan hidup/perbuatan yang mencakup ucapan dan tindakan Rasulullah SAW.
c. Wa, yang berarti “dan atau “serta”
d. Al-Jamaa’ah (al-jamaah), berarti ‘Jamaah” yakni jamaah para sahabat Rasul SAW. Maksudnya ialah perilaku atau jalan hidup para sahabat.

Dengan demikian, maka secara etimologis, istilah “Ahlusunnah Waljamaah / golongan yang senantiasa mengikuti jalan hidup Rasul SAW. dan jalan hidup para sahabatnya. Atau, golongan yang berpegang teguh pada Sunnah Rasul dan Sunnah (Tariqah) para sahabat, lebih khusus lagi, sahabat empat (Abu Bakar, Umar bin Khatab, Usman bin ‘Affan, dan Ali bin Abi Talib).
Selanjutnya, jalan hidup Rasul SAW. tidak lain ialah ekspresi nyata dari isi kandungan al-Quran. Ekspresi nyata tersebut kemudian biasa diistilahkan dengan “al- Sunnah” atau “al-Hadits’ Kemudian, al-Quran sebagai Wahyu Ilahi, terkemas sendiri dalam mushaf al-Quran al Karim”,  sedangkan ekspresi nyatanya pada diri Rasul SAW. pun terkemas secara terpisah dalam “mushaf al-sunnah, al-hadits’ seperti dalam Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, sunan Al Tirmizi, Sunan al-Nasai, dan Sunan Ibnu Majah, serta Kitab-kitab al Hadits yang disusun oleh para ulama lainnya.

Sementara itu, para sahabat, khususnya sahabat empat; adalah generasi pertama dan utama dalam melazimi “Perilaku Rasulullah SAW., sehingga jalan hidup mereka praktis merupakan penjabaran nyata dan petunjuk al-Quran dan al-Sunnah. Setiap langkah hidupnya, praktis merupakan aplikasi dari norma-norma yang terkandung dan dikehendaki oleh ajaran Islam, serta mendapat petunjuk dan kontrol langsung dari baginda Rasul SAW. Oleh karena itu, jalan hidup mereka relatif terjamin kelurusannya dalam mempedomani ajaran Islam, sehingga jalan hidup mereka pulalah yang paling tepat menjadi rujukan utama setelah jalan hidup Rasul SAW.

Adapun wujud kongkritnya, Ahlussunnah Waljamaah tidak lain ialah golongan yang senantiasa berpegang teguh terhadap petunjuk al-Quran dan al Sunnah al Sahihah. Artinya dalam segala hal selalu merujuk kepada petunjuk al-Quran dan al-Sunnah.

Dengan kata lain, Ahlussunnah Waljamaah ialah golongan yang senantiasa mengikuti jejak hidup Rasul SAW. dan jejak hidup para sahabatnya, dengan senantiasa berpegang teguh kepada al-Qunan dan A-Sunnah.

عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِفْتَرَ قَتْ الْيَهُوْدُ عَلَىءِاحْدَىوَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً, وَاَفْتَرَقَتْ النَّصَارَى عَلَى ائْنَتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً. وَتَفَرَّقَ اُمَّتِى عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً (رواه الاربعه)

“Dari sahabat Abu Hurairah ra. dia berkata, bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda : Umat Yahudi telah pecah menjadi 71 golongan dan umat Nasrani terpecah menjadi 72 golongan. Sementara umatku bakal pecah menjadi 73 golongan” (Abu Dawud, al-Tirmizi, al-Nasa’i, Ibnu Majah).

Hadits ini, tidak secara tegas menyatakan adanya golongan yang disebut “Ahlussunnah Waljamaah”. Tetapi baru diisyaratkan bakal terpecahnya umat Rasulullah SAW menjadi 73 golongan (firqah). Maka golongan ahlussunnah Waljamaah berarti salah satu dari ke-73 golongan tersebut.

Hadits lain, yakni yang diriwayatkan dari sahabat Abdullah Ibnu Umar ra., bahwasanya Nabi SAW. beriabda:

…وَاِنَّ بَنِى اِسْرَائِيْلَ تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً وَتَفْتَرِقُ اُمَّتِى عَلَى ثَلاَثِ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً. كُلُّهُمُ فِى النَّارِ اِلاَمِلَّةً وَاحِدَةً. قَالُوْا: وَمَنْ هِيَ يَارَسُوْل اللهِ؟ قَالَ: مَا اَنَا عَلَيْهِ وَاَصْحَابِي (رواه الترمذى)

“… Dan sesungguhnya kaum Bani Israil telah terpecah menjadi 72 golongan. Sementara umatku bakal terpecah menjadi 73 golongan dan semuanya masuk neraka kecuali hanya satu golongan saja. Para sahabat bertanya: Siapakah yang satu golongan itu ya Rasulullah? jawabnya: Itulah golongan yang senantiasa mengikuti jejakku dan jejak para sahabatku”. (HR. Al Tirmizi).

Dalam teks hadits ini, meskipun belum secara tegas terungkap istilah “Ahlussunnah Waljamaah”; namun maknanya sudah tersirat di dalamnya, yakni bahwa golongan yang selamat dari ancaman neraka itu adalah golongan yang senantiasa mengikuti jejak (Jalan hidup) Rasulullah SAW. dan para sahabatnya. Padahal, makna yang demikian inilah yang kita maksudkan sebagai batasan (pengertian) Ahlussunnah Waljamaah.

Dengan demikian, maka golongan Ahlussunnah Waljamaah ialah satu-satunya golongan umat Rasul yang selamat dari ancaman neraka. Hal ini lebih tegas lagi diungkapkan dalam hadits lain yang berbunyi:

وَالَّذِىْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ, لَتَفْتَرِقُ اُمَّتِى عَلىَ ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً. فَوَاحِدَةً فَى الْجَنَّةُ وَثِنْتَانِ وَسَبْعُوْنَ فِى النَّارِ. قِيْلَ: مَنْ هُمْ يَارَسُوْلُ اللهِ؟ قَالَ: اَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ (رواه الطبرانى)

(Rasulullah SAW) bersumpah: Demi zat yang menguasai jiwa Muhammad, sungguh umatku bakal terpecah, menjadi 73 golongan. Maka yang satu golongan masuk syurga, sedangkan yang 72 golongan masuk neraka. Sedang sahabat bertanya : Siapakah golongan yang masuk itu ya Rasulullah? Jawabnya Yaitu golongan Ahlussunnah Waljamaah” (HR. al-Tabrani)
Teks Hadits secara langsung menyebutkan kata “Ahlussunnah Waljamaah” sebagai satu-satunya golongan yang dinyatakan bakal masuk surga.

