Marquee text

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS: At-Taubah 128)

04 June 2012

Biografi Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin ra


Beliau adalah Al-Imam Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib (semoga Allah meridhoi mereka semua). Digelari Al-Baqir (yang membelah bumi) karena kapasitas keilmuan beliau yang begitu mendalam sehingga diibaratkan dapat membelah bumi dan mengeluarkan isinya yang berupa pengetahuan-pengetahuan. Nama panggilan beliau adalah Abu Ja'far.

Al-Imam Ibnu Al-Madiny meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah (semoga Allah meridhoi mereka berdua) bahwasannya Jabir berkata kepada Imam Muhammad Al-Baqir yang pada waktu itu masih kecil, "Rasulullah SAW mengirimkan salam untukmu." Beliau bertanya, "Bagaimana hal itu bisa terjadi?." Jabir menjawab, "Pada suatu hari saya sedang duduk bersama Rasulullah SAW, sedangkan Al-Husain (cucu beliau) lagi bermain-main di pangkuan beliau. Kemudian Rasulullah SAW berkata, 'Pada suatu saat nanti, dia (yaitu Al-Husain) akan mempunyai seorang putra yang bernama Ali (Zainal Abidin). Jika hari kiamat datang, akan terdengar seruan, 'Berdirilah wahai pemuka para ahli ibadah.' Maka kemudian putranya (yaitu Ali-Zainal Abidin) itu akan bangun. Kemudian dia (yaitu Ali Zainal Abidin) akan mempunyai seorang putra yang bernama Muhammad. Jika engkau sempat menjumpainya, wahai Jabir, maka sampaikan salam dariku.' "

Beliau, Muhammad Al-Baqir, adalah keturunan Rasul SAW dari jalur ayah dan ibu. Beliau adalah seorang yang berilmu luas. Namanya menyebar seantero negeri. Ibu beliau adalah Ummu Abdullah, yaitu Fatimah bintu Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib (semoga Allah meridhoi mereka semua). Beliau dilahirkan di kota Madinah pada hari Jum'at, 12 Safar 57 H, atau 3 tahun sebelum gugurnya ayahnya, Al-Imam Al-Husain.

Dari sebagian kalam mutiara beliau adalah, "Tidaklah hati seseorang dimasuki unsur sifat sombong, kecuali akalnya akan berkurang sebanyak unsur kesombongan yang masuk atau bahkan lebih." "Sesungguhnya petir itu dapat menyambar seorang mukmin atau bukan, akan tetapi tak akan menyambar seorang yang berdzikir." "Tidak ada ibadah yang lebih utama daripada menjaga perut dan kemaluan." "Seburuk-buruknya seorang teman itu adalah seseorang yang hanya menemanimu ketika kamu kaya dan meninggalkanmu ketika kamu miskin." "Kenalkanlah rasa kasih-sayang di dalam hati saudaramu dengan cara engkau memperkenalkannya dulu di dalam hatimu." Beliau jika tertawa, beliau berkata, "Ya Allah, janganlah Engkau timpakan murka-Mu kepadaku."

Beliau adalah seorang yang mencintai dua orang yang agung, yaitu Abubakar dan Umar (semoga Allah meridhoi mereka berdua). Diantara kalam mutiara beliau yang lain, saat beliau berkata kepada putranya, "Wahai putraku, hindarilah sifat malas dan bosan, karena keduanya adalah kunci setiap keburukan. Sesungguhnya engkau jika malas, maka engkau akan banyak tidak melaksanakan kewajiban. Jika engkau bosan, maka engkau tak akan tahan dalam menunaikan kewajiban." Di antara kalam mutiara beliau yang lain, "Jika engkau menginginkan suatu kenikmatan itu terus padamu, maka perbanyaklah mensyukurinya. Jika engkau merasa rezeki itu datangnya lambat, maka perbanyaklah istighfar. Jika engkau ditimpa kesedihan, maka perbanyaklah ucapan 'Laa haula wa laa quwwata illaa billah'. Jika engkau takut pada suatu kaum, ucapkanlah, 'Hasbunallah wa ni'mal wakiil'. Jika engkau kagum terhadap sesuatu, ucapkanlah, 'Maa syaa'allah, laa quwwata illaa billah'. Jika engkau dikhianati, ucapkanlah, 'Wa ufawwidhu amrii ilaallah, innaallaha bashiirun bil 'ibaad'. Jika engkau ditimpa kesumpekan, ucapkanlah, 'Laa ilaaha illaa Anta, Subhaanaka innii kuntu minadz dzolimiin.' "

