Mengenal
Tabarruk
(Mengambil
Keberkahan dari Bekas atau Tubuh Shalihin)
Pedang Nabi Muhammad SAW
Banyak orang yang keliru
memahami makna hakikat tabarruk dengan Nabi Muhammad saw,
peninggalan-peninggalannya saw, ahlulbaitnya saw dan para pewarisnya yakni para
ulama, para kyai dan para wali. Karena hakekat yang belum mereka pahami, mereka
berani menilai kafir (sesat) atau musyrik terhadap mereka yang bertabarruk pada
Nabi saw atau ulama.
Sebagaimana firman Allah swt :
“Berkatalah Nabi mereka pada mereka, bahwa bukti bahwa ia diberi kekuasaan
adalah peti yg didalamnya terdapat ketenangan dari tuhan kalian, dan bekas
bekas peninggalan keluarga Musa (as) dan Keluarga Harun (as) yang dibawakan
oleh Malaikat, sungguh pada hal itu terdapat tanda tanda jika kalian benar
benar beriman” (QS Al Baqarah 248).
Enam pedang
nabi tersebut bernama Dzu Al Faqar, Al Qadib, Al Rasub, Al Battar, Al Ma'thur,
dan Al Qol'i.
Surban, Tongkat dan Jubah Rasulullah SAW
Mengenai azimat (Ruqyyat) dg
huruf arab merupakan hal yg diperbolehkan, selama itu tidak menduakan Allah
swt. Sebagaimana dijelaskan bahwa azimat dg tulisan ayat atau doa disebutkan pd
kitab Faidhulqadir Juz 3 hal 192, dan Tafsir Imam Qurtubi Juz 10 hal.316/317,
dan masih banyak lagi penjelasan para Muhadditsin mengenai diperbolehkannya hal
tersebut, karena itu semata mata adalah bertabarruk (mengambil berkah) dari
ayat ayat Alqur’an.
Mengenai benda-benda keramat,
maka ini perlu penjelasan yg sejelas jelasnya, bahwa benda benda keramat itu
tak bisa membawa manfaat atau mudharrat, namun mungkin saja digunakan
Tabarrukan (mengambil berkah) dari pemiliknya dahulu, misalnya ia seorang yg
shalih, maka sebagaimana diriwayatkan :
• Para sahabat seakan akan
hampir saling bunuh saat berdesakan berebutan air bekas wudhunya Rasulullah saw
(Shahih Bukhari Hadits no. 186),
• Allah swt menjelaskan bahwa
ketika Ya’qub as dalam keadaan buta, lalu dilemparkanlah ke wajahnya pakaian
Yusuf as, maka iapun melihat, sebagaimana Allah menceritakannya dalam firman
Nya SWT : “(berkata Yusuf as pada kakak kakaknya) PERGILAH KALIAN DENGAN BAJUKU
INI, LALU LEMPARKAN KEWAJAH AYAHKU, MAKA IA AKAN SEMBUH DARI BUTANYA” (QS Yusuf
93), dan pula ayat : “MAKA KETIKA DATANG PADANYA KABAR GEMBIRA ITU, DAN
DILEMPARKAN PADA WAJAHNYA (pakaian Yusuf as) MAKA IA (Ya’qub as) SEMBUH DARI KEBUTAANNYA”
(QS Yusuf 96). Ini merupakan dalil Alqur’an, bahwa benda/pakaian orang orang
shalih dapat menjadi perantara kesembuhan dengan izin Allah tentunya, kita
bertanya mengapa Allah sebutkan ayat sedemikian jelasnya?, apa perlunya
menyebutkan sorban yusuf dg ucapannya : PERGILAH KALIAN DENGAN BAJUKU INI, LALU
LEMPARKAN KEWAJAH AYAHKU, MAKA IA AKAN SEMBUH DARI BUTANYA” . untuk apa
disebutkan masalah baju yg dilemparkan kewajah ayahnya?, agar kita memahami
bahwa Allah SWT memuliakan benda benda yg pernah bersentuhan dengan tubuh hamba
hamba Nya yg shalih. kita akan lihat dalil dalil lainnya.
• Setelah Rasul saw wafat maka
Asma binti Abubakar shiddiq ra menjadikan baju beliau saw sebagai pengobatan,
bila ada yg sakit maka ia mencelupkan baju Rasul saw itu di air lalu air itu
diminumkan pada yg sakit (shahih Muslim hadits no.2069).
