Di atas padang pasir yang tandus seorang perempuan berusia nenek-nenek tampak sedang berjalan sendirian. Beban berat tergambar jelas di pundaknya.
Sengatan matahari gurun dan barang bawaan yang ia pikul cukup membuat lutut rentanya lemas kepayahan. Namun, kondisi ini tak berlangsung lama. Pucuk dicinta ulam tiba. Seorang pria muda baik hati segera menghampiri dan menawarkan bantuan.
Perempuan tua itu pun menyambut tawaran dengan perasaan senang. Sepanjang perjalanan pria itu dihujani ceramah. Si nenek rupanya sangat gemar berbicara. Si nenek berbicara tentang penolakkanya terhadap dakwah Rasulullah.
Marquee text
- Home
- Artikel
- Salafi-Wahabi
- About Syiah
- Apakah syiah itu ?
- Apa Madhab Ahlul Bait?
- Apa Ahlussunnah Waljamaah?
- Kapan lahirnya Aqidah Aswaja ?
- perbedaan Aswaja dgn Syiah ?
- Apa dan siapa Al-Bayyinat
- Rijalul Bayyinat
- Sahabat Nabi SAW
- Khalifah Abu Bakar R.A
- Ahlul Bait
- Imam Ali K.W.
- Fatimah Az-Zahra R.A
- Alawiyyin
- Asyura
- Mut'ah
- Himbauan dari Al-Bayyinat
- Al Firgoh An Najiah
- Fatawa Imam/ Ulama
- Email Al-Bayyinat
- Link-link situs islami
- Akidah Menurut Ajaran Nabi
- Alawiyyin
- Aswaja
- Download
- Audio
- About Me
26 May 2013
Dialog Halal-Haram Imam As-Sajad dengan seorang Kristen
Seorang beragama Kristen menyambut kedatangan
imam assajad, kemudian menghidangkan buah anggur. Sang imam pun memakan
buah tersebut.
Tak lama, orang Kristen tersebut menghidangkan minuman arak dari anggur. Sang imampun menolaknya seraya berkata: "Haram!"
Lalu orang Kristen berkata: "Sungguh mengherankan kalian wahai umat Muslim, kalian menghalalkan ini (buah anggur) dan mengharamkan ini (arak dari anggur). Padahal ini (arak) terbuat dari ini (buah anggur)"
Tak lama, orang Kristen tersebut menghidangkan minuman arak dari anggur. Sang imampun menolaknya seraya berkata: "Haram!"
Lalu orang Kristen berkata: "Sungguh mengherankan kalian wahai umat Muslim, kalian menghalalkan ini (buah anggur) dan mengharamkan ini (arak dari anggur). Padahal ini (arak) terbuat dari ini (buah anggur)"
Mi’raj Bukan Pertanda Tuhan Berada Di Langit oleh Ust. Ansori dahlan
بِسْــــــــــــــــــــــ مِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Aqidah Ahlus Sunnah adalah Allah tidak bersifat dengan sifat dzat makhluk, dzat Allah tidak punya kesamaan dengan dazt makhluk, dzat Allah tidak bersifat dengan Bersemayam, tidak juga berada di atas makhluk-Nya, apalagi berada dalam makhluk-Nya
Sangat banyak dalil tentang perbedaan Allah dan makhluk, tinggal bagaimana manusia nya membedakan nya, sebagian manusia ada yang hanya membedakan kaifiyat nya saja dan membiarkan dzat dan sifat Allah sama dengan makhluk, dalam anggapan nya, berbeda kaifiyat saja sudah cukup
Kesalahpahaman ini di dasari dari kesalahan mereka memahami dalil Al-Quran dan As-Sunnah, dan juga kesalahan dalam memahami pernyataan para ulama, mereka tidak pernah merasa bersalah dengan kesalahan ini, sehingga menimbulkan kontroversi dan kontradiksi dengan pemahaman mereka sendiri, karena ketika menemukan Ayat atau Hadits yang dhohir makna nya menunjukkan Tuhan di atas, mereka sangat percaya sekali bahwa Tuhan berada di Atas, tapi ketika mereka jumpai Ayat atau Hadits yang dhohir makna nya menunjukkan tentang Tuhan di bumi, mereka ingkari dan lupa bahwa mereka telah melakukan Ta’wil di sini, dan mencela Ta’wil di sana
Aqidah Ahlus Sunnah adalah Allah tidak bersifat dengan sifat dzat makhluk, dzat Allah tidak punya kesamaan dengan dazt makhluk, dzat Allah tidak bersifat dengan Bersemayam, tidak juga berada di atas makhluk-Nya, apalagi berada dalam makhluk-Nya
Sangat banyak dalil tentang perbedaan Allah dan makhluk, tinggal bagaimana manusia nya membedakan nya, sebagian manusia ada yang hanya membedakan kaifiyat nya saja dan membiarkan dzat dan sifat Allah sama dengan makhluk, dalam anggapan nya, berbeda kaifiyat saja sudah cukup
Kesalahpahaman ini di dasari dari kesalahan mereka memahami dalil Al-Quran dan As-Sunnah, dan juga kesalahan dalam memahami pernyataan para ulama, mereka tidak pernah merasa bersalah dengan kesalahan ini, sehingga menimbulkan kontroversi dan kontradiksi dengan pemahaman mereka sendiri, karena ketika menemukan Ayat atau Hadits yang dhohir makna nya menunjukkan Tuhan di atas, mereka sangat percaya sekali bahwa Tuhan berada di Atas, tapi ketika mereka jumpai Ayat atau Hadits yang dhohir makna nya menunjukkan tentang Tuhan di bumi, mereka ingkari dan lupa bahwa mereka telah melakukan Ta’wil di sini, dan mencela Ta’wil di sana
Darkah Yaa Ahlal Madinah
Lambang dan tulisan itu adalah tawassul, Darkah artinya Bantulah. Yaa Ahlal Madinah, yg di maksud adalah Rosul Allah SAW dan semua syuhada' Badr yg di makamkn di Madinah.
Mengenai huruf Haa, adalah tawassul pada al-Hafidz al-Habib 'Ali bin Muhammad al-Habsyi Shohibul Maulid dan huruf itu ada yg tawassul pada Imam 'Abdullah bin 'Alwi al-Haddad, ada pula yg bermakna tawassul kepada Imam Abu Bakar bin Salim, perlu di ketahui bahwa tawassul dg tulisan di perbolehkn dalam syariah.
Mengenai azimat (Ruqyat) dg huruf arab merupakan hal yg di perbolehkn, selama itu tidak menduakan Allah SWT. Sebagaimana di jelaskn bahwa azimat dg tulisan ayat atau doa di sebutkn pada kitab Faidhulqodir juz 3 hal 192 dan Tafsir Imam Qurtubi Juz 10 hal 316/317 dan masih banyak lg penjelasan para Muhadditsin mengenai di perbolehkan nya hal tsb. Allah A'lam."
Yg "Yaa Tarim Wa Ahlaha" maksudny bertawassul kepada ahlat tarim.. Tarim di kenal dg Kota Seribu Wali.. Allah A'lam
Subscribe to:
Posts (Atom)