Beliau wafat di kota Madinah pada tahun 117 H (dalam riwayat lain 114 H atau 118 H) dan disemayamkan di pekuburan Baqi', tepatnya di qubah Al-Abbas disamping ayahnya. Beliau berwasiat untuk dikafani dengan qamisnya yang biasa dipakainya shalat. Beliau meninggalkan beberapa orang anak, yaitu Ja'far, Abdullah, Ibrahim, Ali, Zainab dan Ummu Kultsum. Putra beliau yang bernama Ja'far dan Abdullah dilahirkan dari seorang ibu yang bernama Farwah bintu Qasim bin Muhammad bin Abubakar Ash-Shiddiq.
Radhiyallohu anhu wa ardhah...
[Disarikan dari Syarh Al-Ainiyyah, Nadzm Sayyidina Al-Habib Al-Qutub Abdullah bin Alwi Alhaddad Ba'alawy, karya Al-Allamah Al-Habib Ahmad bin Zain Alhabsyi Ba'alawy

Islam In Japan

Minoritas Yang Semakin Menggeliat
Masyarakat Muslim di Jepang mungkin memiliki profil yang sederhana, tetapi mereka terus berkembang. Muslim Jepang terus berusaha mengatasi kesulitan yang mereka hadapi untuk beradaptasi dengan kehidupan di negara raksasa Asia. 
   
"Saya percaya ketertarikan masyarakat akan Islam telah meningkat," kata Hirofumi Tanada, profesor ilmu manusia di Universitas Waseda Tokyo, kepada The Japan Times.
Islam mulai ada di Jepang pada tahun 1920 melalui imigrasi beberapa ratus Muslim Turki dari Rusia karena evolusi Rusia.
Pada tahun 1930, jumlah Muslim Jepang mencapai sekitar 1000 orang dengan asal-usul yang berbeda.
 
Gelombang imigran berikutnya pada tahun 1980 mulai menyertakan buruh dari Iran, Pakistan dan Bangladesh.

Sekarang, Jepang adalah rumah bagi masyarakat Muslim dengan jumlah sekitar 120.000 orang. Penduduk Jepang sendiri berjumlah hampir 127 juta orang, menjadikannya sebagai negara kesepuluh di dunia yang paling padat penduduknya.
 
Tanada mengatakan bahwa faktor-faktor seperti pertukaran pelajar dan pekerja membuat populasi Muslim di Jepang semakin meningkat dan terus meningkat.
"Ada banyak Muslim yang telah menikah dan menetap dengan keluarga mereka di Jepang,," kata profesor Tanada.
 
Ada juga peningkatan jumlah orang Jepang yang memeluk Islam yang saat ini diperkirakan mencapai 10.000 orang, tambahnya.
Banyak wanita Jepang memeluk Islam setelah menikah dengan pria Muslim.
 
Dan seiring dengan pertumbuhan jumlah umat Muslim yang pesat, sekarang ini banyak bermunculan pelayanan katering dan gerai makanan halal di Tokyo.
Ada sekitar 60 masjid, dan lebih dari 100 musalla atau area terbatas lainnya untuk melaksanakan salat, dan tersebar di seluruh Jepang.
Meskipun Muslim mengalami kesulitan mengikuti salat lima waktu di masjid-masjid, namun untuk salat Jumat, mereka selalu menyempatkan diri.
 
Tokyo Camii, juga dikenal sebagai Masjid Tokyo, salah satu masjid tertua di Jepang menampung lebih dari 400 sampai 500 Muslim setiap Jumat siang, sebagian besar dari mereka berasal dari Pakistan, Malaysia dan Indonesia.
 
Kesulitan Muslim Jepang
Tapi kehidupan di Jepang tidak selalu mudah bagi umat Islam.
Ihsan Bhai, seorang Muslim yang telah tinggal di negara ini selama 16 tahun terakhir, mampu beradaptasi dengan masyarakat Jepang, tetapi istri dan anak-anaknya merasa kesulitan untuk menjadi seorang Muslim di negara ini.