• Rasul saw sendiri menjadikan
air liur orang mukmin sebagai berkah untuk pengobatan, sebagaimana sabda beliau
: “Dengan Nama Allah atas tanah bumi kami, demi air liur sebagian dari kami,
sembuhlah yg sakit pada kami, dg izin tuhan kami” (shahih Bukhari hadits
no.5413), ucapan beliau saw : “demi air liur sebagian dari kami” menunjukkan
bahwa air liur orang mukmin dapat menyembuhkan penyakit, dg izin Allah swt
tentunya, sebagaimana dokter pun dapat menyembuhkan, namun dg izin Allah pula
tentunya, hadits ini menjelaskan bahwa rasul saw bertabarruk dg air liur
mukminin bahkan tanah bumi, menunjukkan bahwa pd hakikatnya seluruh ala mini
membawa keberkahan dari Allah swt.
• seorang sahabat meminta
Rasul saw shalat dirumahnya agar kemudian ia akan menjadikan bekas tempat
shalat beliau saw itu mushollah dirumahnya, maka Rasul saw datang kerumah orang
itu dan bertanya : “dimana tempat yg kau inginkan aku shalat?”. Demikian para
sahabat bertabarruk dengan bekas tempat shalatnya Rasul saw hingga dijadikan
musholla (Shahih Bukhari hadits no.1130)
• Nabi Musa as ketika akan
wafat ia meminta didekatkan ke wilayah suci di palestina, menunjukkan bahwa
Musa as ingin dimakamkan dg mengambil berkah pada tempat suci (shahih Bukhari
hadits no.1274).
• Allah memuji Nabi saw dan
Umar bin Khattab ra yg menjadikan Maqam Ibrahim as (bukan makamnya, tetapi
tempat ibrahim as berdiri dan berdoa di depan ka’bah yg dinamakan Maqam Ibrahim
as) sebagai tempat shalat (musholla), sebagaimana firman Nya : “Dan mereka
menjadikan tempat berdoanya Ibrahim sebagai tempat shalat” (QS Al Imran 97),
maka jelaslah bahwa Allah swt memuliakan tempat hamba hamba Nya berdoa, bahkan
Rasul saw pun bertabarruk dengan tempat berdoanya Ibrahim as, dan Allah memuji
perbuatan itu.
• Diriwayatkan ketika Rasul
saw barusaja mendapat hadiah selendang pakaian bagus dari seorang wanita tua,
lalu datang pula orang lain yang segera memintanya selagi pakaian itu dipakai
oleh Rasul saw, maka riuhlah para sahabat lainnya menegur si peminta, maka
sahabat itu berkata : “aku memintanya karena mengharapkan keberkahannya ketika
dipakai oleh Nabi saw dan kuinginkan untuk kafanku nanti” (Shahih Bukhari
hadits no.5689), demikian cintanya para sahabat pada Nabinya saw, sampai kain
kafanpun mereka ingin yang bekas sentuhan tubuh Nabi Muhammad saw.
• Sayyidina Umar bin Khattab
ra ketika ia telah dihadapan sakratulmaut, Yaitu sebuah serangan pedang yg
merobek perutnya dengan luka yg sangat lebar, beliau tersungkur roboh dan mulai
tersengal sengal beliau berkata kepada putranya (Abdullah bin Umar ra),
"Pergilah pada ummulmukminin, katakan padanya aku berkirim salam hormat
padanya, dan kalau diperbolehkan aku ingin dimakamkan disebelah Makam Rasul saw
dan Abubakar ra", maka ketika Ummulmukminin telah mengizinkannya maka
berkatalah Umar ra : "Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada mendapat
tempat di pembaringan itu” (dimakamkan disamping makam Rasul saw” (Shahih
Bukhari hadits no.1328). Dihadapan Umar bin Khattab ra Kuburan Nabi saw
mempunyai arti yg sangat Agung, hingga kuburannya pun ingin disebelah kuburan
Nabi saw, bahkan ia berkata : "Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada
mendapat tempat di pembaringan itu”
• Demikian pula Abubakar
shiddiq ra, yang saat Rasul saw wafat maka ia membuka kain penutup wajah Nabi
saw lalu memeluknya dengan derai tangis seraya menciumi tubuh beliau saw dan
berkata : “Demi ayahku, dan engkau dan ibuku wahai Rasulullah.., Tiada akan Allah
jadikan dua kematian atasmu, maka kematian yang telah dituliskan Allah untukmu
kini telah kau lewati”. (Shahih Bukhari hadits no.1184, 4187).
