Marquee text

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS: At-Taubah 128)

16 April 2013

Keramat Para Wali


Sayid ‘Alibin Husein Al-‘Athas ra berkata: 

            Al-‘Allamah Al-Muhaqqiq, Malikul Bayan wa Hamilu Liwail Burhan, Syeikh Musthôfa Abu Saif Al-HamamiAl-AzhariAl-Mishridalam bukunya Ghautsul ‘Ibad wa Bayanur Rasyad berkata: 

            Dewasa ini dunia dipenuhi oleh orang-orang yang mengingkari keramat para wali.  Mereka menganggap bahwa keyakinan pada kekeramatan para wali adalah peninggalan abad pertengahan.  Menurut mereka kita akan mengalami kemerosotan dalam beragama dan kehidupan dunia jika orang-orang yang mempercayai keramat para wali ini masih ada di alam ini.  Andaikata mereka berpikiran luas, tentu mereka akan melihat bahwa ada sekelompok kaum yang mempercayai keramat para wali sampai pada keyakinan bahwa di dunia ini tidak ada seorang pun yang meragukan kekeramatan para wali.  Sebab, mereka menyaksikan begitu banyak kekeramatan wali.  Hamba-hamba Allah yang saleh memandang kekeramatan sebagai hal yang biasa bagi mereka.  Sebab, setiap hari mereka melihat keramat tersebut muncul dari orang-orang mulia yang bersama mereka.

            Sesungguhnya ada dua sebab yang mungkin mendorong mereka untuk mengingkari keramat para wali.