"Saya berharap anak-anak dan orang tua Jepang bisa menerima bahwa ada berbagai jenis orang di dunia ini," kata istri Ihsan Bhai.
Ada juga kendala dengan makanan halal yang tidak tersedia sepanjang waktu." Contohnya, jika Anda melihat dengan saksama di kemasan ‘sembei’ (kerupuk beras Jepang), di situ ada ekstrak sup ayam, yang mungkin tidak halal," katanya.
 
Tapi makanan halal dan perbedaan budaya bukan satu-satunya masalah yang mereka hadapi. Suaminya Bhai bertanggung jawab atas masjid Asakusa di wilayah Kanto.
Masjid ini salah satu dari delapan masjid lainnya yang ditetapkan oleh Islamic Circle of Jepang, sebuah organisasi yang didirikan oleh Bhai pada tahun 1997 setelah ia tiba ke negara itu.
 
Namun suasana di masjid ini berubah sejak peristiwa 9/11. Muslim Jepang, seperti Muslim di banyak negara-negara non-Muslim lainnya di dunia, telah dilabeli dengan sebutan sarang terorisme.
Kampanye Barat terhadap Islam yang menyebarkan kesalahpahaman tentang agama di Jepang juga memengaruhi dampak toleransi masyarakat Jepang kepada umat Muslim yang tinggal di antara mereka.
"Saya sendiri dan banyak umat Islam di Jepang mencintai negeri ini dan sudah menganggapnya sebagai rumah kami. Mengapa kami harus menghancurkan rumah kami sendiri?" tanya Bhai.
 
Melalui organisasinya, Bhai terus berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat Jepang bahwa umat Islam adalah orang-orang yang cinta damai.
 
Tetapi meskipun semua hambatan itu, banyak pihak seperti profesor Tanada, sangat optimis akan perkembangan Islam. Dia percaya prospek Muslim dalam masyarakat Jepang dan kesediaan mereka untuk menawarkan niat baik mereka kepada orang-orang di sekitar mereka. "Mereka (Muslim) ingin lebih banyak orang lagi untuk memahami agama mereka." Ujarnya. 
sumber : era muslim

Fadhilah Istighfar

 
ISTIGHFAR

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ ، وَتُبْ عَلَيَّ ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
Nabi Muhammad SAW yang sudah diampuni dosa awal dan akhirnya dalam satu kali duduk saja beliau membaca istigfar 100 kali. Maka kita sebagai umatnya layak meniru beliau SAW. Setidak-tidaknya dalam sehari kita membaca 100 kali, atau bila tidak mampu 70 kali atau 40 kali atau minimal 3 kali.

(1) قَالَ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ : مَنْ لَزِمَ اْلإِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيْقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتسِبُ .
Bersabda Rosulullah SAW : “Barang siapa selalu membaca istigfar, maka Allah akan menghilangkan kesusahannya, dan memberi jalan keluar dari kesempitan hidup, serta memberinya rizki dari arah yang tidak dia perkirakan”.

(2) قَالَ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ : قَالَ إِبْلِيْسُ وَعِزَّتِكَ وَجَلاَلِكَ يَارَبِّ لاَ أَبْرَحُ أُغْوِي عَبَادَكَ مَا دَامَتْ أَرْوَاحُهُمْ فِيْ أَجْسَادِهِمْ، فَقَالَ اللهُ وَعِزَّتِي وَجَلاَلِي لاَ بَرِحْتُ  أَغْفِرُ لَهُمْ مَا اسْتَغْفَرُوْنِي
Bersabda Rosulullah SAW : Berkata Iblis , demi kemuliaan dan keagungan-Mu Ya Tuhanku aku tidak akan berhenti menyelewengkan hamba-Mu selama mereka hidup. Allah berfirman, demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku tidak peduli akan mengampuni mereka selama mereka minta ampun kepada-Ku”

(3) مِنْ كَلاَمِ اْلإِمَام مُحَمَّدٍ الْبَاقِر رَضِيَ اللهُ عَنْهُ :
إِذَا أَصَابَكَ غَمٌّ فَقُلْ : لآ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ
Berkata Imam Muhammad Baqir RA :  Jika menimpa padamu kesumpekan maka bacalah :
لآ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ
Maka untuk menghilangkan kesumpekan , hendaknya kita membaca setiap hari  
10 / 40 / 100 kali .