Marquee text

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS: At-Taubah 128)

23 June 2012

Syaikh Bin Baaz Menganggap Syirik Amalan Shahabat Bilal bin al-Harits

Syaikh Bin Baaz Menganggap Syirik Amalan Shahabat Bilal bin al-Harits


Klik untuk Zoom
Kaum wahhabiyyah sering kali melontarkan tuduhan-tuduhan syirik kepada semua orang yang berbeda haluan dan paham dengan pemahaman mereka. Tidak hanya orang biasa yang dicap syirik, bahkan dari kalangan ulama’ pun tidak sedikit pula yang dicap sebagai pelaku syirik. Bahkan dengan lancangnya, sahabat Nabi Shollallaah ‘alaih wa sallam pun tidak luput dari tuduhan syirik seperti ini.
Syaikh Bin Baaz, seorang ulama wahhabi menyatakan bahwa amalan seorang sahabat Nabi Shollallaah ‘alaih wa sallam yang bernama Bilal bin al-Harits al-Mazani radhiyallahu ‘anhu adalah amalan yang mungkar dan dapat menjadi wasilah kepada kesyirikan. Pernyataan Bin Baaz ini dapat ditemui di dalam ta’liq (catatan kaki) kitab Fath al-Baari bi Syarh Shohih al-Bukhari karya al-Imam ibn Hajar al-Asqalani rahimahullaah yang ditahqiiq oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz cetakan Maktabah as-Salafiyyah, halaman 495 juz 2.
(Catatan: Kitab  ini dapat juga didownload dalam bentuk digital di http://waqfeya.net/book.php?bid=3705, dan klik مجلد ٢ )
Pada halaman 495 dan 496 disebutkan sebuah riwayat (perhatikan screenshot di atas pada bagian teks yang bergaris warna hijau):

وروى إبن أبي شيبة بإسناد صحيح ، من رواية أبي صالح السمان ، عن مالك الداري وكان خازن عمر قال : أصاب الناس قحط في زمن عمر فجاء رجل إلى قبر النبي (صلى الله عليه وسلم) فقال : يا رسول الله إستسق لأمتك فإنهم قد هلكوا ، فأتى الرجل في المنام فقيل له : إئت عمر وقد روى سيف في الفتوح أن الذي رأى المنام المذكور هو بلال بن الحارث المزني أحد الصحابة

Telah diriwayatkan dari ibn Abu Syaibah dengan sanad yang shahih, dari riwayat Abu Sholih as-Sammani, dari Malik ad-Daari yang mana beliau adalah bendaharanya khalifah ‘Umar, beliau berkata: Masyarakat ditimpa paceklik pada masa Khalifah ‘Umar, kemudian seseorang mendatangi kubur Nabi Shollallaah ‘alaih wa sallam kemudian berkata: “Yaa Rasulallaah, mohonkan hujan untuk ummatmu disebabkan mereka hendak binasa”. Kemudian di dalam tidurnya datanglah seseorang dan berkata kepadanya: “Datangilah ‘Umar!”. Dan sungguh telah diriwayatkan pula dari Saif di dalam al-Futuuh bahwasanya lelaki yang bermimpi tadi adalah Bilal bin al-Harits al-Mazani yang merupakan salah seorang dari kalangan sahabat.
Kemudian di halaman yang sama, terdapat catatan kaki dari Syaikh Bin Baaz yang dengan sangat berani dan lancang menyatakan bahwa amalan sahabat Bilal bin al-Harits al-Mazani tersebut adalah amalan yang munkar dan syirik (perhatikan gambar yang bergaris warna merah dan bagian yang paling parah adalah yang saya beri tanda kotak biru):
Riwayat ini, –jika dianggap shahih sebagaimana yang dikatakan oleh pen-syarahnya (ibn Hajar)– bukanlah hujjah atas diperbolehkannya istisqa’ (dengan perantara) kepada Nabi Shollallaah ‘alaih wa sallam setelah beliau wafat, hal ini dikarenakan orang yang meminta tersebut majhul (tidak dikenali) dan bahwasanya amalan para shahabat radhiyallaahu ‘anhum bertolak belakang dengan perbuatan orang ini, dan mereka adalah orang-orang yang paling memahami syari’at, dan tidak ada seorangpun dari mereka yang mendatangi kubur beliau untuk meminta hujan maupun permintaan lainnya, bahkan ‘Umar telah berpaling dari perbuatan tersebut yaitu pada sebuah musim kemarau beliau melakukan istisqa’ dengan perantaraan ‘Abbas, dan tidak ada satupun dari mereka yang mengingkarinya, maka ketahuilah bahwasanya hal yang demikian inilah yang benar, dan sungguh apa yang dikerjakan orang ini (Sahabat Bilal bin al-Harits) adalah munkar dan dapat menjadikan jalan kepada kesyirikan. Bahkan sebagian ulama menganggap perbuatan tersebut adalah bagian dari kesyirikan. Adapun penamaan orang yang berdo’a dalam riwayat Saif tersebut dengan Bilal ibn al-Harits, maka keshahihannya perlu ditinjau ulang.
Perlu untuk diperhatikan, bahwasanya catatan kaki tersebut adalah PENDAPAT PRIBADI SYEKH BIN BAAZ, bukan pendapat maupun penjelasan dari pengarang kitab Fath al-Baari  (al-imam ibn Hajar al-Asqalani rahimahullaah).
Sebagaimana yang sudah kita ketahui, bahwasanya para Sahabat Nabi Shollallaah ‘alaih wa sallam adalah sebaik-baik kelompok manusia yang sudah dijamin Surga oleh Allah Ta’aala, itu artinya para Sahabat Nabi adalah orang-orang yang lurus di dalam menjalankan diinul Islam dan Allah ta’aala telah ridho kepada mereka radhiyallaahu ‘anhum. Tapi mengapa di zaman ini ada yang berani menyatakan bahwasanya salah seorang sahabat Nabi itu pelaku syirik? Apakah ini yang disebut dengan kaum yang mengikuti Salaf?
Wallahu a’lam.


Sumber: http://jundumuhammad.net/2011/10/16/syaikh-bin-baaz-menganggap-syirik-amalan-shahabat-bilal-bin-al-harits/#more-1217

Tahukah anda? Makkah sekarang sudah seperti Las Vegas

Tahukah anda? Makkah sekarang sudah seperti Las Vegas


“Makkah sekarang sudah seperti Las Vegas, ” begitulah pernyataan yang dilontarkan Ali al-Ahmad, direktur Institute for Gulf Affairs-lembaga riset oposisi Saudi – yang berbasis di Washington, melihat perkembangan kota suci Makkah saat ini.
Kota Makkah yang menyandang sebutan kota suci dan menjadi pusat ibadah haji umat Islam di seluruh dunia, ketenangan dan kekhusyukannya makin terkikis, Ka’bah yang terletak di tengah masjid Haram dan menjadi arah shalat Muslim sedunia, semakin tenggelam oleh berdirinya gedung-gedung tinggi.
Menurutnya, perkembangan kota Makkah sekarang adalah sebuah bencana. “Hal ini akan memberikan pengaruh buruk bagi umat Islam. Ketika mereka ke Makkah mereka tidak punya perasaan apapun, tidak ada keunikan lagi. Apa yang anda lihat cuma semen dan kaca, “ ujar Ahmad serius.