الدرس الثامن : في صفات الرسل
الصفات الواجبة في حق الرسل أربع وهي الصدق و الأمانة و
التبليغ و الفطانة .
الصدق هو مطابقة الخبر للواقع فيجب علينا أن نعتقد بأن جميع ما جاء
به الرسل قولا و فعلا صدق و حق ، قال الله تعالى: صدق الله و رسوله و الدليل
العقلي على ذلك ظهور المعجزات على أيديهم فلو لم يكونوا صادقين لكانوا كاذبين و
لو كان كاذبين لكان الله يؤيد الكاذبين و يأمر بالاقتداء بهم في قوله تعالى {
وَمَآ آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُواْ } و هو
محال لأن الله لا يأمر بالفحشاء و المنكر .
الامانة : معنى الأمانة في حق الرسل هو حفظ ظواهرهم و بواطنهم من
الوقوع في منهي عنه لو كراهة ، فيجب علينا أن نعتقد بأنهم محفوظون من الظاهرة و
الباطنة ، قال الله تعالى حكاية عن أحد الرسل { إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ }
، و الدليل العقلي على ذلك أنهم لو كان غير أمناء لكانوا خائنين لما أمرنا الله
باتباعهم ، قال الله تعالى { إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الخَائِنِينَ }
|
PELAJARAN KEDELAPAN: SIFAT PARA
RASUL
SYARAH:
Sebagaimana para malaikat, yang
selalu patuh kepada perintah Allah, dan tidak pernah sekalipun melanggar
larangan Allah, maka para nabi dan rasul Allah juga demikian. Mereka adalah
orang-orang yang dijaga Allah dari perbuatan yang dapat mendatangkan dosa. Para
nabi dan Rasul adalah orang yang selalu melaksanakan perintah Allah dan
menjauhi larangannya. Allah telah menjaga para nabi dan rasul dari terjerumus
ke dalam perbuatan dosa, sejak mereka baru lahir, begitu pula setelah diangkat
menjadi nabi dan rasul.
Telah diyakini bahwa para rasul yang
diutus Allah, mereka adalah laki laki merdeka yang telah dipilih dengan
sempurna dan dilengkapi dengan keistimewaan yang tidak dimiliki makhluk biasa.
Begitu pula telah diberikan kepada mereka sifat-sifat kesempurnaan dengan
tujuan untuk menguatkan risalah yang dibawa. Maka Allah telah menganugerahkan
kepada mereka empat sifat kesempurnaan, yang wajib dimiliki oleh seorang rasul,
yaitu Shidiq (Jujur), Amanah (dipercaya), Tabligh (menyampaikan) dan Fathanah
(cerdas).
1. SHIDIQ (JUJUR)
Setiap rasul pasti jujur dalam
ucapan dan perbuatannya. Apa apa yang telah disampaikan kepada manusia baik
berupa wahyu atau kabar harus sesuai dengan apa yang telah diterima dari Allah
tidak boleh dilebihkan atau dikurangkan. Dalam arti lain apa yang disampaikan
kepada manusia pasti benar adanya, karena memang bersumber dari Allah. Makanya
setiap rasul pasti jujur dalam pengakuan atas kerasulannya. Dan kita sebagai
manusia harus meyakinkanya dan beri’tikad bahwa semua yang datang dari Rasul
baik perkataan atau perbuatan adalah benar dan hak. Karena apa yang diucapkan
atau diperbuat oleh para rasul bukan menurut kemauannya sendiri. Ucapan dan
perbuatannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan atau risalah yang
diterima dari Allah.
Sebagai bukti atas kebenaran para
rasul, mereka telah dibekali dengan mukjizat mukjizat yang harus diyakini oleh
setiap muslim kebenaranya. Dan tidak mungkin harus diyakini dan diteladani jika
mereka (para rasul) itu tidak jujur. Tentu setelah itu apa yang telah
diperintahkan Allah melalui perantaraan para rasul, kita sebagai muslim harus
mengikuti dengan ta’at dan apa yang dilarang Allah kita tinggalkan.
