Marquee text

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS: At-Taubah 128)

30 July 2012

Kumpulan Radio Streaming Aswaja

Jaga dan lindungi keluarga kita dari penularan virus/ kuman WC!!. Salah satu media penyebaran virus tersebut adalah Radio. Maka dari itu jaga, periksa baik-baik apakah anggota keluarga kita mendengarkan channel radio islami yang salah atau tidak?. Jangan sampai channel radio yang didengarkan oleh anggota keluarga kita adalah radio-radio yang bervirus WC (Wahabi) seperti Radio ROh DJAhat dan lain sebagainya. Tiap rumah hampir pasti punya radio. Kalaupun tidak punya, sekarang aplikasi radio banyak terdapat di HP maupun juga bisa dimainkan di komputer yang terhubung ke internet.

Perkembangan teknologi internet di Indonesia semakin terus berkembang dan sulit dibendung. Kemajuan ini membawa dampak dalam perubahan cara penyampaian informasi melalui media baru media online kepada masyarakat. Salah satunya adalah dengan hadirnya radio-radio online yang memberikan fasilitas live streaming bagi pendengarnya. Fasilitas live streaming ini sangat berguna sekali karena program-program radio yang dihadirkan dapat didengarkan  dan dinikmati setiap orang di manapun berada asalkan terhubung dengan koneksi internet.

Hal ini tentu saja berdampak positif dan dimanfaatkan dengan sebaik mungkin oleh stasiun-stasiun radio lebih khusus radio dakwah Islam di Indonesia untuk memberikan akses informasi aktual dan untuk lebih meluaskan jaringan dakwahnya.

Dan bagi anda yang sedang mencari radio dakwah Islam online, berikut kami sajikan daftar streaming radio dakwah Islam Ahlussunah wal Jama’ah yang ada di seluruh Nusantara yang berhasil dihimpun:
  1. Al Hidayah FM Solo adalah salah stasiun radio dakwah yang berdiri di kota Solo yang mengusung satu misi yaitu untuk menjalin ukhuwah Islamiyah pada umumnya di kalangan umat muslim dan pada khususnya yang berdomisili di kota Solo. Radio yang beralamatkan di Jalan Raya Solo Baru No 38 Surakarta didirikan oleh suatu majelis taqlim yaitu majelis khotmil quran Alhidayah yang juga berpusat di kota Solo. Radio ini mengudara dengan frekuensi 107.6 MHz dan berusaha dengan semaksimal mungkin untuk menemani, menghibur dan sekaligus menyebarkan ajaran agama Islam Ahlusunnah Waljamaah, dan untuk mempererat jalinan ukhuwah dan radio Alhidayah FM menyabut para pendengarnya dengan panggilan sahabat dan sahabati dan radio Alhidayahfm sendiri di pimpin oleh Ust.H.Soni Parsono. Website: http://fm.alhidayah.info/.
    Radio Alhidayah FM - winamp  Copy Link URL ini ke Winamp anda : http://alhidayah.pasar.tv:7930/listen.pls
  2. Himmah FM adalah radio yang terbentuk pada bulan Rabiul Awal 1431 H atas arahan dari Pimpinan Universitas Al Ahgaf Yaman (Al Habib Abdullah bin Muhammad Baharun). Radio ini bekerja sama via internet dengan radio-radio di Indonesia dengan cara mengakses kajian kemudian dipancarkan melalui frekuensi, seperti Radioqu di Cirebon dengan frekuensi 103,9 MHz,dan MBS FM Suci Gresik yang mengudara dengan frekuensi FM 103 MHz, atau Radio MaduFM di Tulung Agung dengan frekuensi FM 107,7 MHz, Radio Madu Sakti FM Prigi, Radio SN Bontang, dan lain sebagainya. Raadio dakwah ini dikelola oleh mahasiswa dan alumni Universitas Al Ahgaf Yaman sebagai bentuk kegiatan dakwah yang mempresentasikan kajian-kajian keislaman bertujuan untuk kembali mengeksiskan faham ahlusssunnah wal jama’ah di tengah-tengah masyarakat.  Website: www.himmahfm.com. Pengguna smartphone Android, Blackberry, dan iPhone dapat menggunakan aplikasi Nux Radio di http://bb.radiointernetindonesia.com/.
  3. Radio Suara Nabawiy 107.7 Mhz adalah radio dakwah yang berlokasi di Pasuruan Jawa Timur yang menyajikan beragam program menarik bernuansa Islami yang bisa menyirami hati anda di tengah aktivitas. Wesbsite: www.suaranabawiy.com
  4. RADIO-QU 98.5FM Cirebon. Website: www.radioquonline.com. ini radionya Majelis Al-Bahjah Cirebon asuhan Buya Yahya.
  5. Radio Dakwatul Musthofa (DAMU) adalah radio yang beralamatkan di MASJID SYUHADAK Jl.Veteran no 87 Lumajang-Jawa Timur. Hadirnya radio ini melalui internet, juga bisa dinikmati di daerah Lumajang dan sekitarnya melalui pemancar radio dengan gelombang FM 107.1 Mhz sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat, menambah ilmu serta memudahkan saudara-saudaraku dalam menimba ilmu syar’i sesuai Al Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman generasi salafus shalih. Website: www.radiodakwahmustofa.com
  6. 95.5 RASfm Radio Alaikassalam Jakarta adalah satu-satunya radio di Jakarta yang mengemas secara khusus keselarasan antara program da’wah dan informasi tanpa meninggalkan fungsi radio sebagai media hiburan, yang disajikan dengan kesejukan dalam tutur kata.Keunikan inilah yang telah membuat Radio RAS FM menjadi referensi, barometer dan cara hidup bagi masyarakat pendengar yang loyal, yaitu “KELUARGA MUSLIM yang DINAMIS, MODERN namun tetap berpegang kepada nilai-nilai RELIGIUS dengan toleransi tinggi”. Website: www.rasfmjakarta.com
  7. Radio SARKUB FM Jika ingin mendengarkan melalui Winamp anda, silahkan copy URL berikut ini di Winamp atau media player lainnya: http://radio.sarkub.com:8784/listen.pls .Di Bojonegoro ada Radio SARKUB FM Bojonegoro pimp. Rohmatulloh Muhammad Iwan Sa’dulloh, saat ini bisa hanya menjangkau daerah WILAYAH CEPU , BALUN , TAMBAK ROMO , BLORA , KEDUNGTUBAN , RANDU BLATUNG , PADANGAN , KEBUN AGUNG , PURWOSARI , KALITIDU , MALO , SEKARAN , KEMIRI , MBESAH , SAMBENG , KASIMAN , BETET , BATOKAN.

Untuk mendengarkan live streaming radio-radio di atas, maka komputer anda perlu terhubung dengan koneksi internet terlebih dahulu. Kemudian anda harus punya program Winamp di komputer, bagi yang belum punya silahkan DOWNLOAD DISINI. Cara memasukkan link URL ke winampnya adalah, copy dulu link URL Radio streaming yang anda inginkan, contoh: http://suaranabawiy.pasar.tv:7974/listen.pls , lalu buka Winamp di Pojok kiri bawah klik lah “Add” lalu “Add URL”, lalu paste-kan link URL yang telah anda copy tadi kesitu. Selesai.
*) Bila anda menemukan streaming radio aswaja silahkan laporkan kesini agar kami tambahkan. Kami tidak menerima radio yang bervirus WC.

Sumber: http://www.sarkub.com/2011/kumpulan-radio-streaming-aswaja/

Pembantaian Muslim Rohingya, Aung San Suu Kyi Membisu

 Aneka etnis tinggal di Myanmar. Pemerintah mengakui ada 135 etnis minoritas, tapi etnis Rohingya tidak masuk dalam daftar “ras nasional” yang diakui pemerintahan jenderal Ne Win pada 1982.
Berbagai perlakuan brutal dilakukan terhadap suku-suku minoritas oleh militer yang lebih dari setengah abad mengenggam keuasaan di Myanmar. Front pertempuran terbuka meletus di utara, timur dan barat laut Myanmar. Etnis Shan, Karen, Mon, Chin dan Kachin memiliki pasukan bersenjata mereka sendiri, selama beberapa dasa warsa. Yang ketakutan ya warga negara biasa yang bukan gerilyawan anti pemerintahan militer.