Berdasarkan ketiga hadits tersebut, jelaslah bahwa umat Islam akan terpecah ke dalam banyak golongan, Sebagaimana umat Yahudi dan Nasrani. Di antara sekian banyak (73) golongan itu, terdapat satu golongan yang selamat dari ancaman neraka, yakni golongan yang senantiasa mengikuti jejak hidup Rasulullah SAW. dan jejak hidup para sahabatnya. Dan golongan yang selamat (masuk surga) itu tidak lain ialah golongan Ahlussunnah Waljamaah.

…فَعَلَيْكُمُ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيينَ, تَمَسَّكُوْابِهَا وَعَضُوْا عَلَيْهَا بِاالنَّوَاحِذِ (ابو داوود)

“….Maka berpegang teguhlah kalian terhadap Sunnah-ku serta sunnah Khulafa’ al-Rasyidin yang mendapatkan petunjuk’ Pedomanilah sunnah (jalan hidup) mereka dan pegangilah erat-erat !“ (HR. Abu Dawud).

*****

Penjelasan tentang Ahlussunnah Wal Jamaah di atas adalah benar sebatas tingkat  DEVINISI. Devinisinya memang benar seperti itu sebagaimana Ummat Islam Aswaja dan Salafy Wahabi juga demikian devinisinya. Akan tetapi, bagaimana Salafy Wahabi dengan tingkat prakteknya, apakah sudah benar? Sayangnya Salafy Wahabi tidak pernah menjelaskan  bagaimana praktek mengikuti Rasulullah dan Para Sahabat padahal ini yang terpenting. Hal ini sangat penting, mengingat kita ini sebagai penganut Ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah yang lahir ribuan tahun setelah kurun Nabi Muhammad dan para Sahabatnya.

Apakah bisa mengikuti secara langsung padahal kita tidak pernah bertemu Nabi dan para Sahabat? Atau cukupkah hanya dengan belajar sendiri (otodidak) dengan membaca buku-buku  hadits dan atsar para Sahabatnya lalu kita menjadi seorang Ahlussunnah Wal Jamaah? Tentu tidak demikian cara praktek mengikuti Nabi dan para Sahabatnya. Kalau nekad mengikuti Nabi dan Sahabatnya secara otodidak, lebih-lebih jika yang dibacanya juga buku-buku dari mereka yang belajarnya juga secara otodidak maka bisa dijamin akan tersesat jalannya sehingga bukan Sunnah-sunnah  yang dijalaninya melainkan jalan syetan. Ingat, belajar agama Islam tanpa guru, gurunya adalah Syetan. Dan syetan adalah ahlul fitnah yang luar biasa liciknya.

Cara Praktek yang benar mengikuti Rasul dan para Sahabatnya yang lazim dijalani oleh para penganut Ahlussunnah Wal Jamaah adalah melalui jalan “guru” (sanad) yang bersambung sampai kepada Rasulullah Saw. Prakteknya untuk kasus di Indonesia bisa digambarkan sbb: kita belajar kepada guru, guru belajar kepada gurunya, gurunya belajar kepada Kiyai A, Kiyai belajar kepada gurunya, gurunya belajar kepada Syaikhnya, teruuuus bersambung ke atas sampai ketemu Tabi’ut Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in belajar kepada Tabi’in, Tabi’in belajar kepada Sahabat Nabi, Sahabat Nabi belajar kepada Nabi Saw. Demikian gambarannya bagaimana cara praktek mengikuti Nabi dan para Sahabat. Belajar agama Islam melalui guru tetapi kemudian menentang ajaran gurunya yang bersambung tsb, maka otomatis penentangannya menyebabkan dia memisahkan dirinya dari mata-rantai sanad ilmunya. Sehingga sanadnya terputus dan berjalan di atas sanad yang dirintisnya sendiri secara otodidak.

Jadi kalau ada seseorang belajar agama Islam secara otodidak maka dia akan memiliki faham tersendiri (eksklusif, menyempal) dan hasil pemahamannya akan bertentangan dengan Mayoritas Ulama Penganut Ahlussunnah wal Jamaah. Hal ini bisa kita lihat pada kasus Salafy Wahabi sekte sempalan yang selalu bertentangan dengan Para Ulama Ahlussunnah Wal Jamaah, padahal Salafy wahabi merasa dirinya sebagai pengikut Ahlussunnah Wal Jamaah. Sepak terjang dakwah Salafy Wahabi menjadi fitnah terbesar bagi penganut ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah yang sebenarnya. Sehingga Ummat Islam Mayoritas (Assawadu Al A’dhom, Ahlussunnah Wal Jamaah) yang ada di seluruh dunia dibuatnya sibuk mengurus fitnah Wahabi.

Sudah bukan rahasia lagi, bahwa perintis Wahabisme Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah seorang otodidak yang merujuk kepada seorang otodidak klasik Syaikh Ibnu Taymiyyah. Maka wajar jika ajaran Wahabi menjadi eksklusif, menyempal dan bertentangan dengan ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah. Juga sudah bukan rahasia lagi, bahwa Salafy Wahabi adalah sekte anti Madzhab karena madzhab dalam pandangan / persepsi Wahabi menjadi sebab terpecah-belahnya Ummat Islam. Padahal faktanya para penganut Madzhab yang empat: Syafi’i, Maliki, Hambali dan Hanafi hidup rukun berdampingan saling menghargai dan bertoleransi sejak berabad-abad lamanya sampai sekarang. Karena para pengikut Madzhab Mu’tabar ini adalah wujud nyata dari para penganut Ahlussunnah Wal Jamaah, yaitu golongan yang selamat.

