Tahukah anda? Makkah sekarang sudah seperti Las Vegas
“Makkah sekarang sudah seperti Las Vegas, ” begitulah pernyataan
yang dilontarkan Ali al-Ahmad, direktur Institute for Gulf
Affairs-lembaga riset oposisi Saudi – yang berbasis di Washington,
melihat perkembangan kota suci Makkah saat ini.
Kota Makkah yang menyandang sebutan kota suci dan menjadi pusat
ibadah haji umat Islam di seluruh dunia, ketenangan dan kekhusyukannya
makin terkikis, Ka’bah yang terletak di tengah masjid Haram dan menjadi
arah shalat Muslim sedunia, semakin tenggelam oleh berdirinya
gedung-gedung tinggi.
Menurutnya, perkembangan kota Makkah sekarang adalah sebuah
bencana. “Hal ini akan memberikan pengaruh buruk bagi umat Islam.
Ketika mereka ke Makkah mereka tidak punya perasaan apapun, tidak ada
keunikan lagi. Apa yang anda lihat cuma semen dan kaca, “ ujar Ahmad serius.
Ahmad cukup beralasan melontarkan pernyataannya itu, karena kota
Makkah saat ini makin penuh dengan bangunan-bangunan tinggi mulai dari
hotel, pusat perbelanjaan dan toko-toko besar yang menjual produk Barat.
Sebut saja kedai kopi Starbucks, Cartier and Tiffany, H&M dan
Topshop.
Pusat perbelanjaan Abraj Al-Bait ( www.abrajalbait.com ), salah
satu mall terbesar di Saudi yang baru dibuka menjelang musim haji bulan
Desember 2006 kemarin, nampak megah dengan monitor-monitor televisi
flat, cahaya lampu-lampu neon, dengan pusat hiburan, resto-resto cepat
saji, bahkan toko pakaian dalam.
Pusat perbelanjaan itu, nantinya juga akan dilengkapi dengan
kompleks hotel yang menjulang tinggi. Bahkan kompleks bangunan yang
rencananya selesai tahun 2009 nanti, akan menjadi gedung tertinggi
ketujuh di seluruh dunia, dilengkapi dengan fasilitas rumah sakit dan
tempat shalat yang luas.
Kota Makkah yang menyandang sebutan kota suci dan menjadi pusat
ibadah haji umat Islam di seluruh dunia, ketenangan dan kekhusyukannya
makin terkikis, Ka’bah yang terletak di tengah masjid Haram dan menjadi
arah shalat Muslim sedunia, semakin tenggelam oleh berdirinya
gedung-gedung tinggi.
“Ini adalah akhir dari Makkah, ” kata Irfan Ahmad dari London,
pendiri Islamic Heritage Foundation, yang secara khusus aktivitasnya
mempertahankan peninggalan-peninggalan bersejarah di Makkah, Madinah dan
tempat-tempat lainnya di Arab Saudi.
“Sebelumnya, bahkan pada masa Ustmani, tak satu pun
gedung-gedung di Makkah yang tingginya melebihi tinggi Masjid Haram.
Sekarang, banyak gedung yang lebih tinggi dari Masjid Haram dan tidak
menghormati keberadaan masjid itu, “ tukas Irfan.
Uang, tentu saja menjadi motivasi utama boomingnya gedung-gedung
tinggi di Makkah. Karena setiap tahun, kota itu dibanjiri oleh para
jamaah haji. Papan-papan iklan di sepanjang jalan menuju Makkah, seolah
menjadi daya tarik bagi para investor yang mencari keuntungan dari usaha
penginapan.
Sejumlah organisasi Islam mengatakan, berdirinya gedung-gedung
megah di kota Makkah, juga dilatarbelakangi motif agama. Mereka menuding
pemerintah Saudi mengizinkan kelompok konservatif untuk
menghancurkan tempat-tempat bersejarah dengan alasan khawatir tempat itu
justeru disembah-sembah oleh para pengunjung.
Ahmad dari Islamic Heritage Foundation mengaku punya kalatog lebih
dari 300 tempat-tempat bersejarah di Arab Saudi, termasuk pemakaman dan
masjid-masjid. Ia mengatakan, sebuahrumah tempat Nabi Muhammad dilahirkan dihancurkan untuk membangun tempat kamar mandi.
“Sama sekali tidak menghormati Kabah, tidak menghormati rumah Tuhan atau lingkungan dari tempat-tempat bersejarah itu, “ kata Sami Angawi, seorang arsitek Saudi yang ingin mempertahankan peninggalan bersejarah di Makkah.
“Padahal, memotong pohon saja seharusnya tidak boleh dilakukan di kota ini, “sambungnya.
Kemajuan kadang memang harus dibayar mahal. Bahkan pasar malam, di
mana para jamaah bisa menjual barang-barang yang dibawanya, kini sudah
tidak ada lagi. Begitu juga dengan keluarga-keluarga di Makkah yang
biasa menyambut para jamaah haji, sudah tidak terlihat lagi sejak
rumah-rumah mereka digusur untuk perluasan Masjid Haram di era tahun
1970-an.
Angawi kini berusaha melakukan pendekatan pada kerajaan Arab Saudi
agar memberi perhatian besar atas penghancuran tempat-tempat bersejarah.
Ahmad melobi pemerintah-pemerintah negara Asia dan Arab untuk
menghentikan penghancuran yang dilakukan pemerintah Saudi. Kedua tokoh
ini menyayangkan kurangnya kepedulian umat Islam atas isu-isu ini.
Kepentingan bisnis dan uang mengalahkan segala-galanya.
“Makkah tidak pernah berubah seperti sekarang ini. Apa yang anda
lihat sekarang baru 10 persennya saja dari apa yang akan ada, yang akan
jauh lebih, lebih buruk lagi, ” kata Angawi risau. (ln/IHT/eramuslim)
Sumber: http://wahabinews.wordpress.com/
No comments:
Post a Comment