29 July 2012

Kisah Seorang Yahudi yang Mengislamkan Jutaan Orang

Oleh: Mustamid

 Di  suatu tempat di Prancis sekitar lima puluh tahun yang lalu, ada seorang berkebangsaan Turki berumur 50 tahun bernama Ibrahim. Ia adalah orangtua yang menjual makanan di sebuah toko makanan. Toko tersebut terletak di sebuah apartemen di mana salah satu penghuninya adalah keluarga Yahudi yang memiliki seorang anak bernama “Jad” berumur 7 tahun.

27 July 2012

Hadits Dhoif

Hadits Dhoif adalah hadits yang lemah hukum sanad periwayatnya atau pada hukum matannya, mengenai beramal dengan hadits dhaif merupakan hal yang diperbolehkan oleh para Ulama Muhadditsin,

Hadits dhoif tak dapat dijadikan Hujjah atau dalil dalam suatu hukum, namun tak sepantasnya kita menafikan (meniadakan) hadits dhoif, karena hadits dhoif banyak pembagiannya,

Dan telah sepakat jumhur para ulama untuk menerapkan beberapa hukum dengan berlandaskan dengan hadits dhoif, sebagaimana Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah, menjadikan hukum bahwa bersentuhan kulit antara pria dan wanita dewasa tidak membatalkan wudhu, dengan berdalil pada hadits Aisyah ra bersama Rasul saw yang Rasul saw menyentuhnya dan lalu meneruskan shalat tanpa berwudhu, hadits ini dhoif, namun Imam Ahmad memakainya sebagai ketentuan hukum thaharah.

Sebaiknya jangan mengambil ilmu agama dari sembarang ulama

Jangan sekedar berpatokan ulama tersebut dari bangsa Arab tentu mengerti bahasa Arab.

Hindarilah ulama yang berasal dari sekte atau firqoh yakni orang-orang yang mengikuti pemahaman ulama yang telah keluar (kharaja) dari pemahaman mayoritas kaum muslim (as-sawad al a’zham).
Talaqqi dengan ulama shaleh
Dari Ibnu Sirin dari Abi Mas’ud, bahwa beliau mewasiatkan kepada orang yang bertanya kepadanya ketika ‘Utsman dibunuh, untuk berpegang teguh pada Jama’ah, karena Allah tidak akan mengumpulkan umat Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam kesesatan. Dan dalam hadits dinyatakan bahwa ketika manusia tidak mempunyai imam, dan manusia berpecah belah menjadi kelompok-kelompok maka janganlah mengikuti salah satu firqah/sekte. Hindarilah semua firqah/sekte itu jika kalian mampu untuk menghindari terjatuh ke dalam keburukan”.

25 July 2012

Kewajiban Zakat Fitrah Bagi Kaum Muslimin

Kewajiban Zakat Fitrah Bagi Kaum Muslimin
Senin, 29 September 2008


عن ابن عمر رضي الله عنه :
فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكَاةَ الْفِطْرِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى الْعَبْدِ وَالْحُرِّ وَالذَّكَرِ وَالْأُنْثَى وَالصَّغِيرِ وَالْكَبِيرِ مِنْ الْمُسْلِمِينَ وَأَمَرَ بِهَا أَنْ تُؤَدَّى قَبْلَ خُرُوجِ النَّاسِ إِلَى الصَّلَاةِ (صحيح البخاري

Dari Ibnu Umar ra:
"Rasulullah saw mewajibkan zakat fitrah satu shaa' (1 shaa = 4 mudd = 3,5 liter) daripada terigu, atau satu Shaa' daripada kurma (bahan pokok di wilayah masing masing), diwajibkan kepada hamba sahaya dan orang merdeka, pria dan wanita, besar dan kecil, dari kaum muslimin, dan beliau memerintahkan untuk disampaikan sebelum keluarnya orang orang untuk shalat idul fitri" (Shahih Bukhari)

24 July 2012

Tanya Jawab Bersama Habib Luthfi bin Yahya

Tanya Jawab Bersama Habib Luthfi bin Yahya
Buku Habib Lutfhi
Berbicara Seputar Tarekat
Puji syukur kepada Allah swt atas nikmat, rahmat, taufik , dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad saw, keluarga beserta para sahabatnya dan juga pula semoga rahmat serta inayah-Nya  tercurah kepada al-Habib Luthfi bin Yahya beserta keluarga.
Habib, saya sering mendengar kata syari’at dan  thariqah, tetapi saya belum begitu faham apa artinya. Saya mohon, Habib berkenan menjelaskannya. (M. Riyadi, 1 Tegal, Jawa Tengah).

al-Habib Luthfi bin Yahya ra menjawab: “Syari’at dan thariqah itu tidak bisa dipisahkan. Berthariqah tapi ia menginggalkan syari’at, tidaklah benar. Karena thariqah adalah buah dari syari’at atau orang yang mengambil jalan thariqah harus melalui pintu syari’at.


21 July 2012

Hukum Isbal ( Celana Cingkrang ) oleh Habib Munzir Al Musawwa

Isbal (tidak membuat pakaian menjela/memanjang dibawah mata kaki) adalah sunnah Rasul saw dalam sholat dan diluar shalat,
Rasul saw bersabda : “Barangsiapa yg menyeret nyeret pakaiannya (menjela pakaiannya/jubahnya krn sombong maka Allah tidak akan melihatnya dihari kiamat (murka)” lalu berkata Abubakar shiddiq ra : Wahai Rasulullah…, pakaianku menjela.., maka berkata Rasul saw : “Sungguh kau memperbuat itu bukan karena sombong” (Shahih Bukhari Bab Manaqib).

berkata AL Hafidh Imam Ibn Hajar mengenai syarah hadits ini : “kesaksian Nabi saw menafikan makruh perbuatan itu pada ABubakar ra” (Fathul Baari bisyarh shahih Bukhari Bab Manaqib).
jelaslah sudah bahwa perbuatan itu tidak makruh apalagi haram, kecuali jika diperbuat karena sombong, dimasa itu bisa dibedakan antara orang kaya dg orang miskin adalah dilihat dari bajunya, baju para buruh dan fuqara adah pendek hingga bawah lutut diatas matakaki, karena mereka pekerja, tak mau pakaiannya terkena debu saat bekerja, dan para orang kaya dan bangsawan memanjangkan jubahnya menjela ketanah, karena mereka selalu berjalan diatas permadani dan kereta, jarang menginjak tanah, maka jadilah semacam hal yg bergengsi, memakai pakaian panjang demi memamerkan kekayaannya, dan itu tak terjadi lagi masa kini, orang kaya dan miskin sama saja, tak bisa dibedakan dengan pakaian yg menjela.

jelas dibuktikan dengan riwayat shahih Bukhari diatas, bahwa terang2an abubakar shiddiq ra berpakaian spt itu tanpa sengaja, namun Rasul saw menjawab : “Kau berbuat itu bukan karena sombong”

berarti yg dilarang adalah jika karena sombong.
Sumber Habib Munzir Al Musawwa

1 Ramadhan 1433H




Firman Allah ta’ala yang artinya
Karena itu, barangsiapa di antara kamu menyaksikan bulan (di negeri tempat tinggalnya), maka hendaklah ia berpuasa pada bulan tersebut.” (QS. Al Baqarah [2] : 185)

Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji” (QS Al Baqarah [2]:189 )

Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua” (QS Yaasin [36]:39)
Sebagai bentuk tandan yang tua” maksudnya: bulan-bulan itu pada awal bulan, kecil berbentuk sabit, kemudian sesudah menempati manzilah-manzilah, dia menjadi purnama, kemudian pada manzilah terakhir kelihatan seperti tandan kering yang melengkung

Mengapa Hasil Rukyat Cakung Dianulir?


Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH A. Ghazalie Masroeri meragukan kualitas rukyat di Cakung. Bukan hanya meragukan, tapi mengatakan hasil rukyat di Cakung itu tidak sah dan meminta Kementerian Agama menertibkan tim rukyat di sana.



Ada empat hal, kata Kiai Ghazalie yang menyebabkan hasil rukyat di Cakung tidak shahih menurut ilmu falak.

Pertama hilal dilaporkan berhasil diamati pada pukul 17.53 WIB, sebelum waktu maghrib untuk wilayah Jakarta tiba. Padahal menurut ketentuan syariat dan berdasarkan pedoman ilmu astronomi hilal baru mungkin dilihat setelah ghurub, atau terbenam matahari. “Belum maghrib, mustahil mendapatkan hilal,” kata Kiai Ghazali.

17 July 2012

KISAH CINTA SEORANG ANAK KECIL TERHADAP RASULULLAH

Pada zaman Al-Imam Al-Hafiz Wajihuddin Abdul Rahman bin Ali bin Muhammad Al-Syaibani al-Yamani al-Zabidi Al-Syafie (Pengarang Maulid dibai), dikala waktu siang Al-Imam ingin berziarah ke makam Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dari kota Yaman ke kota Madinah bersama para sahabat dan jama’ahnya.
Kota Nabi dilihat dari pemakaman Baqi
Ada seorang anak kecil yang ingin sekali melihat makam Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Al-Imam menanyakan kepada salah satu sahabatnya, ‘Ini anak siapa? Apa yang ia lakukan?’
Salah satu sahabatnya mengatakan, “Ia ingin ikut perjalanan kita ya Imam”.
Lalu Al-Imam itu menjawab, ‘Tidak boleh, karena perjalanan ini sangat jauh… dari kota Yaman sampai Madinah menempuh jarak 4 hari sampai 1 minggu. Perjalanan itu pun naik kuda,’
Lalu anak kecil itu pergi karena tidak diizinkan oleh Al-Imam Al-Hafiz Wajihuddin. Akan tetapi waktu dalam perjalanan menuju kota Madinah itu, anak itu diam-diam ikut dan bersembunyi di bawah kereta kuda sang imam tersebut.

15 July 2012

Sekte Wahabi Bom Makam Sahabat Nabi SAW

 Melengkapi serangkaian kejahatan dan vandalisme serta perusakan oleh kelompok bersenjata gerakan ekstremis Wahhabi terus berlanjut untuk menanamkan rasa takut kedalam hati oran-orang beriman, dan hal ini terus berkelanjutan dengan penghancuran pada setiap masjid atau sebuah makam milik para sahabat Rasulullah saw, dan apa saja yang masih tersisa kecuali makam Maulaya usman, dan Abu Bakar assSiddiq, serta usman bin Affan, Radhiallah Anhum.

Adapun hari ini, adalah masjid Sahabat Nabi di Kota Derna-libya, pada dini hari senin pagi sebuah ledakan kuat mengakibatkan makam sohabi zuhair bin qais albalawi meledak, akibat dari ledakan itu makam-makam di sekitar rusak parah berhamburan tanah dan batu di tengah pusat masjid, padahal masjid sahabat di anggap paling penting dalam warisan pelajaran-pelajaran islam yang mampu membuat kota derna terkenal sejak lama.
(Foto Makam Sahabat Zuhair bin Qais albalawi RA sebelum ledakan)
Sahabat yang agung Sayidina Zuhair bin Qais albalawi RA, adalah panglima rombongan pasukan dalam membuka islam di libya pada masa itu. namun tangan-tangan jahat dari gerakan wahhabi telah menghancurkan makamnya, sasaran mereka bukan hanya makam-makam itu saja, tetapi juga menargetkan aqidah-aqidah manusia yang berada di dalam lingkaran orang sholih, serta menebarkan keyakinan bahwa kuburan sahabat itu adalah murni kemusyrikan dan kerusakan.-wal iyadzu billah- menurut saksi mata, tampaknya ledakan itu di sebabkan oleh sebuah shell “RBJ anti bunker”, atau di sebabkan oleh jumlah bahan peledak yang cukup besar “bom TNT”. Karena suara ledakan sangat keras dan tinggi, dan telah benar-benar meledak hingga rata dengan tanah. Allah maha mengetahui dan maha  bijaksana
 Poto Kejahatan Sekte Wahabi Salafi

12 July 2012

Fenomena mencium tangan Kiyai/Ulama


Ketika mencium tangan Kiyai dipermasalahkan.
*******
“Kalo kepala kita sudah diusap Kiyai, seolah ada jaminan kamu pasti surga. Sehingga berebut mereka mencium tangan kiyainya. Dan kiyainyapun seolah-olah memberikan pemahaman kepada muridnya dengan mudahnya tangannya selalu diangkat untuk dicium oleh murid-muridnya. Bahkan kadang-kadang tangannya dibawah agar muridnya ruku’ mencium tangannya itu.

Siapa anda wahai kiyai?

Apakah stempel surga ada di tanganmu? Apakah surga Allah ada pada orang-orang yang menciummu dan mencium kakimu?

Rosul manusia terbaik dipermukaan bumi tak seorangpun yang mencium kaki beliau. Manusia terbaik sepanjang kehidupan sejarah manusia yang ada di permukaan bumi. Mulai dari Nabi Adam sampai hari kiamat tak seorangpun dibiarkan ruku’ di depan beliau.

Siapa anda?

Debat Salafi Wahabi tentang "tradisi" cium tangan


"Tradisi" cium tangan tidak ada tuntunannya?
Terimakasihku Kepada Syaikh Albani

Terus terang saya dulu mengira berjabat tangan lalu menciumnya itu adalah tradisi atau budaya Indonesia saja.
Seperti ini lumrah terjadi disekitar saya, yaitu mencium tangan orang orang yang di hormati.
Misalnya murid terhadap gurunya, anak terhadap orang tuanya dan menantu terhadap mertuanya dll.

Dulu kira kira tahun 2008-nan saya di Makkah suka chating dengan menggunakan mig33.
Disitu saya di invite masuk ke sebuah group diskusi.
Pada suatu malam, tepatnya malam rabu, saya berdiskusi dengan teman chating yang berpaham salafi, yaitu dia menganggap bahwa mencium tangan disaat berjabat tangan itu tidak ada landasannya.

SILAHKAN ANDA SIMAK ISI DISKUSINYA DIBAWAH INI:
Saya:”Kenapa anda menentang praktik cium tangan disaat bersalaman?”
Dia:”Iya, karena itu tidak ada tuntunannya !!
Saya:”Lah, maksudnya tuntunannya siapa mas?”
Dia:”Ya nabi kita Muhammad dong !!
Saya:”Kok bisa begitu? Inikan bukan ibadah? Bukan lagi masalah agama?”
Dia:”Iya, tapi ngapain hingga mencium tangan seperti itu segala?”


Nasehat Sayyidina Ali ra


Umat Islam sedikit sekali memahami dan mendalami apa yang disampaikan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra dikarenakan terpengaruh oleh “gangguan” Abdullah bin Saba’ Al-Yamani salah seorang yahudi yang berpura-pura masuk Islam. Sesungguhnya ini sebuah kerugian yang sangat besar.

Berikut ini nasehat yang disampaikan Sayyidina Ali ra, yang dikenal sebagai imam dalam ilmu hikmah (pemahaman yang dalam) dan futuwwah yang mendapatkan pengajaran dan bimbingan langsung dari imam segala mursyid yakni Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam.

