Marquee text

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS: At-Taubah 128)

01 August 2012

1- Perbedaan Nabi & Rasul


الدرس السابع : في الرسل 
الرسول : هو إنسان ذكر حر أوحى الله اليه بشرع و أمره بعمله و تبليغه للخلق ، قال الله تعالى :
{ يَـأَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ } .
النبي : هو إنسان ذكر حر اوحى الله اليه بشرع و أمره أن يعمل به .
المعجزة : هي الامر الخارق للعادة المقرون بدعوى النبوة .
الإرهاص : هو الأمر الخارق للعادة يكون قبل النبوة كإظلال الغمام له صلى الله عليه و آله وسلم و سقوط إيوان كسرى و خمود نار فارس ليلة ميلاده صلى الله عليه و آله وسلم.
الكرامة : هي الامر الخارق للعادة تظهر على يد ولي الله تعالى
الولي : هو المؤمن المتقي المقبل على الطاعات و المنصرف عن الشهوات ، قال الله تعالى { إِنْ أَوْلِيَآؤُهُ إِلاَّ ٱلْمُتَّقُونَ } ، قال الله تعالى { إِنَّ أَوْلِيَآءَ اللَّهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُون }

PELAJARAN KETUJUH: PARA RASUL
SYARAH
Allah mengutus para nabi dan rasul untuk menyampaikan risalah serta menyebarkan ajaran Islam ke muka bumi.

RASUL
Rasul adalah seorang laki laki merdeka yang menerima risalah atau wahyu dari Allah dan ia juga diperintahkan baginya untuk menyampaikannya kepada kaumnya.  Jadi boleh dikatakan juga bahwa setiap rasul pasti nabi tapi tidak semua nabi itu adalah rasul.
يَـأَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ
Allah berfirman ”Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya.” (al-Maidah: 67)

NABI
Nabi adalah seorang laki laki merdeka yang diturunkan kepadanya risalah atau wahyu dari Allah untuk diamalkan, namun tidak diperintahkan baginya untuk menyampaikannya kepada kaumnya.

Kenabian lebih umum karena semua rasul adalah nabi tetapi tidak semua nabi adalah rasul. Jadi orang yang bukan nabi berarti bukan rasul, dengan kata lain, untuk bisa menjadi rasul dia harus menjadi nabi. Rasul diutus untuk membawa risalah kepada manusia, untuk membawa syariat Allah dan agama yang harus disampaikan lagi kepada manusia, sedangkan Nabi saw diutus dengan dakwah dan syariat namun tidak diperintahkan untuk menyampaikanya kepada manusia.

Kenabian adalah pemberian Allah semata. Tidak semua orang bisa menjadi nabi atau julukan nabi. Kenabian tidak bisa diraih dengan cara mendekatkan diri kepada Allah. Manusia tidak mungkin mendapatkan gelar nabi dengan usaha, karena ia bukan gelar yang mungkin diraih dengan jerih payah. Kenabian adalah derajat tinggi dan kedudukan mulia yang Allah berikan kepada orang yang Dia kehendaki. Orang yang dikehendaki sebagai nabi itu telah disiapkan oleh Allah sedemikian rupa untuk memikul kenabian tersebut. Tentu sebelum jadi nabi, Allah menjaganya dari perbuatan yang buruk dan melindunginya dari segala maksiat serta menganugerahkan kepadanya akhlak yang luhur. 

Jelasnya, bahwa kenabian tidak diperoleh dengan usaha tertentu, namun kenabian itu anugrah dari Allah diberikan kepada hamba-Nya yang terpilih dan tertentu. Kenabian bukan diberikan kepada orang yang mengharapkan dan memohon menjadi nabi.

Dan kita sebagai muslim, diwajibkan meyakini bahwa Allah mengutus para rasul untuk masing-masing umat yang menyeru mereka kepada tauhid. Beriman kepada seluruh rasul dan nabi adalah wajib dan merupakan rukun iman tanpa membedakan beriman kepada sebagian dan kufur kepada sebagian yang lain sebab hal tersebut sama dengan tidak beriman kepada semuanya. ”(Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya”,” (Al-Baqarah, 285).