وَمَآ آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا
نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُواْ
”Apa yang diberikan Rasul kepadamu
maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah,”
(al-Hasyr, 7)
2. AMANAH (DIPERCAYA)
Amanah berarti bisa dipercaya baik
dhahir atau bathin. Sedangkan yang dimaksud di sini bahwa setiap rasul adalah
dapat dipercaya dalam setiap ucapan dan perbuatannya. Para rasul akan terjaga
secara dhahir atau bathin dari melakukan perbuatan yang dilarang dalam agama,
begitu pula hal yang melanggar etika.
إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
“Sesungguhnya aku adalah seorang
rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,” (asy-syuara’ 143)
Maka hal yang muhal atau mustahil
jika rasul itu terjerumus ke dalam perzinahan, pencurian, meminum minutan
keras, berdusta, menipu dan lain sebagainya. Rasul tidak mungkin memiliki sifat
hasud, riya’, sombong, dusta dan sebagainya. Jika para rasul telah melanggar
etika berarti mereka telah bekhianat dan Allah tidak menyukai manusia yang
berkhianat.
إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الخَائِنِينَ
Allah berfirman, “Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.”(al-Anfal, 58)
التبليغ : معنى التبليغ في حق الرسل عليهم السلام هو ايصال الأحكام
التى أمروا بتبليغها الى المرسل اليهم ، فيجب علينا أن نعتقد أنهم عليهم السلام
بلغوا ما أمروا بتبليغه ما أخفوا على الناس من ذلك شيئا ، لا عمدا و لا سهوا و
لا نسيانا قال الله تعالى { الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالاَتِ اللَّهِ
وَيَخْشَوْنَهُ وَلاَ يَخْشَوْنَ أَحَداً إِلاَّ اللَّهَ وَكَفَى بِاللَّهِ
حَسِيباً } و الدليل العقلي على ذلك أنهم لو كتموا شيئا مما أمروا بتبليغه ، و
لكنا مأمورين بكتم العلم ، لأننا أمرنا بالاقتداء بهم و هو باطل لأن كاتم العلم
ملعون .
الفطانة : هي حدة الذكاء و التيقظ التام لإلزام الخصوم و إبطال
دعاويهم ، فيجب علينا أن نعتقد أنهم عليهم الصلاة و السلام أكمل أهل زمانهم في
العقل و الفطنة و قوة الذكاء . و الدليل العقلي على ذلك أن الله تعالى أرسلهم
لإحقاق الحق و إبطال الباطل و إبطال دعاوي الخصوم بإقامة الحجة ، فلو كانوا غير
فطناء لكانوا بلداء و لو كانوا بلداء لعجزوا عن إقامة الحجة و هو باطل ، قال
الله تعالى { وَتِلْكَ حُجَّتُنَآ آتَيْنَاهَآ إِبْرَاهِيمَ عَلَى قَوْمِهِ }
|
3. TABLIGH (MENYAMPAIKAN)
Sudah menjadi kewajiban para rasul
untuk menyampaikan kepada manusia apa yang diterima dari Allah berupa wahyu
yang menyangkut didalamnya hukum hukum agama. Jika Allah memerintahkan para
rasul untuk menyampaikan wahyu kepada manusia, maka wajib bagi manusia untuk
menerima apa yang telah disampaikan dengan keyakinan yang kuat sebagai bukti atau
saksi akan kebenaran wahyu itu.
الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالاَتِ اللَّهِ
وَيَخْشَوْنَهُ وَلاَ يَخْشَوْنَ أَحَداً إِلاَّ اللَّهَ وَكَفَى بِاللَّهِ
حَسِيباً
Allah berfirman, “(yaitu)
orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya
dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan
cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.” (al-Ahzab, 39).
Hal ini bisa dikiyaskan bahwa jika
Allah memberikan wahyu kepada para rasul untuk tidak disampaikan atau dirahasiakan
kepada manusia, maka tidak wajib bagi manusia untuk mempelajarinya. Sedangkan
menyampaikan adalah hal yang wajib dan menyembunyikan adalah hal yang terlaknat
dan tercela.