*****

SILSILAH ULAMA AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH SAMPAI SANADNYA KE ROSULULLAH SAW
1. Nabi Muhammad SAW
2. Sayidina Ali
3. Muhammad (Putra Sayidina Ali, dari istri kedua Kaulah bin Ja’far)
4. Wasil bin Ato’
5. Amr bin Ubaid
6. Ibrohim Annadhom
7. Abu Huzail Al-Alaq
8. Abu Hasi Adzuba’i
9. Abu Ali Adzuba’i
10. Imam Abu Hasan Ala’asyari (Pendiri Faham “AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH”) 234 H Karangannya: Kitab Maqolatul Islamiyin, Al Ibanah, Al Risalah, Al-Luma’, dll
11. Abu Abdillah Al Bahily
12. Abu Bakar Al Baqilany, karangannya: Kitab At Tamhid, Al Insof, Al bayan, Al Imdad, dll.
13. Abdul Malik Imam Haromain Al Juwainy, karangannya : Kitab Lathoiful Isaroh, As Samil, Al Irsyad, Al Arba’in, Al kafiyah.
14. Abu hamid Muhammad Al Ghozali. Karnannya: Kitab Ihya Ulumuddin, Misyakatul Anwar, Minhajul Qowim, Minhajul Abidin dll.
15. Abdul hamid Assyeikh Irsani. Karangannya: kitab Al Milal Wannihal, Musoro’atul Fulasifah dll.
16. Muhammad bin Umar Fakhruraazi, Karangannya: Kitab Tafsir Mafatihul Ghoib, Matholibul ‘Aliyah, Mabahisul Masyriqiyah, Al Mahsul Fi Ilmil Usul.
17. Abidin Al Izzy, karangannya: Kitab Al Mawaqit Fi Ilmil Kalam.
18. Abu Abdillah Muhammad As Sanusi, Karangannya: Kitab Al Aqidatul Kubro dll.
19. Al Bajury, karangannya: Kitab Jauhar tauhuid Dll.
20. Ad Dasuqy, karangannya: Kitab Ummul Barohin, dll.
21. Ahmad Zaini Dahlan, karanggannya: Kitab Sarah jurumiyah, Sarah Al Fiyah, dll.
22. Ahmad Khotib Sambas Kalimantan, Karangannya: Kitab Fathul ‘Arifin, dll.
23. Muhammad Annawawi Banten Karangannya: Syarah Safinatunnaja, Sarah Sulamutaufiq, dll.
Yang Mayoritas Ulama Di Indonesia memakai Karangan Syeikh Nawawi Albantaniy sebagai Kitab Rujukan.
24. Mahfud Termas, muridnya:
– Arsyad Banjarmasin
– Syech Kholil Bangkalan Madura
– Abdi Shomad Palembang
25. Hasyim Asy’Ari (Pendiri NU)

Silsilah sanad salah satu ulama Ahlussunnah Wal Jamaah: Yakni Habib Munzir Al-Musawa

BERIKUT INI ADALAH SANAD GURU ATAU SILSILAH GURU DARI GURU MULIA HABIB MUNZIR BIN FUAD ALMUSAWA SEMOGA ILMU YANG KITA DAPAT DARI BELIAU MENYATU DARI SAMUDERA ILMU SAYYIDINA MUHAMMAD SAW :
Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW
• Al-Imam Ali bin Abi Tholib Karromallohu Wajhah
• Assayyid Husein bin 'Ali bin Abi Tholib Karromallohu Wajhah
• Assayyid 'Ali Zaenal 'Abidin
• Assayyid Muhammad Al-Baqir
• Assayyid Ja'far Asshodiq
• Assayyid 'Ali Al'Uryadh
• Assayyid Muhammad Annaqib
• Assayyid 'Isa Arrumy
• Assayyid Ahmad Almuhajir bin 'Isa
• Assayyid 'Ubaydillah bin Ahmad Almuhajir
• Assayyid 'Alawy bin 'Ubaydillah
• Assayyid Muhammad bin 'Alawy
• Assayyid 'Alawy bin Muhammad
• Assayyid 'Ali bin 'Alawy Kholi' Qosam
• Assayyid Muhammad Shohibul Mirbath
• Assayyid 'Ali bin Muhammad
• Al-Imam Faqihil Muqoddam Muhammad bin 'Ali
• Habib 'Alawy Alghoyyur bin Faqihil Muqoddam
• Habib 'Ali bin 'Alawy Alghoyyur
• Habib Muhammad Maula Addawilah
• Habib 'Abdurrahman Asseqof bin Muhammad
• Habib Abu Bakar Assakran
• Habib 'Ali bin Abu Bakar Assakran
• Habib 'Abdurrahman bin 'Ali
• Habib Ahmad bin Abdurrahman Syahaabuddin
• Habib Abu Bakar bin Salim Fakhrul Wujud
• Habib Husein bin Abu Bakar
• Habib 'Umar bin 'Abdurrahman Alatthos
• Habib 'Abdulloh bin 'Alawy Alhaddad
• Habib Ahmad bin Zein Alhabsyi
• Habib Hamid bin 'Umar Ba'Alawy
• Habib 'Umar bin Seqof Asseqof
• Habib 'Abdulloh bin Husin bin Thohir
• Habib 'Abdurrahman Almasyhur
• Habib 'Ali bin Muhammad Alhabsyi
• Habib 'Abdulloh bin Umar Assyathiry
• Habib 'Abdul Qodir bin Ahmad Asseqof
• Habib Umar bin Hafidz
Habib Munzir bin fuad Almusawa