2- Mukjizat


MUKJIZAT
Kata mukjizat berasal dari bahasa Arab a’jaza – yu’jizu yang artinya melemahkan atau menjadikan tidak mampu. kemudian diartikan sebagai suatu hal atau peristiwa luar biasa yang diberikan kepada seorang nabi, sebagai bukti kenabiannya yang tidak mampu ditantang atau dilawan oleh manusia biasa. Mukjizat merupakan khariqul ’adat atau sesuatu yang melanggar kebiasaaan.

Jelasnya, mukjizat merupakan sesuatu khariqul ‘adat artinya sesuatu yang menyimpang dari kebiasaan dan tidak bisa diterima oleh akal manusia hanya bisa dirasakan oleh keimanan. Berapa banyak mukjizat turun kepada para nabi tapi tidak diimani oleh orang kafir. Mereka bukan tidak mempercayainya tapi karena sifat adat kejahiliyan, kesombongan dan kedengkian justru mereka menolaknya. Berapa banyak hal yang mereka tuntut supaya nabi yang mereka tantang itu mampu menunjukkan kejadian-kejadian aneh diluar kebiasaan manusia, tapi setelah terbukti tetap mereka tolaknya.

Masing masing nabi diberikan mukjizat yang berbeda beda satu sama lain. Mukjizat ini hanya diberikan untuk menguatkan kenabiannya dan bahwa agama yang dibawanya bukanlah bikinannya sendiri tetapi benar-benar dari Allah. Contohnya mukjizat nabi Musa as, tongkat yang diberikan kepadanya dapat menelan semua ular yang didatangkan tukang-tukang sihir dan dapat membelah laut. Dan mukjizat nabi Isa as dapat menghidupkan orang mati dan menyembuhkan orang sakit dan sebagainya. Rasulallah saw berisra’ Mi’raj merupakan mukjizat. Rasulallah saw membelah bulan juga mukjizat, Rasullah saw berbicara dengan Allah secara langsung merupakan mukjizat. Dan Mukjizat Rasulallah saw yang paling besar dan masih terbukti sampai sekarang ini adalah Al-Qur’an, sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam besar Bukhari dan Muslim dan Abu Hurairah, beliau bersabda: “Tiap-tiap nabi itu diberi mukjizat yang dapat menjadikan manusia beriman kepadanya. Tapi aku (Muhammad)  hanya diberi wahyu yang diwahyukan Allah kepadaku, maka aku mengaharap semoga pengikutku paling banyak di hari kiamat nanti.”

3- Irhash



Irhash ialah kejadian luar biasa pada diri Nabi saw sebelum diangkat menjadi Rasul, khariqul ’adat atau sesuatu yang tidak bisa diterima oleh akal manusia hanya bisa dirasakan oleh keimanan, seperti:
-  awan memayungi Nabi saw di saat beliau berjalan di panas terik
-  jatuhnya kerajaan Kisra terjadi pada saat saat kelahiran Nabi saw
-  padamnya api di Persia (api yang dijadikan sesembahan atau Tuhan bagi orang orang Majusi yang tidak pernah padam) terjadi pada saat saat kelahiran Nabi saw.
-  dada Nabi saw  dibedah tatkala berumur 4 tahun oleh Jibril as dan dikeluarkan dari hati beliau segumpal darah dan dicucinya dengan air zamzam. Semua dilakukan Jibril as tanpa merasa sakit.
-  saat melahirkan Nabi saw, ibu beliau tidak merasa sakit seperti wanita sewajarnya
-  Halimah binti Abi-Dhua’ib, ibu susu Nabi saw dapat menyusui kembali setelah dinyatakan sebelumnya susunya telah kering.
-  Beliau dilahirkan dalam keadaan sudah berkhitan.
-  Pendeta Bahira menuturkan bahwa ia melihat tanda-tanda kenabian pada diri Nabi saw. Saat itu beliau berusia 12 tahun sedang beristirahat di wilayah Bushra dari perjalannya untuk berdagang bersama pamannya Abu Thalib ke Syiria. Pendeta Bahira menceritakan bahwa kedatangan Nabi saw saat itu diiringi dengan gumpalan awan yang menutupinya dari cahaya matahari. Ia juga sempat berdialog dengan Nabi saw dan menyaksikan adanya sebuah “stempel kenabian” (tanda kenabian) di kulit punggungnya.

