Peran Alawiyyin di Nusantara |
Dirumuskan sebagai hasil seminar 2 hari
yang diselenggarakan di Sovereign Plaza, Jakarta, pada hari
Sabtu/Minggu, 14/15 Juli 2012 (bertepatan dengan 24/25 Sya’ban1433H)
Pertama, Alawiyyin dari Hadhramawt telah mengajarkan Islam yang berpijak pada tradisi tasawuf, jalan tengah atau moderasi (tawasuth), serta inklusif dalam teori dan praktik keagamaan.
Kedua, Thariqah ‘Alawiyah, yang mengajarkan prinsip-prinsip akhlak yang tinggi, menghargai sesama Muslim, ber-husnuzhan kepada
sesama umat, dan menghargai sesama manusia terbukti telah berhasil
mengembangkan pemahaman Islam yang penuh kedamaian dan toleransi.
Ketiga, metodologi dakwah kaum Alawiyyin
Hadharim berpijak pada adaptasi dan apropiasi terhadap budaya lokal.
Dengan demikian, dakwah Islam yang dipraktikkan Kaum Alawiyyin bukan
saja tidak menimbulkan gesekan dan pertikaian dengan lingkungan lokal,
melainkan justru menjadikan ajaran Islam lebih mudah diterima oleh
berbagai kelompok yang menjadi obyek-dakwahnya.
Keempat, karena sifat dan metodologi
dakwah yang sama, maka Kaum Alawiyyin pada umumnya menjadi pelopor
nasionalisme dan membuktikan diri sebagai kontributor penting bagi
terbentuknya kebangsaan Indonesia yang kuat dan kemajuannya di berbagai
bidang kehidupan.
Kelima, dalam menyikapi perkembangan
akhir-akhir ini, Kaum Alawiyyin menyerukan pentingnya revitalisasi
dakwah damai di Indonesia dan meninggalkan sikap-sikap ekstrem, radikal,
memonopoli kebenaran, serta penuh kekerasan dan pemaksaan dalam
kehidupan keagamaan.
Keenam, Kaum Alawiyyin juga menyerukan
agar seluruh umat Muslim di Indonesia meninggalkan pertikaian terkait
soal-soal khilafiyyah yang tidak berguna dan membuang-buang energi umat
seraya mengedepankan semangat persatuan dan menerima perbedaan sebagai
bentuk rahmat Ilahi.
Ketujuh, dalam konteks keindonesiaan, Kaum
Alawiyyin mendukung Kesatuan Negara Republik Indonesia (NKRI) demi
kesejahteraan rakyat seluruh Indonesia, dan mengingatkan agar seluruh
kaum Muslim di Indonesia waspada terhadap upaya-upaya kelompok-kelompok
tertentu untuk memperlemah bangsa dengan cara melakukan fitnah untuk
mengadu-domba di antara mereka.
Kedelapan, Kaum Alawiyyin menyerukan
ditegakkan ukhuwah Islamiyyah di antara seluruh umat Islam yang di bawah
Ketuhanan yang Maha Esa dan Kerasulan Muhammad saww. yang merupakan
rahmat bagi sekalian alam, sebagai pilar bagi terwujudnya ukhuwah wathaniyyah (persaudaraan nasional) dalam kerangka NKRI.
Kesembilan, Kaum Alawiyin menyerukan agar
masyarakat memberikan prioritas utama kepada upaya-upaya menanamkan
ketakwaan dan akhlak (budi-pekerti) yang luhur, dan menjadikannya pilar
utama dalam setiap upaya pendidikan, baik di lembaga-lembaga pendidikan
formal maupun informal, mengingat pembudayaan takwa dan akhlak (budi
pekerti) yang luhur adalah prasyarat mutlak bagi terciptanya kehidupan
berbangsa dan bermasyarakat yang baik sekaligus dapat menjadi pembendung
serbuan dahsyat pengaruh-pengaruh buruk yang selama ini terbukti makin
menggerogoti moral bangsa dan masyarakat di berbagai bidang kehidupan.
Kesepuluh, Kaum Alawiyin menyerukan agar
dilakukan upaya-upaya lebih sistematis dan terorganisasi untuk
pengembangan ekonomi rakyat dalam rangka upaya-upaya mengentaskan
dhu’afa dari kemiskinan serta memberantas segala bentuk korupsi yang
menjadi penghalang utama menuju bangsa Indonesia yang kuat, adil,
makmur, mandiri, dan demokratis .
No comments:
Post a Comment