SANAD IMAM BUKHARI
 Dari guru Mulia Al Allamah Al Musnid Alhabib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidh, Alhafidh, Dari guru beliau Al Allamah Al Musnid Alhabib Ibrahim bin Umar bin Aqil bin Yahya Alhafidh, Dari guru beliau Al Allamah Al Musnid Alhabib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi (kwitang) Alhafidh,, Dari guru beliau Al Muhaddits Al Musnid Alhabib Idrus bin Umar Alhabsyi Alhafidh, Dari guru beliau Al Allamah Al Musnid Alhabib Abdullah bin Husein bin Thahir Alhafidh, Dari guru beliau Al Allamah Al Musnid Alhabib Umar bin Segaf Assegaf Alhafidh, Dari ayah beliau sekaligus guru beliau Al Allamah Al Musnid Alhabib Segaf bin Muhammad bin Umar Assegaf Alhafidh, Dari guru beliau Al Allamah Al Musnid Alhabib Abdurrahman bin Abdullah Balfaqih Alhafidh,, Dari guru beliau Al Allamah Al Muhaddits Al Musnid Alhabib Abdullah bin Alwi Alhaddad shohiburratib Alhafidh, Dari guru beliau Al Allamah Al Musnid Alhabib Abdurrahman bin Abdullah bin Ahmad Baharun Alhafidh, Dari guru beliau Al Allamah Al Musnid Alhabib Abubakar bin Abdurrahhman Ibn Shihabuddin Alhafidh,, Dari ayah beliau sekaligus guru beliau Al Allamah Al Musnid Alhabib Abdurrahman bin Shihabuddin Ahmad bin Abdurrahman bin Syeikh Ali Alhafidh, Dari guru beliau Al Muhaddits yg termasyhur Al Imam Muhammad bin Ali Khird Alhafidh, Dari guru beliau Al Muhaddits yg termasyhur Al Imam Muhammad bin Abdurrahman Al Asqa’ Balfaqih Alhafidh, Dari guru beliau Al Musnid AL Muhaddits yg termasyhur Al Imam Abdullah Alaydrus Al Akbar bin Abubakar, Alhafidh, Dari guru beliau Al Musnid Al Imam Umar Al Muhdhor bin Imam Abdurrahman Assegaf Alhafidh,
Dari ayah beliau sekaligus guru beliau Al Musnid Al Imam Abdurrahman Assegaf bin Muhamad, Alhafidh,, Dari guru beliau Al Musnid Al Imam Muhammad bin Alwi shohibul ‘Amaa’im, Alhafidh, Dari guru beliau Al Musnid Al Imam Abdullah bin Alwi, Alhafidh, Dari ayahanda beliau sekaligus guru beliau Al Musnid Al Imam Alwi bin Faqihil Muqaddam Muhammad bin Ali, Alhafidh, Dari ayahanda beliau sekaligus guru beliau Al Musnid Al Imam Faqihil Muqaddam Muhammad bin Ali Ba’alawiy, Alhafidh, Dari guru beliau Al Musnid Al Imam Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Jadiid, Alhafidh, Dari guru beliau Al Musnid Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Ibn Abi Shaif Alyamaniy, Alhafidh, Dari guru beliau Assyeikh Al Musnid Abil Hasan Ali bin Humaid bin Ammar Al Athrabalsiy, Alhafidh, Dari guru beliau Assyeikh Al Musnid Abu Maktum Isa bin Abi Dzarr Al harawiy, Alhafidh, Dari ayah beliau sekaligus guru beliau Assyeikh Abu Dzarr bin Abd bin Ahmad Al harawiy, Alhafidh, Dari guru beliau Abu Ishaq Ibrahim bin Amad Al Balakhiy Almustamaliy, Alhafidh, Dari guru beliau Al Imam Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf bin Matharr AL Firabriy, Alhafidh, Dari guru beliau Hujjatul Islam wa Barakatul Anaam Al Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Bardizbah Al Bukhari rahimahullah.

SANAD KEPADA IMAM MUSLIM
Dari guru mulia Al Allamah Almusnid Alhabib Umar bin Hafidh, Dari Almusnid Alhabib Ibrahim bin Aqil bin Yahya, Dari Almusnid Assayyid Salim assirri, Dari Almusnid Alhabib Muhammad bin Ibrahim Balfaqih, Dari Almusnid Alhabib Ahmad bin Ali Aljunaid, Dari Almusnid Alhabib Abdullah bin Husein Balfaqih, Dari ayahnya, Almusnid Alhabib Husein bin Abdullah Balfaqih, Dari ayahnya, Almusnid Alhabib Abdullah bin Alwi balfaqih, Dari Almusnid Alhabib Idrus bin Abdurrahman Balfaqih, Dari Almusnid Al Imam Alhabib Idrus bin Abdurrahman balfaqih, Dari Almusnid Al Imam Alhabib Abdurrahman bin Abdullah Balfaqih Dari hujjatul IslamAl Musnid Al Imam Abdullah bin Alwi Alhaddad, Dari Almusnid Alhabib Abdurrahman bin Abdullah bin Ahmad Baharun, Dari Almusnid Al Imam Alhabib Abubakar bin Abdurrahman bin Syahab, Dari ayahnya Almusnid Al Imam Abdurrahman bin Syahabuddin, Dari Al Muhaddits Al Imam Muhammad bin Ali Khirid, Dari Al Muhaddits Al Imam Assayyid Muhammad bin Abdurrahman Al Asqa', Balfaqih, Dari Al Imam Abdullah bin Abi Bakar Alaidrus, Dari Al Imam Umar Almuhdhor bin Abdurrahman Assegaf, Dari Al Imam Muhammad bin Hasan Jamalullail, Dari Al Imam Abdurrahman bin Muhammad Assegaf, Dari Almusnid Al Imam Muhammad bin Alwi shahibul 'amaim, Dari Almusnid Assayyid Abdullah bin Alwi bin Alfaqihilmuqaddam, Dari ayahnya, Al Musnid Assayyid Alwi bin Al Faqihilmuqaddam Muhammad, Dari ayahnya, Hujjatul Islam Al Imam Muhammad Faqihil Muqaddam Muhammad bin Ali, Dari Al Imam Alhafidh Assayyid Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Jadiid, Dari Al Hafidh Al Imam Abi Ali bin Husein Al Anshariy Al Batlyusiy, Dari Assyeikh Abi Abdillah Muhammad bin Alfadhl Assha'idiy Al farrawiy, Dari Alhusein Abdulghafir bin Muhammad bin Abdulqadir Al Farisiy, Dari Abul Abbas Ahmad bin Muhammad bin Isa Al Jaludiy Annaisaburiy, Dari Syeikh Ibrahim bin Muhammad bin Sufyan ALfaqiih Azzahid, Dari Hujjatul Islam Al Imam Abul Husein Muslim bin Hajjaj Alqusyairiy Annaisaburiy Rahimahullah (Imam Muslim).

Lantas, Siapakah guru anda yang bisa menyampaikan anda hingga ke Rasulullah SAW?

