Irhash ialah kejadian luar biasa
pada diri Nabi saw sebelum diangkat menjadi Rasul, khariqul ’adat atau sesuatu
yang tidak bisa diterima oleh akal manusia hanya bisa dirasakan oleh keimanan,
seperti:
- awan memayungi Nabi saw di saat beliau berjalan di panas terik
- jatuhnya kerajaan Kisra terjadi pada saat saat kelahiran Nabi saw
- padamnya api di Persia (api yang dijadikan sesembahan atau Tuhan bagi orang
orang Majusi yang tidak pernah padam) terjadi pada saat saat kelahiran Nabi
saw.
- dada Nabi saw dibedah tatkala berumur 4 tahun oleh Jibril as dan
dikeluarkan dari hati beliau segumpal darah dan dicucinya dengan air zamzam.
Semua dilakukan Jibril as tanpa merasa sakit.
- saat melahirkan Nabi saw, ibu beliau tidak merasa sakit seperti wanita
sewajarnya
- Halimah binti Abi-Dhua’ib, ibu susu Nabi saw dapat menyusui kembali setelah
dinyatakan sebelumnya susunya telah kering.
- Beliau dilahirkan dalam keadaan sudah berkhitan.
- Pendeta Bahira menuturkan bahwa ia melihat tanda-tanda kenabian pada diri Nabi
saw. Saat itu beliau berusia 12 tahun sedang beristirahat di wilayah Bushra
dari perjalannya untuk berdagang bersama pamannya Abu Thalib ke Syiria. Pendeta
Bahira menceritakan bahwa kedatangan Nabi saw saat itu diiringi dengan gumpalan
awan yang menutupinya dari cahaya matahari. Ia juga sempat berdialog dengan
Nabi saw dan menyaksikan adanya sebuah “stempel kenabian” (tanda kenabian) di
kulit punggungnya.
Dan masih banyak lagi tanda tanda
kenabian lainnya sebelum datangnya risalah. Ini semua merupakan Irhashat atau
tanda tanda luar biasa, khariqul ’adat atau sesuatu yang menyimpang dari
kebiasaan dan tidak bisa diterima oleh akal manusia hanya bisa dirasakan oleh
keimanan. Semua ini diberikan kepada diri Nabi saw sebelum beliau diutus
menjadi rasul.
No comments:
Post a Comment