Nasehat Sayyidina Ali ra kepada puteranya

Bertalaqqilah dengan para ulama yang sholeh yang bersanad ilmu


Mereka mempertanyakan sanad ilmu atau sanad guru kami. Kami sekedar menyampaikan dan mengingatkan saja, tentulah para pembaca tidak harus bertalaqqi (mengaji) dengan kami.

Silahkan bertalaqqi (mengaji) dengan para ulama yang sholeh dari kalangan "orang-orang yang membawa hadits" yakni para ulama yang sholeh memiliki ilmu riwayah dan dirayah dari Imam Mazhab yang empat karena Imam Mazhab yang empat yang bertemu dan bertalaqqi (mengaji) dengan Salafush Sholeh yang meriwayatkan dan mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam atau silahkan bertalaqqi dengan para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Berikut adalah kutipan nasehat Imam Sayyidina Ali ra kepada puteranya

***** awal kutipan *****

Pada mulanya aku hanya ingin mengajarimu Kitab Suci, secara mendalam, mengerti seluk-beluk (tafsir dan takwil)nya, membekalimu dengan pengetahuan yang lengkap tentang perintah dan larangan-Nya (hukum-hukum dan syariat-Nya) serta halal dan haramnya. Kemudian aku khawatir engkau dibingungkan oleh hal-hal yang diperselisihkan di antara manusia, akibat perbedaaan pandangan di antara mereka dan diperburuk oleh cara berpikir yang kacau, cara hidup yang penuh dosa, egoisme dan kecenderungan hawa nafsu mereka, sebagaimana membingungkan mereka yang berselisih itu sendiri.

Oleh karena itu, kutuliskan, dalam nasihatku ini,prinsip-prinsip dasar dari keutamaan, kemuliaan, kesalehan, kebenaran dan keadilan. Mungkin berat terasa olehmu, tetapi lebih baik membekali engkau dengan pengetahuan ini daripada membiarkanmu tanpa pertahanan berhadapan dengan dunia yang penuh dengan bahaya kehancuran dan kebinasaan. Karena engkau adalah pemuda yang saleh dan bertaqwa, aku yakin engkau akan mendapatkan bimbingan dan pertolongan Ilahi (taufik dan hidayah-Nya) dalam mencapai tujuanmu. Aku ingin engkau berjanji pada dirimu untuk bersungguh-sungguh mengikuti nasihatku ini.

Ketahuilah wahai putraku, bahwa sebaik-baiknya wasiat adalah taqwa kepada Allah, bersunguh-sungguh menjalankan tugas yang diwajibkan-Nya atasmu, dan mengikuti jejak langkah ayah-ayahmu yang terdahulu (sampai Rasullullah) dan orang-orang yang saleh dari keluargamu. Bahwasanya mereka senantiasa memperhatikan dengan teliti pikiran dan perbuatan mereka sebagaimana engkaupun harus berbuat. Apabila jiwamu menolak untuk menerima hal-hal tersebut dan bertahan untuk mengetahui sendiri sebagaimana mereka mengetahui (mengalami apa yang mereka alami), maka engkaupun bebas untuk mencapai kesimpulan-kesimpulanmu, tetapi hendaknya usahamu itu disertai dengan pengkajian dan pemahaman yang teliti.

***** akhir kutipan *****

11 July 2012

Terputus segala amalannya


Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa’at baginya dan anak sholeh yang selalu mendoakannya.” (HR Muslim 3084)

Apa yang dimaksud "terputus segala amalannya" ?

Hadits itu hanya mengatakan “inqatha’a ‘amaluhu , terputus amalnya maknanya adalah setiap manusia setelah meninggal dunia maka kesempatan beramalnya sudah terputus atau apapun yang mereka perbuat, seperti penyesalan atau minta ampun mereka ketika mereka memasuki alam barzakh tidak akan diperhitungkan lagi amalnya kecuali amal yang masih diperhitungkan terus adalah apa yang dihasilkan dari amal yang mereka perbuat ketika masih hidup seperti,

1. Sedekah jariyah
2. Ilmu yang bermanfaat bagi dirinya dan yang disampaikan kepada orang lain
3. Mendidik anak sehingga menjadi anak sholeh yang selalu mendoakannya

Hadits tersebut tidak dikatakan, “inqata’a intifa’uhu”, “terputus keadaannya untuk memperoleh manfaat”.

Adapun amal orang lain, maka itu adalah milik (haq) dari amil yakni orang yang mengamalkan itu kepada si mayyit maka akan sampailah pahala orang yang mengamalkan itu kepada si mayyit.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah menyampaikan bahwa kita boleh bersedekah atas nama orang yang telah meninggal dunia baik dari keluarga atau orang lain

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أُمِّي افْتُلِتَتْ نَفْسُهَا وَأُرَاهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ أَفَأَتَصَدَّقُ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ تَصَدَّقْ عَنْهَا

Telah bercerita kepada kami Isma’il berkata telah bercerita kepadaku Malik dari Hisyam bin ‘Urwah dari bapaknya dari ‘Aisyah radliallahu ‘anha bahwa ada seorang laki-laki yang berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: Sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia secara mendadak dan aku menduga seandainya dia sempat berbicara dia akan bershadaqah. Apakah aku boleh bershadaqah atas namanya? Beliau menjawab: Ya bershodaqolah atasnya. (HR Muslim 2554)

Video Kajian Tata Cara Sholat Seperti Nabi Shollallaahu ‘Alaihi Wa Sallam

Shalatlah kalian sebagaimana kalian lihat aku melakukan shalat
oleh: SHEIKH MUHAMMAD NURUDDIN MARBU ABDULLAH AL-BANJARI AL-MAKKI

قال رسول صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي
( صحيح البخاري )
Sabda Rasulullah saw : “Shalatlah kalian sebagaimana kalian lihat aku melakukan shalat” (Shahih Bukhari) 




BIOGRAFI SHEIKH MUHAMMAD NURUDDIN MARBU ABDULLAH AL-BANJARI AL-MAKKI

Download disini: 4shared.com/direct link/

09 July 2012

ghurtah /kain penutup kepala & sorban/turban


 ghurtah/ kain penutup kepala & sorban/ turban

 http://salafytobat.files.wordpress.com/2012/07/yahudi-wahabi-ok.jpg

Rabbi Yahudi
Rabbi Wahabi

Penjelasan tentang ahli bid'ah

http://a4.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-prn1/s720x720/563875_10151033254584846_2096522593_n.jpg
Kami telah menyampaikan apa yang dimaksud dengan ahli bid'ah namun kami dikatakan telah menyerang ahlus sunnah.

Kami sekedar menyampaikan dan mengingatkan agar mereka tidak terjerumus oleh hasutan atau ghazwul fikri (perang pemahaman) yang dilancarkan oleh kaum Zionis Yahudi

Perbuatan manusia ada dua jenis yakni
1. Dalam perkara syariat atau
2. Di luar perkara syariat

Di dalam perkara syariat, berlaku kaidah ushul fiqih “al-ashlu fil ‘ibaadati at-tahrim” yang artinya “hukum asal ibadah adalah haram” maksudnya ibadah dalam perkara syariat (apa yang telah disyariatkanNya) harus berdasarkan dalil yang menetapkannya.

Kita tidak boleh menetapkan hukum perkara terkait dosa, baik sesuatu yang ditinggalkan berdosa (perkara kewajiban) maupun sesuatu yang dikerjakan / dilanggar berdosa (perkara larangan/pengharaman) tanpa ada dalil yang menetapkannya.

Kita tidak boleh melarang sesuatu yang tidak dilarangNya, mengharamkan sesuatu yang tidak diharamkanNya, mewajibkan sesuatu yang tidak diwajibkanNya dan bagi yang melakukannya termasuk melakukan bid'ah dholalah karena menyekutukan Allah dengan sesuatu yang tidak diturunkan keterangannya sehingga pelakunya akan bertempat di neraka.