Sumber:
1. http://ummatipress.com/2012/04/15/apa-itu-ahlussunnah-wal-jamaah/
2. http://almuhibbin-almuhibbinsalaf.blogspot.com/2008/09/habib-munzir-al-musawa.html
3. Kenalilah akidahmu 2 ; halaman 311-313

Presiden dan Rakyat Chechnya Menyambut datangnya kembali ” Mangkuk Rasulullah”


Presiden dan Rakyat Chechnya Menyambut datangnya kembali ” Mangkuk Rasulullah” yang dahulu disimpan Sayyidina Ali




Mangkuk/Gelas yang pernah digunakan oleh Nabi Muhammad S.A.W
disimpan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib Ra telah kembali ke tangan rakyat Chechnya…
sehingga presiden pun turut serta meraikannya untuk bertabarruk dan dibawa ke Masjid Agung Grozny.


As-salaamu ‘alaika ayyuhan Nabiyu wa rohmatullohi wa barakaatuh
 Allahumma Shali Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Aali Sayyidina Muhammad...
Sumber:
http://www.youtube.com/watch?v=YXhmJuD1R6I&feature=related
http://salafytobat.wordpress.com/2012/06/13/presiden-dan-rakyat-chechnya-menyambut-datangnya-kembali-mangkuk-rasulullah-yang-dahulu-disimpan-sayyidina-ali/

Inilah Daftar Penerbit Buku dari Kalangan Wahabi ( Hati - Hati)

Inilah Daftar Penerbit Buku dari Kalangan Wahabi ( Hati - Hati)
PENERBIT WAHABI
WASPADALAH....! Buku - Buku "Perusak Aqidah Penebar Fitnah"




- Ash-Shaf Media
- Cahaya Tauhid Press
- Darul Haq
- Darul Falah
- Darul Atsar
- Darul Hadist
- Darus Sunnah
- Darul Qolam
- Darus Salaf
- Darul Ilmi
- Daar An-Naba
- Griya Ilmu
- Hikmah Ahlus Sunnah
- Irsyad Baitus Salam
- Maktabah Salafy Press
- Media Tarbiyah
- Mubarak
- Nikah Media Samara
- Pustaka Elba
- Rumah Dzikir
- Pustaka Imam Abu Hanifah
- Pustaka Ibnu Katsir
- Pustaka Imam Asy-Syafi’i
- Pustaka Imam Muslim
- Pustaka As Sunnah
- Pustaka At Tibyan
- Pustaka Imam Bukhari
- Pustaka Al Sofwa
- Pustaka Abdullah
- Pustaka Adz Dzahabi
- Pustaka Al Qowam
- Pustaka Al Ghuraba
- Pustaka Tazkia
- Pustaka Sahifa
- Pustaka At Tauhid
- Pustaka Sumayyah
- Pustaka Al-Haura
- Pustaka Al Inabah
- Pustaka An Najiyah
- Pustaka Ar Rayyan
- Pustaka At Taqwa
- Pustaka Salafiyah
- Pustaka Sunnah

Sumber: http://salafy-tobat.blogspot.com

Kesesatan Imam Wahabi di Masjid Nabawi Madinah

Kesesatan Imam Wahabi di Masjid Nabawi Madinah



http://www.youtube.com/watch?v=k1wS_FSdLpQ&feature=related
 Kesesatan Imam Madinah Wahabi
Lihat:
- Katakan “tunggu sebentar” pada minit 1.40
- Keluar masjid
- lalu kembali ke tempat imam untuk melanjutkan jadi imam
- banyak bergerak gerak, membetulkan jubah , kain
- tak ada makmum yang maju menggantikan imam

sumber: http://salafytobat.wordpress.com

1. Sifat Wajib Dan Mustahil Bagi Allah

Sifat Wajib Dan Mustahil Bagi Allah


الدرس الثالث : الصفات
- الصفات الواجبة : الصفات الواجبة لله سبحانه و تعالى عشرون صفة و هي : الوجود و القدم و البقاء     والمخالفة للحوادث و القيام بالنفس و الوحدانية و القدرة والإرادة و العلم و الحياة و السمع و البصر و الكلام و كونه تعالى قادرا مريدا عالما حيا سميعا بصيرا متكلما .
- الصفات المستحيلة : الصفات المستحيلة لله سبحانه و تعالى عشرون  وهي : العدم و الحدوث و الفناء     والمماثلة للحوادث و الاحتياج الى محل و مخصص والتعدد و العجز و الكراهة و الجهل و الموت و الصمم و العمى و البكم و كونه تعالى عاجزا مكرها جاهلا ميتا أصم أعمى أبكم ، تعالى الله عن ذلك علوا كبيرا .
- الصفات الجائزة : يجوز في حق الله سبحانه و تعالى فعل كل ممكن أو تركه فلا يجب عليه فعل شيئ أصلا بل هو الفاعل المختار لما يريد  { وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ وَيَخْتَارُ }

PELAJARAN KETIGA: SIFAT SIFAT ALLAH
SYARAH
Wajib bagi setiap muslim mukallaf yaitu yang memiliki akal yang sehat dan sudah masuk dewasa mempercayai bahwa terdapat beberapa sifat kesempurnaan yang tidak terhingga bagi Allah. Sifat sifat Allah itu banyak sekali dan tidak terhitung. Seandainya air laut dijadikan tinta untuk untuk menulis sifat sifat Allah tentu kita tidak akan mampu mencatatnya. Maka dari itu seorang ulama pintar bernama Abu Manshur Al-Maturidi membatasi 20 sifat yang wajib (artinya harus ada) pada Allah. Jika tidak memiliki sifat itu, berarti dia bukan Allah.
Jadi, minimal kita harus memahami dan meyakini 20 sifat tersebut agar tidak tersesat. Setelah itu kita bisa mempelajari sifat Allah lainnya yang banyak. Sebagaimana wajib dipercayai akan sifat Allah yang dua puluh maka perlu juga diketahui juga sifat yang mustahil bagi Allah. Sifat yang mustahil bagi Allah merupakan lawan dari sifat wajib.
20 Sifat-sifat Allah yang wajib diketahui oleh seorang muslim mukallaf (akil baligh) yang terkandung di dalam al-Quran termasuk juga sifat-sifat Mustahil yang wajib diketahui. Untuk mempermudah mempelajarinya terlampir dibawah ini ringkasan sifat sifat Allah yang wajib dan mustahil.