4. FATHONAH (CERDAS)
Dalam menyampaikan risalah Allah,
tentu dibutuhkan kemampuan, diplomasi, dan strategi khusus agar wahyu yang
tersimpan didalamnya hukum hukum Allah dan risalah yang disampaikan bisa
diterima dengan baik oleh manusia. Karena itu, seorang rasul wajib memiliki
sifat cerdas. Kecerdasan ini sangat berfungsi terutama dalam menghadapi
orang-orang yang membangkang dan menolak ajaran Islam.
Maka diharuskan bagi kita untuk
meyakinkan bahwa para rasul itu adalah manusia yang paling sempurna dalam
penampilan, akal, kekuatan berfikir, kecerdasan dan pembawaan wahyu yang diutus
pada zamannya. Kalau saja para rasul itu tidak sesuai dengas sifat sifatnya
maka mustahil manusia akan menerima dan mengakuinya. Sifat sifat itu merupakan
satu hujjah bagi mereka agar apa yang disampaikan bisa diterima dengan baik.
وَتِلْكَ حُجَّتُنَآ آتَيْنَاهَآ إِبْرَاهِيمَ
عَلَى قَوْمِهِ
Allah berfirman: “Dan itulah hujah
Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya.” (al-An’am, 83)
الصفات المستحيلة في حق الرسل
يستيحل في حق الرسل عليهم السلام أضداد الصفات الواجبة وهي أربع : الكذب
و الخيانة و الكتمان و البلادة
الصفات الجائزة في حق الرسل : يجوز في حق الرسل عليهم السلام كل
وصف من أوصاف البشر التى لا تؤدي الى نقص في مراتبهم العلية ، كالأكل و الشرب و
النكاح و المرض الخفيف و الاغماء والدليل على ذلك مشاهدة احوالهم لأن من حضر
معهم ذلك معهم ، و وصل الينا بالتواتر ، قال الله تعالى { وَمَآ أَرْسَلْنَا
قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلاَّ إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ
وَيَمْشُونَ فِي الأَسْوَاقِ } و يستحيل في حقهم الجنون و البرص والعمى و كل مرض
ينفر الناس عنهم.
|
SIFAT MUSTAHIL BAGI RASUL
Telah diterangkan di atas sifat
sifat wajib para rasul yang harus diimani oleh setiap muslim yaitu: Shidiq
(jujur), Amanah (bisa dipercaya), Tabligh (menyampaikan), dan Fathonah
(cerdas). Adapun kebalikan dari sifat sifat wajib para rasul adalah sifat sifat
mustahil yaitu Kidhb (Bohong), Khianah (Berkhianat atau tidak dipercaya),
Kitman (menyembunyikan) dan Baladah (Bodoh).
SIFAT JAIZ BAGI RASUL
Allah telah mengutus para rasul
kepada manusia dan telah dihiasi dengan sifat kesempurnaan melebihi makhluk
Allah yang lain, namun mereka tidak akan terlepas dari fitrah kemanusian yang
ada dalam dirinya. Seorang rasul tetaplah sebagai seorang manusia biasa yang
berprilaku sebagaimana manusia.
Sifat para rasul Allah ini telah
membuat mereka melakukan aktifitas sebagaimana manusia lainnya. Sudah tentu
yang dimaksud di sini adalah prilaku dan sifat yang tidak mengurangi derajat
kerasulan mereka di mata manusia. Jadi sifat sifat ini boleh dikatakan jaiz
bagi para rasul, yaitu sifat sifat yang boleh dilakukan dan boleh pula
ditinggalkan Seperti makan, minum, tidur, kawin, istirahan, sakit yang ringan,
pingsan, jalan ke pasar pasar, berniaga dan semacamnya.
Sedangkan prilaku dan sifat yang
bisa merendahkan derajat kerasulan, mereka akan terpelihara dan dipelihara oleh
Allah dan sudah pasti perilaku dan sifat itu tidak pernah dilakukannya. Dan
inilah yang membedakan mereka dengan manusia yang lain.
وَمَآ أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ
إِلاَّ إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الأَسْوَاقِ
Allah berfirman, ”Dan Kami tidak
mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar.
(al-Furqon, 20)
Sumber:
http://hasanassaggaf.wordpress.com/2010/06/02/perbedaan-nabi-rasul/?preview=true&preview_id=109&preview_nonce=910d143d38
No comments:
Post a Comment