Syiah dan Wahhabi kaitannya dengan politik


http://a6.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-prn1/541047_10151034448804846_1625496934_n.jpg
Tulisan kali ini kami awali dengan sedikit mengulang tulisan kami dari http://mutiarazuhud.wordpress.com/2012/06/26/seperti-dzul-khuwaishirah/

Contoh yang diperbincangkan dalam tulisan kaum syiah adalah hadits-hadits seperti berikut

Dari Abu Hurairah bahwasanya ia menceritakan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Pada hari kiamat beberapa orang sahabatku mendatangiku, kemudian mereka disingkirkan dari telaga, maka aku katakan; ‘ya rabbi, (mereka) sahabatku! ‘ Allah menjawab; ‘Kamu tak mempunyai pengetahuan tentang yang mereka kerjakan sepeninggalmu. Mereka berbalik ke belakang dengan melakukan murtad, bid’ah dan dosa besar“. (HR Bukhari 6097)

Tidak perlu marah kalau tidak nashibi


Tidak perlu marah kalau tidak nashibi

Dalam tulisan pada http://www.facebook.com/notes/zon-jonggol/penjelasan-tentang-nashibi/10151014149774817 kami tidak menyebut nama suatu kaum atau nama seorang ulama melainkan seorang dari Bani Tamim yakni Dzul Khuwaishirah

Kalau memang sebenar-benarnya tidak membenci para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,

Kenapa harus marah ?
Kenapa harus gusar ?

Marah atau gusar adalah sikap atau perbuatan yang memperturutkan hawa nafasu

Firman Allah ta’ala yang artinya

“…Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah..” (QS Shaad [38]:26)

“Katakanlah: “Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS An’Aam [6]:56 )

Akhlak yang baik adalah mereka yang takut kepada Allah karena mereka selalu yakin diawasi oleh Allah Azza wa Jalla atau mereka yang selalu memandang Allah dengan hatinya (ain bashiroh), setiap akan bersikap atau berbuat sehingga mencegah dirinya dari melakukan sesuatu yang dibenciNya , menghindari perbuatan maksiat, menghindari perbuatan keji dan mungkar hingga terbentuklah muslim yang berakhlakul karimah.

Firman Allah ta’ala yang artinya “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS Al Faathir [35]:28)

Tujuan beragama adalah untuk mencapai muslim yang berakhlakul karimah , muslim yang baik, muslim yang sholeh (sholihin), muslim yang ihsan (muhsin/muhsinin) dan muslim yang bermakrifat yakni muslim yang menyaksikan Allah dengan hati (ain bashiroh)

Rasulullah menyampaikan yang maknanya “Sesungguhnya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan Akhlak.” (HR Ahmad).

Firman Allah ta’ala yang artinya,

“Sungguh dalam dirimu terdapat akhlak yang mulia”. (QS Al-Qalam:4)

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab:21)

Imam Sayyidina Ali ra berpesan, “Allah subhanahu wa ta’ala telah menjadikan akhlak mulia sebagai perantara antara Dia dan hambaNya. Oleh karena itu,berpeganglah pada akhlak, yang langsung menghubungkan anda kepada Allah”

Muslim yang dekat dengan Allah atau muslim yang meraih maqom disisiNya yakni muslim yang telah dikaruniakan ni’mat oleh Allah Azza wa Jalla sehingga selalu berada dalam kebenaran, selalu berada pada jalan yang lurus.

Firman Allah ta’ala

”…Sekiranya kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya, niscaya tidak ada seorangpun dari kamu yang bersih (dari perbuatan keji dan mungkar) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa saja yang dikehendaki…” (QS An-Nuur:21)

“Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik.” (QS Shaad [38]:46-47)

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu” (QS Al Hujuraat [49]:13)

“Tunjukilah kami jalan yang lurus , (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni’mat kepada mereka” (QS Al Fatihah [1]:6-7)

“Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang sholeh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya .” (QS An Nisaa [4]: 69)

Muslim yang terbaik bukan nabi yang mendekatkan diri (taqarub) kepada Allah sehingga meraih maqom disisiNya dan menjadi kekasih Allah (wali Allah) adalah shiddiqin, muslim yang membenarkan dan menyaksikan Allah dengan hatinya (ain bashiroh) atau muslim yang bermakrifat. Bermacam-macam tingkatan shiddiqin sebagaimana yang diuraikan dalam tulisan pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/01/14/2011/09/28/maqom-wali-allah

Muslim yang bermakrifat atau muslim yang menyaksikan Allah ta’ala dengan hati (ain bashiroh) adalah muslim yang selalu meyakini kehadiranNya, selalu sadar dan ingat kepadaNya.

Imam Qusyairi mengatakan “Asy-Syahid untuk menunjukkan sesuatu yang hadir dalam hati, yaitu sesuatu yang membuatnya selalu sadar dan ingat, sehingga seakan-akan pemilik hati tersebut senantiasa melihat dan menyaksikan-Nya, sekalipun Dia tidak tampak. Setiap apa yang membuat ingatannya menguasai hati seseorang maka dia adalah seorang syahid (penyaksi)”

Jika belum dapat bermakrifat yakinlah bahwa Allah Azza wa Jalla melihat kita.

Rasulullah bersabda yang artinya “jika kamu tidak melihat-Nya (bermakrifat) maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR Muslim 11)

Ubadah bin as-shamit ra. berkata, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata: “Seutama-utama iman seseorang, jika ia telah mengetahui (menyaksikan) bahwa Allah selalu bersamanya, di mana pun ia berada“

Rasulullah shallallahu alaihi wasallm bersabda “Iman paling afdol ialah apabila kamu mengetahui bahwa Allah selalu menyertaimu dimanapun kamu berada“. (HR. Ath Thobari)

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا حَفْصٌ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ رَآهُ بِقَلْبِهِ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Hafsh dari Abdul Malik dari ‘Atha’ dari Ibnu Abbas dia berkata, “Beliau melihat dengan mata hatinya.” (HR Muslim 257)

Imam Sayyidina Ali r.a. pernah ditanya oleh seorang sahabatnya bernama Zi’lib Al-Yamani, “Apakah Anda pernah melihat Tuhan?”
Beliau menjawab, “Bagaimana saya menyembah yang tidak pernah saya lihat?”
“Bagaimana Anda melihat-Nya?” tanyanya kembali.
Sayyidina Ali ra menjawab “Dia tak bisa dilihat oleh mata dengan pandangan manusia yang kasat, tetapi bisa dilihat oleh hati”

Sebuah riwayat dari Ja’far bin Muhammad beliau ditanya: “Apakah engkau melihat Tuhanmu ketika engkau menyembah-Nya?” Beliau menjawab: “Saya telah melihat Tuhan, baru saya sembah”. Bagaimana anda melihat-Nya? dia menjawab: “Tidak dilihat dengan mata yang memandang, tapi dilihat dengan hati yang penuh Iman.”