SIFAT SIFAT WAJIB DAN MUSTAHIL BAGI ALLAH
1-         Sifat Wajib: Wujud
Artinya: Ada
Sifat Mustahil: ‘Adam
Aritnya : Tidak Ada
Allah Taala itu ada. Mustahil Allah itu tiada.

2-         Sifat Wajib: Qidam
Artinya: Sedia/terdahulu/tidak ada permulaanya
Sifat Mustahil: Huduts
Artinya: Baru
Allah Taala itu sedia/terdahulu, tidak ada permulaanya. Mustahil Allah itu didahului oleh ‘Adam (ada permulaanya).

3-         Sifat Wajib: Baqa’
Artinya: Kekal
Sifat Mustahil: Fana’
Artinya: Binasa
Allah itu bersifat kekal. Mustahil Ia dikatakan fana (binasa)

4-         Sifat Wajib: Mukhalafah Lilhawaditsi
Artinya: Tidak sama dengan yang baru
Sifat Mustahil: Mumatsalah Lilhawaditsi
Artinya: Sama dengan yang baru
Allah itu tidak mempunyai sifat-sifat yang baru yakni dijadikan dan dihancurkan. Mustahil Allah bersamaan dengan yang baru.

5-         Sifat Wajib: Qiyam Binafsihi
Artinya: Berdiri dengan diri-Nya sendiri
Sifat Mustahil: Ihtiyaj Ila Mahal Wa Mukhashshash
Allah Taala itu berdiri sendiri. Mustahil tidak berdiri dengan dirinya sendiri atau berdiri pada lainnya dan berdirinya tidak memerlukan tempat tertentu

6-         Sifat Wajib: Wahdaniyah
Artinya: Esa
Sifat Mustahil: Ta’addud
Allah itu Maha Esa Dzat-Nya, Esa sifat-Nya dan esa juga perangai-Nya. Mustahil ia mempunyai Dzat, sifat dan perangai yang berbilang-bilang.

7-         Sifat Wajib: Qudrah
Artinya: Kuasa
Sifat Mustahil: ’Ajez
Artinya: Lemah
Alah Taala itu Maha Berkuasa, apapun bisa dilakukannya. Mustahil Allah itu lemah atau tidak berkuasa.

8-         Sifat Wajib: Iradah
Artinya: Menentukan
Sifat Mustahil: Karahah
Artinya: Terpaksa
Allah itu Menentukan segala-galanya, semua terjadi dengan ketentuan Allah, Mustahil Allah Taala itu terpaksa dan dipaksa menentukan segala galanya.

9-         Sifat Wajib: ’Ilim
Artinya: Mengetahui
Sifat Mustahil: Jahil
Artinya: Bodoh
Allah Taala itu amat mengetahui segala-galanya. Mustahil Allah tidak mengetahui atau bodoh.

10-       Sifat Wajib: Hayah
Artinya: Hidup
Sifat Mustahil: Maut
Artinya: Mati
Allah Taala itu sentiasa hidup yakni sentiasa ada. Mustahil Allah itu bisa mati, dianiyaya atau dibunuh.

11-       Sifat Wajib: Sama’
Artinya: Mendengar
Sifat Mustahil: Shamam
Artinya: Tuli
Allah Taala itu mendengar. Mustahil Allah tuli atau tidak mendengar.                      

12-       Sifat Wajib: Bashar
Artinya: Melihat
Sifat Mustahil: ’Ama
Artinya: Buta
Allah Taala itu sentiasa melihat. Mustahil Allah Taala itu buta.

13-       Sifat Wajib: Kalam
Artinya: Berkata-kata
Sifat Mustahil: Bakam
Artinya: Bisu
Allah Taala itu berkata-kata atau berbicara. Mustahil Allah Taala itu tidak berbicara atau bisu.

14-       Sifat Wajib: Kaunuhu Qodiran
Artinya: Keberadaan Allah Maha Kuasa
Sifat Mustahil: Kaunuhu ’Ajizan
Artinya: Keberadaan Allah lemah (tidak berkuasa)
Allah Taala keberadaanya amat berkuasa sifatnya. Mustahil bagi Allah memiliki sifat lemah atau tidak berkuasa.

15-       Sifat Wajib: Kaunuhu Muridan
Artinya: Menentukan
Sifat Mustahil: Kaunuhu Mukrahan
Artinya: Terpaksa
Allah Taala itu berkuasa menentukan apa yang dikehendakinya. Mustahil sifatnya terpaksa atau dipaksa

16-       Sifat Wajib: Kaunuhu ‘Aliman
Artinya: Maha Mengetahui
Sifat Mustahil:Kaunuhu Jahilan
Artinya: Bodoh
Allah Taala itu maha mengetahui. Mustahil Allah Taala itu jahil/bodoh atau tidak mengetahui.

17-       Sifat Wajib: Kaunuhu Hayyan
Artinya: Hidup
Sifat Mustahil: Kaunuhu Mayyitan
Allah Taala itu Maha Hidup dan menghidupkan alam ini. Mustahil Allah itu bisa mati atau dibunuh.

18-       Sifat Wajib: Kaunuhu Sami’an
Artinya: Mendengar
Sifat Mustahil: Kaunuhu Ashamma
Artinya: Tuli
Allah Taala itu maha mendengar. Mustahil jika Allah Taala tidak mendengar atau tuli.

19-       Sifat Wajib: Kaunuhu Bashiran
Artinya: Melihat
Sifat Mustahil: Kaunuhu A’ma
Artinya: Buta
Allah Taala itu melihat semua kejadian di muka bumi. Mustahil jika sifat Allah itu tidak melihat atau buta.