Dan masih banyak lagi tanda tanda kenabian lainnya sebelum datangnya risalah. Ini semua merupakan Irhashat atau tanda tanda luar biasa, khariqul ’adat atau sesuatu yang menyimpang dari kebiasaan dan tidak bisa diterima oleh akal manusia hanya bisa dirasakan oleh keimanan. Semua ini diberikan kepada diri Nabi saw sebelum beliau diutus menjadi rasul.

4- Karamat & Wali


KARAMAT
Karamat berasal dari bahasa Arab ”karuma – yakrumu – karamatan” artinya mulia, murah hati atau dermawan. Menurut ajaran Islam karamat ialah kejadian luar biasa atau sesuatu yang menyimpang dari kebiasaan dan tidak bisa diterima oleh akal manusia hanya bisa dirasakan oleh keimanan. Semua ini diberikan kepada diri diri seorang wali.

WALI
Wali berasal dari bahasa Arab “waliya – yali”, artinya orang amat dekat atau mengikutinya tanpa batas.  Makna Wali adalah seorang mukmin, saleh, bertakwa, taat kepada perintah Allah yang ketaatannya terus menerus, tanpa diselang-selingi oleh perbuatan maksiat.
إِنْ أَوْلِيَآؤُهُ إِلاَّ ٱلْمُتَّقُونَ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لاَ يَعْلَمُونَ
Orang-orang yang berhak menguasainya (para wali), hanyalah orang-orang yang bertakwa, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (al-Anfal, 34)

Adapun Wali menurut Yusuf bin Ismail An- Nabhani dalam kitabnya “Jaami’u Karaamatil Aulia”, dari segi bahasa artinya “dekat” maksudnya apabila seseorang dekat kepada Allah, disebabkan ketaatan, istiqamah dan keikhlasannya maka Allah pun akan dekat kepadanya dengan melimpahkan rahmat, kebajikan dan kurnia-Nya, dan diberikan kepadanya segala kemudahan. Pada saat itu terjadilah perwalian, yakni orang itu dinamakan “Wali” atau Allah senantiasa melindunginya, sehingga terhadap dirinya tidak perlu ada kekhawatiran. Dan Allah memberikan kepadanya berbagai kelebihan yang tidak diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang lain, berupa kejadian atau peristiwa luar biasa yang tidak masuk akal atau menyimpang dari kebiasan dan adat manusia, sebagaimana Allah memberikan mukjizat kepada para nabi dan rasul-Nya. 

Firman Allah:
إِنَّ أَوْلِيَآءَ اللَّهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُون الَّذِينَ آمَنُواْ وَكَانُواْ يَتَّقُون
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tiada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa.” (Yunus: 62-63)

Dalam al-Qur’an banyak sekali contoh contoh ini disebut diantaranya ayat dalam surat  Al-Kahfi Allah mengisahkan peristiwa besar dan ajaib yang terjadi atas tujuh orang anak muda yang tinggal dalam gua selama lebih dari 300 tahun, tanpa makan dan minum, tetapi tubuhnya tetap sehat. Dan masih banyak lagi yang lainya. Semua peristiwa peristiwa luar biasa yang tidak masuk akal dan menyimpang dari kebiasaan manusia yang diberikan kepada diri seseorang sedangkan ia bukan nabi, inilah yang dinamakan karamat.