Munajat Syaikh Ibnu Athoillah, “Ya Tuhan, yang berada di balik tirai kemuliaanNya, sehingga tidak dapat dicapai oleh pandangan mata. Ya Tuhan, yang telah menjelma dalam kesempurnaan, keindahan dan keagunganNya, sehingga nyatalah bukti kebesaranNya dalam hati dan perasaan. Ya Tuhan, bagaimana Engkau tersembunyi padahal Engkaulah Dzat Yang Zhahir, dan bagaimana Engkau akan Gaib, padahal Engkaulah Pengawas yang tetap hadir. Dialah Allah yang memberikan petunjuk dan kepadaNya kami mohon pertolongan“

Syaikh Abdul Qadir Al-Jilany menyampaikan, “mereka yang sadar diri senantiasa memandang Allah Azza wa Jalla dengan qalbunya, ketika terpadu jadilah keteguhan yang satu yang mengugurkan hijab-hijab antara diri mereka dengan DiriNya. Semua bangunan runtuh tinggal maknanya. Seluruh sendi-sendi putus dan segala milik menjadi lepas, tak ada yang tersisa selain Allah Azza wa Jalla. Tak ada ucapan dan gerak bagi mereka, tak ada kesenangan bagi mereka hingga semua itu jadi benar. Jika sudah benar sempurnalah semua perkara baginya. Pertama yang mereka keluarkan adalah segala perbudakan duniawi kemudian mereka keluarkan segala hal selain Allah Azza wa Jalla secara total dan senantiasa terus demikian dalam menjalani ujian di RumahNya”

Kami telah uraikan kemungkinan seseorang menjadi nashibi atau orang-orang yang membenci ahlul bait , keturunan cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yakni

1. Mereka korban hasutan atau korban ghazwul fikri (perang pemahaman) yang dilancarkan oleh kaum Zionis Yahudi sehingga mereka tidak dapat membedakan antara kaum syiah dengan para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait , keturunan cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

2. Mereka korban hasutan atau korban ghazwul fikri (perang pemahaman) yang dilancarkan oleh kaum Zionis Yahudi yakni ketika kaum Zionis Yahudi setelah berhasil mengupayakan keruntuhan kekhalifahan Turki Ustmani, kaum Zionis Yahudi melakukan pencitraan yang buruk terhadap para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait , keturunan cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam agar para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait tidak dapat melanjutkan kekhalifahan.

3. Mereka korban hasutan atau korban ghazwul fikri (perang pemahaman) yang dilancarkan oleh kaum Zionis Yahudi sehingga mereka lebih memilih mengikuti para ulama dari kalangan "orang-orang yang membaca hadits" yakni para ulama yang mengaku-aku mengikuti atau menisbatkan kepada Salafush Sholeh namun tidak bertemu atau bertalaqqi (mengaji) dengan Salafush Sholeh. Apa yang mereka katakan sebagai pemahaman Salafush Sholeh adalah ketika mereka membaca hadits, tentunya ada sanad yang tersusun dari Tabi’ut Tabi’in , Tabi’in dan Sahabat. Inilah yang mereka katakan bahwa mereka telah mengetahui pemahaman Salafush Sholeh. Bukankah itu pemahaman mereka sendiri terhadap hadits tersebut.

Mereka berijtihad dengan pendapatnya terhadap hadits tersebut. Apa yang mereka katakan tentang hadits tersebut, pada hakikatnya adalah hasil ijtihad dan ra’yu mereka sendiri. Sumbernya memang hadits tersebut tapi apa yang mereka sampaikan semata lahir dari kepala mereka sendiri. Sayangnya mereka mengatakan kepada orang banyak bahwa apa yang mereka sampaikan adalah pemahaman Salafush Sholeh.

Tidak ada yang dapat menjamin hasil upaya ijtihad mereka pasti benar dan terlebih lagi mereka tidak dikenal berkompetensi sebagai Imam Mujtahid Mutlak. Apapun hasil ijtihad mereka, benar atau salah, mereka atasnamakan kepada Salafush Sholeh. Jika hasil ijtihad mereka salah, inilah yang namanya fitnah terhadap Salafush Sholeh. Fitnah dari orang-orang yang serupa dengan Dzul Khuwaishirah dari Bani Tamim Al Najdi yang karena kesalahpahamannya atau karena pemahamannya telah keluar (kharaja) dari pemahaman mayoritas kaum muslim (as-sawad al a’zham) sehingga berani menghardik Rasulullah shalallahu alaihi wasallam

Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu’aib dari Az Zuhriy berkata, telah mengabarkan kepadaku Abu Salamah bin ‘Abdur Rahman bahwa Abu Sa’id Al Khudriy radliallahu ‘anhu berkata; Ketika kami sedang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang sedang membagi-bagikan pembagian(harta), datang Dzul Khuwaishirah, seorang laki-laki dari Bani Tamim, lalu berkata; Wahai Rasulullah, tolong engkau berlaku adil. Maka beliau berkata: Celaka kamu!. Siapa yang bisa berbuat adil kalau aku saja tidak bisa berbuat adil. Sungguh kamu telah mengalami keburukan dan kerugian jika aku tidak berbuat adil. Kemudian ‘Umar berkata; Wahai Rasulullah, izinkan aku untuk memenggal batang lehernya!. Beliau berkata: Biarkanlah dia. Karena dia nanti akan memiliki teman-teman yang salah seorang dari kalian memandang remeh shalatnya dibanding shalat mereka, puasanya dibanding puasa mereka. Mereka membaca Al Qur’an namun tidak sampai ke tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama seperti melesatnya anak panah dari target (hewan buruan). (HR Bukhari 3341)

Baiklah kita kutip definisi nashibi dari pendapat yang lain seperti dari http://muslim.or.id/manhaj/kesesatan-agama-syiah-3.html

***** awal kutpan ******
An-Nawaashib mufradnya naashib. Definisinya menurut Ahlusunnah adalah: Orang-orang yang mengalahkan serta melaknat Ali dan keluarganya.

Sedangkan definisinya versi orang-orang Syi’ah: An-Nawashib adalah Ahlusunnah yang mencintai Abu Bakar, Umar dan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya radhiallahu ‘anhum.
***** akhir kutipan *****

Ahlussunnah adalah adalah "orang-orang yang membawa hadits" yakni para ulama yang sholeh yang mengikuti Imam Mazhab yang empat yakni para ulama yang sholeh memiliki ilmu riwayah dan dirayah dari Imam Mazhab yang empat atau para ulama yang sholeh yang memiliki ketersambungan sanad ilmu atau sanad guru dengan Imam Mazhab yang empat karena Imam Mazhab yang empat yang bertemu dan bertalaqqi (mengaji) dengan Salafush Sholeh yang meriwayatkan dan mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

Jelas kita mayoritas kaum muslim tidak menggunakan definisi yang diutarakan oleh kaum syiah

Jadi definisi nashibi adalah orang-orang yang membenci Ahlul Bait ketika itu adalah orang-orang yang mengalahkan serta melaknat Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan keluarganya dikarenakan Sayyidina Ali ra menurut pemahaman orang-orang serupa dengan Dzul Khuwaishirah at Tamimi al Najdi telah berhukum dengan thagut, berhukum dengan selain hukum Allah karena menerima tahkim

Orang-orang seperti Dzul Khuwaishirah at Tamimi al Najdi pulalah yang karena kesalahpahamannya atau karena pemahamannya telah keluar (kharaja) dari pemahaman mayoritas kaum muslim (as-sawad al a’zham) sehingga sampai membunuh Sayyidina Ali ra

Abdurrahman ibn Muljam adalah seorang yang sangat rajin beribadah. Shalat dan shaum, baik yang wajib maupun sunnah, melebihi kebiasaan rata-rata orang di zaman itu. Bacaan Al-Qurannya sangat baik. Karena bacaannya yang baik itu, pada masa Sayyidina Umar ibn Khattab ra, ia diutus untuk mengajar Al-Quran ke Mesir atas permintaan gubernur Mesir, Amr ibn Al-’Ash. Namun, karena ilmunya yang dangkal (pemahamannya tidak melampaui tenggorokannya) , sesampai di Mesir ia malah terpangaruh oleh hasutan (gahzwul fikri) orang-orang Khawarij yang selalu berbicara mengatasnamakan Islam, tapi sesungguhnya hawa nafsu yang mereka turuti. Ia pun terpengaruh. Ia tinggalkan tugasnya mengajar dan memilih bergabung dengan orang-orang Khawarij sampai akhirnya, dialah yang ditugasi menjadi eksekutor pembunuhan Imam Sayyidina Ali ra.