20-       Sifat Wajib: Kaunuhu Mutakalliman
Artinya: Maha Berkata-kata
Sifat Mustahil: Kaunuhu Abkama
Artinya: Bisu
Allah Taala itu berkata-kata. Mustahil jika Allah Ta’ala bisu atau tidak bisa berkata-kata.

sumber: http://hasanassaggaf.wordpress.com

2. Sifat Jaiz Bagi Allah

SIFAT SIFAT JAIZ BAGI ALLAH Disamping sifat sifat wajib dan mustahil bagi allah ada lagi sifat boleh atau sifat jaiz yang dimiliki oleh Allah. Boleh atau mungkin bagi Allah menjadikan sesuatu itu ”ada” atau boleh atau mungkin membuatnya ”tidak ada”, maksudnya disini boleh melakukannya atau meninggalkannya. Allah sangat berkuasa untuk membuat sesuatu atau meninggalkannya. Contohnya, boleh atau mungkin bagi Allah menciptakan langit, bumi dan matahari dll dan dilain fihak boleh atau mungkin juga bagi Allah untuk tidak menciptakannya.
Tidak wajib bagi Allah membuat sesuatu seperti menghidupkan atau mematikan tapi Allah mempunyai hak muthlaq untuk memnghidupkan atau mematikan.
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ
Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). (al-Qashash 6)

Hikmah Dan Atsar
Tidak seorangpun dari makhluk Allah yang berhak untuk memaksa Allah untuk melaksanakan atau meninggalkan sesuatu. Karena Allah adalah Dzat yang Maha Kuasa, tidak bisa dipaksa atau dikuasai. Sedangkan usaha dan doa manusia hanya sekedar perantara untuk mengharap belas kasih Allah dalam mengabulkan apa yang diinginkan. Keputusan akhir adalah mutlak ada pada kekuasaa Allah.
- الجائز في حق الله تعالى : يجوز في حقه تعالى فعل كل ممكن أو تركه فهو الفاعل المختار لكل شيئ خيرا كان أو شرا  قال الله تعالى { وَللَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ  قَدِيرٌ } و الدليل العقلي على ذلك انه لو لم يكن فعل كل ممكن أو تركه جائزا في حقه لكان واجبا فيصير الممكن واجبا و لو استحال عليه شيئ منها لصار الممكن مستحيلا و كلاهما باطل


SIFAT JAIZ ALLAH (SIFAT BOLEH BAGI ALLAH)
   
Disamping sifat sifat wajib dan mustahil bagi Allah ada lagi sifat boleh atau sifat jaiz yang dimiliki oleh Allah, artinya boleh atau mungkin bagi Allah menjadikan sesuatu itu ”ada” atau boleh atau mungkin juga membuatnya ”tidak ada”, maksudnya disini boleh melakukannya atau meninggalkannya. Allah sangat berkuasa untuk memilih, membuat sesuatu atau meninggalkannya. Dan dalam pembuatan apa saja Allah itu tidak dipaksa atau terpaksa. Contohnya, boleh atau mungkin bagi Allah menciptakan langit, bumi dan matahari dll dan dilain fihak boleh atau mungkin juga bagi Allah untuk tidak menciptakannya. Tidak wajib bagi Allah membuat sesuatu seperti menghidupkan atau mematikan tapi Allah mempunyai hak muthlaq untuk memnghidupkan atau mematikan
وَللَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
”Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (al-Ma’idah: 17)
Jelasnya, tidak seorangpun dari makhluk Allah yang berhak untuk memaksa Allah untuk melaksanakan atau meninggalkan sesuatu. Karena Allah adalah Dzat yang Maha Kuasa. Kekuasaanya tidak bisa dipaksa. Jika bisa dipaksa berarti wajib dilakukan. Maka mustahil bagi Allah memiliki sifat itu.

sumber: http://hasanassaggaf.wordpress.com

3. Sifat Nafsiyyah, Salbiyah, Ma’ani,Ma’nawiyah

Sifat Nafsiyyah, Salbiyah, Ma’ani,Ma’nawiyah

- أقسام الصفات : تنقسم الصفات الواجبة الى أربعة اقسام : نفسية و سلبية و معاني و معنوية
النفسية : هي الصفة التي لا يعقل الموصوف بدونها و هي صفة واحدة : الوجود
السلبية : التي تسلب ما لا يليق به سبحانه و تعالى و هي خمسة صفات : القدم و البقاء و المخالفة للحوادث  والقيام بالنفس و الوحدانية
المعاني : هي كل صفة وجودية توجب لموصوفها حكما و هي سبع صفات : القدرة و الإرادة و العلم  والحياة و السمع و البصر و الكلام
المعنوية :  هي الصفات الملازمة لصفات المعاني و هي سبع صفات : كونه تعالى قادرا ، مريدا ، عالما ، حيا ، سميعا ، بصيرا ، متكلما

PEMBAGIAN SIFAT SIFAT ALLAH
Sifat Wajib dibagi 4 bagian:
I – Sifat Nafsiyyah
II – Sifat Salbiyah
III – Sifat Ma’ani
IV – Sifat Ma’nawiyah

I – SIFAT NAFSIYYAH (SIFAT KEPERIBADIAN)
Maksudnya sesuatu yang tidak bisa diterima oleh akal jika Allah tidak disifatkan dengan sifat ini. Atau bisa juga dikatakan sifat untuk menentukan adanya Allah, di mana Allah menjadi tidak mungkin ada tanpa adanya sifat tersebut. adapun yang tergolong sifat ini hanya satu yaitu sifat wujud.

1-         Sifat Wajib: Wujud
Artinya: Ada
Sifat Mustahil: ’Adam
Aritnya : Tidak Ada
Allah Taala itu ada. Mustahil Allah itu tiada.

II – SIFAT SALBIYAH
Maksudnya sifat yang menolak apa yang tidak layak bagi Allah. Atau dikatakan juga sifat yang digunakan untuk meniadakan sesuatu yang tidak layak bagi Allah. Sifat Salbiyah ini ada lima sifat yakni, 2- Qidam, 3-  Baqo’, 4- Mukhalafatu lil hawaditsi, 5- Qiyamuhu binafsihi, 6- Wahdaniyyah.

2-         Sifat Wajib: Qidam
Artinya: Sedia/terdahulu/tidak ada permulaanya
Sifat Mustahil: Huduts
Artinya: Baru
Allah Taala itu sedia/terdahulu, tidak ada permulaanya. Mustahil Allah itu didahului oleh ‘Adam (ada permulaanya).

