Pasuruan sebagai kota Santri terkenal dengan gudang ulama habaib. Salah
satu tokoh dakwah dari kota ini adalah Habib Taufiq bin Abdul Kadir bin
Husein Assegaf
Bermentalkan semangat baja ia memberanikan diri
menerbitkan Majalah Cahaya Nabawiy. Sebuah terobosan dalam berdakwah
yang kretaif dan efektif pada umat di berbagai penjuru wilayah tanah
air. Majalah ini bentuknya mungil sebagaimana majalah Islam yang ada di
tanah air. Namun di balik kemungilan majalah ini, terkandung isi yang
menarik dan sarat dengan ajaran agama. Sehingga amat wajar bila majalah
ini mempunyai pangsa pasar yang tersebar di tanah air.
Di balik
kebesaran nama majalah Cahaya Nabawiy, sosok pengelola majalah ini yang
tak bisa dilepaskan dari sentuhan tangan dinginnya. Ia adalah seorang
dai yang sangat disegani di Pasuruan dan sekitarnya. Sosok habib ini
berwajah tampan dan kalau berceramah ia penuh semangat dan berapi-api.
Dialah Habib Taufiq bin Abdul Kadir Assegaf, pria kelahiran Pasuruan
1969. Ia tidak pernah menempuh pendidikan formal, namun dari pendidikan
taklim ke taklim. Sekali pun demikian, ia adalah sosok seorang dai yang
kreatif dalam berdakwah dan dikenal berwawasan luas.
Semasa kecil,
Habib Taufiq diasuh oleh sang ayahandanya yakni Habib Abdul Kadir bin
Husein Assegaf. Dirasa cukup dengan bimbingan sang orang tua, ia
kemudian melanjutkan taklim pada ulama dan para habaib yang ada di
Pasuruan, salah satunya Habib Ahmad bin Hadi Al-Hamid.
Selain itu ia
juga belajar pada banyak habaib dan ulama yang ada di kota Pasuruan.
Satu per satu rumah para habaib dan ulama yang ternama ia datangi, untuk
mengajarkan ilmu kepadanya. “Karena itu minimlah ilmu kita. Karena saya
tidak belajar taklim, belajar seadanya, tidak seperti lulusan pesantren
luar negeri,” kata Habib Taufiq dengan rendah hati.