Orang-orang serupa Dzul Khuwaishirah dari Bani Tamim al Najdi , mereka membaca Al Qur`an dan mereka menyangka bahwa Al Qur`an itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun ternyata Al Qur`an itu adalah (bencana) atas mereka

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Akan muncul suatu sekte/firqoh/kaum dari umatku yang pandai membaca Al Qur`an. Dimana, bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bacaan mereka. Demikian pula shalat kalian daripada shalat mereka. Juga puasa mereka dibandingkan dengan puasa kalian. Mereka membaca Al Qur`an dan mereka menyangka bahwa Al Qur`an itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun ternyata Al Qur`an itu adalah (bencana) atas mereka. Shalat mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan. Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya”. (HR Muslim 1773)

Orang-orang serupa Dzul Khuwaishirah dari Bani Tamim al Najdi yakni anak-anak muda yang belum memahami agama dengan baik, mereka seringkali mengutip ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi, tapi itu semua dipergunakan untuk menyesatkan, atau bahkan untuk mengkafirkan orang-orang yang berada di luar kelompok mereka. Padahal kualitas iman mereka sedikitpun tidak melampaui kerongkongan mereka.

Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Katsir telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Al A’masy dari Khaitsamah dari Suwaid bin Ghafalah berkata, ‘Ali radliallahu ‘anhu berkata; Sungguh, aku terjatuh dari langit lebih aku sukai dari pada berbohong atas nama beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dan jika aku sampaikan kepada kalian tentang urusan antara aku dan kalian, (ketahuilah) bahwa perang itu tipu daya. Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang bersabda: Akan datang di akhir zaman orang-orang muda dalam pemahaman (lemah pemahaman atau sering salah pahaman). Mereka berbicara dengan ucapan manusia terbaik (Khairi Qaulil Bariyyah, maksudnya suka berdalil dengan Al Qur’an dan Hadits)) namun mereka keluar dari agama bagaikan anak panah melesat keluar dari target buruan yang sudah dikenainya. Iman mereka tidak sampai ke tenggorokan mereka. (HR Bukhari 3342)

Kesimpulannya nashibi adalah orang-orang yang membenci para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam karena kesalahpahamannya atau karena pemahamannya telah keluar (kharaja) dari pemahaman mayoritas kaum muslim (as-sawad al a’zham) .

Orang-orang serupa Dzul Khuwaishirah dari Bani Tamim al Najdi adalah mereka yang merasa lebih benar daripada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam , mereka yang merasa lebih benar dari sayyidina Ali ra dan mereka yang merasa lebih benar dari para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Padahal para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketersambungan mereka kepada lisannya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melalui dua jalur sekaligus yakni

1. Melalui nasab (silsilah / keturunan). Pengajaran agama baik disampaikan melalui lisan maupun praktek yang diterima dari orang tua-orang tua mereka terdahulu tersambung kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

2. Melalui sanad ilmu atau sanad guru. Pengajaran agama dengan bertalaqqi (mengaji) dengan para ulama yang sholeh yang mengikuti Imam Mazhab yang empat yakni para ulama yang sholeh memiliki ilmu riwayah dan dirayah dari Imam Mazhab yang empat atau para ulama yang sholeh yang memiliki ketersambungan sanad ilmu atau sanad guru dengan Imam Mazhab yang empat

Sehingga para ulama yang sholeh dari kalangan ahlul bait, keturunan cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lebih terjaga kemutawatiran sanad, kemurnian agama dan akidahnya.

Dalam perkara agama tidak ada hal yang baru. Justru harus berlaku jumud atau istiqomah sebagaimana apa yang disampaikan oleh lisannya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Oleh karenanya untuk menjaga kemurnian ilmu agama lebih baik dengan cara bertalaqqi (mengaji) dengan ulama-ulama yang sholeh sebelumnya yang mengikuti Imam Mazhab yang empat.

Salah satu ciri dalam metode pengajaran talaqqi adalah sanad. Pada asalnya, istilah sanad atau isnad hanya digunakan dalam bidang ilmu hadits (Mustolah Hadits) yang merujuk kepada hubungan antara perawi dengan perawi sebelumnya pada setiap tingkatan yang berakhir kepada Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- pada matan haditsnya.

Namun, jika kita merujuk kepada lafadz Sanad itu sendiri dari segi bahasa, maka penggunaannya sangat luas. Dalam Lisan Al-Arab misalnya disebutkan: “Isnad dari sudut bahasa terambil dari fi’il “asnada” (yaitu menyandarkan) seperti dalam perkataan mereka: Saya sandarkan perkataan ini kepada si fulan. Artinya, menyandarkan sandaran, yang mana ia diangkatkan kepada yang berkata. Maka menyandarkan perkataan berarti mengangkatkan perkataan (mengembalikan perkataan kepada orang yang berkata dengan perkataan tersebut)“.

Jadi, metode isnad tidak terbatas pada bidang ilmu hadits. Karena tradisi pewarisan atau transfer keilmuwan Islam dengan metode sanad telah berkembang ke berbagai bidang keilmuwan. Dan yang paling kentara adalah sanad talaqqi dalam aqidah dan mazhab fikih yang sampai saat ini dilestarikan oleh ulama dan universitas Al-Azhar Asy-Syarif. Hal inilah yang mengapa Al-Azhar menjadi sumber ilmu keislaman selama berabad-abad. Karena manhaj yang di gunakan adalah manhaj shahih talaqqi yang memiliki sanad yang jelas dan sangat sistematis. Sehingga sarjana yang menetas dari Al-azhar adalah tidak hanya ahli akademis semata tapi juga alim.

Sanad ini sangat penting, dan merupakan salah satu kebanggaan Islam dan umat. Karena sanad inilah Al-Qur’an dan sunah Nabawiyah terjaga dari distorsi kaum kafir dan munafik. Karena sanad inilah warisan Nabi tak dapat diputar balikkan.

Ibnul Mubarak berkata :”Sanad merupakan bagian dari agama, kalaulah bukan karena sanad, maka pasti akan bisa berkata siapa saja yang mau dengan apa saja yang diinginkannya (dengan akal pikirannya sendiri).” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Muqoddimah kitab Shahihnya 1/47 no:32 )

Imam Syafi’i ~rahimahullah mengatakan “tiada ilmu tanpa sanad”.

Imam Malik ra berkata: “Janganlah engkau membawa ilmu (yang kau pelajari) dari orang yang tidak engkau ketahui catatan (riwayat) pendidikannya (sanad ilmu)”

Al-Hafidh Imam Attsauri ~rahimullah mengatakan “Penuntut ilmu tanpa sanad adalah bagaikan orang yang ingin naik ke atap rumah tanpa tangga”

Bahkan Al-Imam Abu Yazid Al-Bustamiy , quddisa sirruh (Makna tafsir QS.Al-Kahfi 60) ; “Barangsiapa tidak memiliki susunan guru dalam bimbingan agamanya, tidak ragu lagi niscaya gurunya syetan” Tafsir Ruhul-Bayan Juz 5 hal. 203

Tanda atau ciri seorang ulama tidak terputus sanad ilmu atau sanad gurunya adalah pemahaman atau pendapat ulama tersebut tidak menyelisihi pendapat gurunya dan guru-gurunya terdahulu serta berakhlak baik

Asy-Syeikh as-Sayyid Yusuf Bakhour al-Hasani menyampaikan bahwa “maksud dari pengijazahan sanad itu adalah agar kamu menghafazh bukan sekadar untuk meriwayatkan tetapi juga untuk meneladani orang yang kamu mengambil sanad daripadanya, dan orang yang kamu ambil sanadnya itu juga meneladani orang yang di atas di mana dia mengambil sanad daripadanya dan begitulah seterusnya hingga berujung kepada kamu meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dengan demikian, keterjagaan al-Qur’an itu benar-benar sempurna baik secara lafazh, makna dan pengamalan“

Selain sanad, ciri dalam manhaj pengajaran talaqqi adalah ijazah. Ijazah ada yang secara tertulis dan ada yang hanya dengan lisan. Memberikan ijazah sangat penting. Menimbang agar tak terjadinya penipuan dan dusta dalam penyandaran seseorang. Apalagi untuk zaman sekarang yang penuh kedustaan, ijazah secara tertulis menjadi suatu keharusan

Tradisi ijazah ini pernah dipraktekkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam ketika memberikan ijazah (baca: secara lisan) kepada beberapa Sahabat ra. dalam keahlian tertentu. Seperti keahlian sahabat di bidang Al-Qur’an.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya‘. Dan beliau juga bersabda: “Ambillah bacaan Al Qur’an dari empat orang. Yaitu dari ‘Abdullah bin Mas’ud, kemudian Salim, maula Abu Hudzaifah, lalu Ubay bin Ka’ab dan Mu’adz bin Jabal.” (Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim).