3-         Sifat Wajib: Baqa’
Artinya: Kekal
Sifat Mustahil: Fana’
Artinya: Binasa
Allah itu bersifat kekal. Mustahil Ia dikatakan fana (binasa)

4-         Sifat Wajib: Mukhalafah Lilhawaditsi
Artinya: Tidak sama dengan yang baru
Sifat Mustahil: Mumatsalah Lilhawaditsi
Artinya: Sama dengan yang baru
Allah itu tidak mempunyai sifat-sifat yang baru yakni dijadikan dan dihancurkan. Mustahil bersamaan dengan yang baru.

5-         Sifat Wajib: Qiyam Binafsihi
Artinya: Berdiri dengan dirinya sendiri
Sifat Mustahil: Ihtiyaj Ila Mahal Wa Mukhashshash
Allah Taala itu berdiri sendiri. Mustahil tidak berdiri dengan dirinya sendiri atau berdiri pada lainnya dan berdirinya tidak memerlukan tempat tertentu

6-         Sifat Wajib: Wahdaniyah
Artinya: Esa
Sifat Mustahil: Ta’addud
Allah itu Maha Esa Dzat-Nya, Esa sifat-Nya dan esa juga perangai-Nya. Mustahil ia mempunyai Dzat, sifat dan perangai yang berbilang-bilang.

III – SIFAT MA’ANI
Maksudnya sifat yang diwajibkan bagi zat Allah suatu hukum atau sifat yang pasti ada pada Dzat Allah. Sifat ini terdiri dari tujuh sifat, 7- Qudrat, 8- Iradah, 9- Ilmu, 10- Hayat, 11- Sama’, 12- Bashar dan 13- Kalam.

7-         Sifat Wajib: Qudrah
Artinya: Kuasa
Sifat Mustahil: ’Ajez
Artinya: Lemah
Alah Taala itu Maha Berkuasa, apapun bisa dilakukannya. Mustahil Allah itu lemah atau tidak berkuasa.

8-         Sifat Wajib: Iradah
Artinya: Menentukan
Sifat Mustahil: Karahah
Artinya: Terpaksa
Allah itu Menentukan segala-galanya, semua terjadi dengan ketentuan Allah, Mustahil Allah Taala itu terpaksa dan dipaksa menentukan segala galanya

9-         Sifat Wajib: ’Ilim
Artinya: Mengetahui
Sifat Mustahil: Jahil
Artinya: Bodoh
Allah Taala itu amat mengetahui segala-galanya. Mustahil Allah tidak mengetahu atau bodoh.

10-       Sifat Wajib: Hayah
Artinya: Hidup
Sifat Mustahil: Maut
Artinya: Mati
Allah Taala itu sentiasa hidup yakni sentiasa ada. Mustahil Allah Taala itu bisa mati, dianiyaya atau dibunuh.

11-       Sifat Wajib: Sama’
Artinya: Mendengar
Sifat Mustahil: Shamam
Artinya: Tuli
Allah Taala itu mendengar. Mustahil Allah tuli atau tidak mendengar.

12-       Sifat Wajib: Bashar
Artinya: Melihat
Sifat Mustahil: ’Ama
Artinya: Buta
Allah Taala itu sentiasa melihat. Mustahil Allah Taala itu buta.

13-       Sifat Wajib: Kalam
Artinya: Berkata-kata
Sifat Mustahil: Bakam
Artinya: Bisu
Allah Taala itu berkata-kata atau berbicara. Mustahil Allah Taala itu tidak berbicara atau bisu.

IV – SIFAT MA’NAWIYAH
Maksudnya sifat Allah yang dilazimkan atau tidak bisa dipisahkan dengan Sifat Ma’ani. Sifat Ma’nawiyah adalah sifat yang mulazimah atau menjadi akibat dari sifat ma’ani. Sifat ini terdiri dari tujuh sifat, yakni 14- Kaunuhu Qadiran, 15- Kaunuhu Muridan, 16- Kaunuhu Aliman, 17- Kaunuhu Hayyan, 18- Kaunuhu Sami’an, 19- Kaunuhu Bashiran, 20- Kaunuhu Mutakalliman.
:
14-       Sifat Wajib: Kaunuhu Qodiran
Artinya: Keberadaan Allah Maha Kuasa
Sifat Mustahil: Kaunuhu ’Ajizan
Artinya: Keberadaan Allah lemah (tidak berkuasa)
Allah Taala keberadaanya amat berkuasa sifatnya. Mustahil bagi Allah memiliki sifat lemah atau tidak berkuasa.

15-       Sifat Wajib: Kaunuhu Muridan
Artinya: Menentukan
Sifat Mustahil: Kaunuhu Mukrahan
Artinya: Terpaksa
Allah Taala itu berkuasa menentukan apa yang dikehendakinya. Mustahil sifatnya terpaksa atau dipaksa

16-       Sifat Wajib: Kaunuhu ‘Aliman
Artinya: Maha Mengetahui
Sifat Mustahil:Kaunuhu Jahilan
Artinya: Bodoh
Allah Taala itu maha mengetahui. Mustahil Allah Taala itu jahil/bodoh atau tidak mengetahui.

17-       Sifat Wajib: Kaunuhu Hayyan
Artinya: Hidup
Sifat Mustahil: Kaunuhu Mayyitan
Allah Taala itu Maha Hidup dan menghidupkan alam ini. Mustahil Allah itu bisa mati atau dibunuh.

18-       Sifat Wajib: Kaunuhu Sami’an
Artinya: Mendengar
Sifat Mustahil: Kaunuhu Ashamma
Artinya: Tuli
Allah Taala itu maha mendengar. Mustahil jika Allah Taala tidak mendengar atau tuli.

19-       Sifat Wajib: Kaunuhu Bashiran
Artinya: Melihat
Sifat Mustahil: Kaunuhu A’ma
Artinya: Buta
Allah Taala itu melihat semua kejadian di muka bumi. Mustahil jika sifat Allah itu tidak melihat atau buta.

20-       Sifat Wajib: Kaunuhu Mutakalliman
Artinya: Maha Berkata-kata
Sifat Mustahil: Kaunuhu Abkama
Artinya: Bisu
Allah Taala itu berkata-kata. Mustahil jika Allah Ta’ala bisu atau tidak bisa berkata-kata.