Wassalam

Zon di Jonggol, Kabupaten Bogor 16830


02 July 2012

Habib Abdurrahman Assegaf


Habib Abdurrahman Assegaf

Habib Abdurrahman Assegaf adalah salah seorang tokoh para wali dan ulama dari Ahlil Bait Al-Ba'alawi yang kembali kepadanya sebahagian nasab keluarga Ba'alawi di Hadramaut.

Beliau dilahirkan di Tarim pada tahun 739H. Nama sebenarnya ialah Habib Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Maula Dawilah bin Ali bin Alwi bin Al-Faqih Al-Muqoddam. Dijuluki Assegaf karena ilmunya mengugguli ulama dan auliya di zamannya. Beliau adalah kakek dari Alaydrus, bin Syihabuddin, bin Syeikh Abubakar, Alatas, Al-Hadi, Ba-Aqil, Al-Baiti dan lain-lain.

Sebahagian dari karamah beliau diriwayatkan bahawasanya hampir setiap tahunnya banyak orang melihat beliau sedang hadir di tempat-tempat penting di Makkah. Ketika ditanyakan oleh sebahagian murid beliau: "Apakah anda pernah berhaji?" Jawab beliau: "Jika secara zahir tidak pernah". Diriwayatkan oleh salah seorang murid beliau yang bernama Muhammad bin Hassan Jamalullail: "Pada suatu hari aku pernah di masjid Sayid Abdurrahman As-Seggaf. Waktu itu aku merasa lapar sekali, tapi aku malu untuk mengadukan pada beliau tentang keadaanku. Rupanya beliau tahu akan keadaanku yang sebenarnya. Beliau memanggilku ke atas loteng masjid. Anehnya kudapatkan di hadapan beliau sudah terhidang makanan yang lazat. Waktu kutanya dari manakah mendapatkan makanan itu?" Beliau hanya menjawab: "Hidangan ini kudapati dari seorang wanita". Padahal kutahu tidak seorangpun yang masuk dalam masjid".
 
Seorang murid beliau yang bernama Syeikh Abdurrahim bin Ali Khatib berkata: "Pada suatu waktu sepulangnya kami dari berziarah ke makam Nabi Hud a.s. bersama Sayid Abdurrahman, beliau berkata: "Kami tidak akan solat Maghrib kecuali di Fartir Rabi'". Kami sangat hairan sekali dengan ucapan beliau. Padahal waktu itu matahari hampir saja terbenam sedangkan jarak yang harus kami tempuh sangat jauh. Beliau tetap saja menyuruh kami berjalan sambil berzikir kepada Allah. Tepat waktu kami tiba di Fartir Rabi' matahari muali terbenam. Sehingga kami yakin bahawa dengan kekaramahan beliau sampai matahari tertahan untuk condong sebelum beliau sampai di tempat yang ditujunya. Kata sebahagian murid beliau: "Kejadian itu sama seperti yang pernah terjadi pada diri Syeikh Ismail Al-Hadrami".

Diriwayatkan pula bahawasanya pada suatu hari beliau sedang duduk di depan murid-murid beliau. Tiba-tiba beliau melihat petir. Beliau berkata pada mereka: "Bubarlah kamu sebentar lagi akan terjadi banjir di lembah ini". Apa yang diucapkan oleh beliauitu terjadi seperti yang dikatakan.

Waktu Sayid Abdurrahman As-Seggaf mengunjungi salah seorang isterinya yang berada di suatu desa, beliau mengatakan pada isterinya yang sedang hamil: "Engkau akan melahirkan seorang anak lelaki pada hari demikian dan akan mati tepat pada hari demikian dan demikian, kelak bungkuskan mayatnya dengan kafan ini". Kemudian beliau memberikan sepotong kain. Dengan izin Allah isterinya melahirkan puteranya tepat pada hari yang telah ditentukan dan tidak lama bayi yang baru dilahirkan itu meninggal tepat pada hari yang diucapkan oleh beliau sebelumnya.
 
Diriwayatkan pula ada sebuah perahu yang penuh dengan penumpang dan barang tiba-tiba bocor saja tenggelam. Semua penumpang yang ada dalam perahu itu panik. Sebahagian ada yang beristighatsah (minta tolong) pada sebahagian wali yang diyakininya dengan menyebut namanya. Sebahagian yang lain ada yang beristighatsah dngan menyebut nama Sayid Abdurrahma As-Seggaf. Orang yang menyebutkan nama Sayid Abdurrahman As-Seggaf itu bermimpi melihat beliau sedang menutupi lubang perahu yang hampir tenggelam itu dengan kakinya, hingga selamat. Cerita itu didengar oleh orang yang kebetulan tidak percaya pada Sayid Abdurraman As-Seggaf. Selang beberapa waktu setelah kejadian di atas orang yang tidak percaya dengan Sayid Abdurrahman itu tersesat dalam suatu perjalanannya selama tiga hari. Semua persediaan makan dan minumnya habis. Hampir ia putus asa. Untunglah ia masih ingat pada cerita istighatsah dengan Sayid Abdurrahman As-Seggaf yang pernah didengarnya beberapa waktu yang lalu. Kemudian ia beristighatsah dengan menyebutkan nama beliau. Dan ia bernazar jika memang diselamatkan oleh Allah dalam perjalanan ini ia akan patuh dengan Sayid Abdurrahman As-Seggaf. Belum selesaimenyebut nama beliau tiba-tiba datanglah seorang lelaki yang memberinya buah kurma dan air. Kemudian ia ditunjukkan jalan keluar sampai terhindar dari bahaya.

Pernah diriwayatkan bahawa salah seorang pelayan Sayid Abdurrahman As-Seggaf ketika di tengah perjalanan kenderaannya dan perbekalannya dirampas oleh seorang dari keluarga Al-Katsiri. 
Pelayan yang merasa takut itu segera beristighatsah menyebut nama Sayid Abdurrahman untuk minta tolong dengan suara keras. Ketika orang yang merampas kenderaan dan perbekalan sang pelayan tersebut akan menjamah kenderaan dan barang perbekalannya tiba-tiba tangannya kaku tidak dapat digerakkan sedikitpun. Melihat keadaan yang kritikal itu si perampas berkata pada pelayan yang dirampas kenderaan dan perbekalannya: "Aku berjanji akan mengembalikan barangmu ini jika kamu beristighatsah sekali lagi kepada syeikhmu yang kamu sebutkan namanya tadi. Si pelayan segera beristighatsah mohon agar tangan orang itu sembuh seperti semula. 
Dengan izin Allah tangan si perampas itu segera sembuh dan barangnya yang dirampas segera dikembalikan kepada si pelayan. Waktu pelayan itu bertemu dengan Sayid Abdurrahman As-Seggaf, beliau berkata: "Jika beristighatsah tidak perlu bersuara keras, kerana kami juga mendengar suara perlahan".

Sebenarnya karamah beliau sangat banyak sehingga sukar untuk disebutkan semua. Beliau wafat di kota Tarim pada tahun 819H dan dimakamkan di perkuburan Zanbal. Makam beliau banyak dikunjungi orang.