• Salim bin Abdullah ra
melakukan shalat sunnah di pinggir sebuah jalan, maka ketika ditanya ia berkata
bahwa ayahku shalat sunnah ditempat ini, dan berkata ayahku bahwa Rasulullah
saw shalat di tempat ini, dan dikatakan bahwa Ibn Umar ra pun melakukannya.
(Shahih Bukhari hadits no.469). Demikianlah keadaan para sahabat Rasul saw,
bagi mereka tempat-tempat yang pernah disentuh oleh Tubuh Muhammad saw tetap
mulia walau telah diinjak ribuan kaki, mereka mencari keberkahan dengan shalat
pula ditempat itu, demikian pengagungan mereka terhadap sang Nabi saw.
• Dalam riwayat lainnnya
dikatakan kepada Abu Muslim, wahai Abu Muslim, kulihat engkau selalu memaksakan
shalat ditempat itu?, maka Abu Muslim ra berkata : Kulihat Rasul saw shalat
ditempat ini” (Shahih Bukhari hadits no.480).
• Sebagaimana riwayat Sa’ib
ra, : "aku diajak oleh bibiku kepada Rasul saw, seraya berkata : Wahai
Rasulullah.., keponakanku sakit.., maka Rasul saw mengusap kepalaku dan
mendoakan keberkahan padaku, lalu beliau berwudhu, lalu aku meminum air dari
bekas wudhu beliau saw, lalu aku berdiri dibelakang beliau dan kulihat Tanda
Kenabian beliau saw" (Shahih Muslim hadits no.2345).
• Riwayat lain ketika
dikatakan pada Ubaidah ra bahwa kami memiliki rambut Rasul saw, maka ia
berkata: “Kalau aku memiliki sehelai rambut beliau saw, maka itu lebih berharga
bagiku dari dunia dan segala isinya” (Shahih Bukhari hadits no.168).
demikianlah mulianya sehelai rambut Nabi saw dimata sahabat, lebih agung dari
dunia dan segala isinya.
• Diriwayatkan oleh Abi
Jahiifah dari ayahnya, bahwa para sahabat berebutan air bekas wudhu Rasul saw
dan mengusap2kannya ke wajah dan kedua tangan mereka, dan mereka yang tak
mendapatkannya maka mereka mengusap dari basahan tubuh sahabat lainnya yang
sudah terkena bekas air wudhu Rasul saw lalu mengusapkan ke wajah dan tangan
mereka” (Shahih Bukhari hadits no.369, demikian juga pada Shahih Bukhari hadits
no.5521, dan pada Shahih Muslim hadits no.503 dengan riwayat yang banyak).
• Diriwayatkan ketika Anas bin
malik ra dalam detik detik sakratulmaut ia yg memang telah menyimpan sebuah
botol berisi keringat Rasul saw dan beberapa helai rambut Rasul saw, maka
ketika ia hampir wafat ia berwasiat agar botol itu disertakan bersamanya dalam
kafan dan hanut nya (shahih Bukhari hadits no.5925)
Tampaknya kalau mereka ini
hidup di zaman sekarang, tentulah para sahabat ini sudah dikatakan musyrik,
tentu Abubakar sudah dikatakan musyrik karena menangisi dan memeluk tubuh Rasul
saw dan berbicara pada jenazah beliau saw
Tentunya umar bin khattab
sudah dikatakan musyrik karena disakratulmaut bukan ingat Allah malah ingat
kuburan Nabi saw
Tentunya para sahabat sudah
dikatakan musyrik dan halal darahnya, karena mengkultuskan Nabi Muhammad saw
dan menganggapnya tuhan sembahan hingga berebutan air bekas wudhunya, mirip
dengan kaum nasrani yg berebutan air pastor!
Nah.. kita boleh menimbang
diri kita, apakah kita sejalan dengan sahabat atau kita sejalan dg generasi
sempalan.
Wahai saudaraku, jangan alergi
dengan kalimat syirik, syirik itu adalah bagi orang yang berkeyakinan ada Tuhan
Lain selain Allah, atau ada yang lebih kuat dari Allah, atau meyakini ada tuhan
yang sama dengan Allah swt. Inilah makna syirik.
Sebagimana sabda Nabi saw :
“Kebekahan adalah pada urang orang tua dan ulama kalian” (Shahih Ibn Hibban
hadits no.559)
Dikatakan oleh Al hafidh Al Imam
Jalaluddin Abdurrahman Assuyuthiy menanggapi hadits yg diriwayatkan dalam
shahih muslim bahw Rasul saw membaca mu’awwidzatain lalu meniupkannya ke kedua
telapak tangannya, lalu mengusapkannya ke sekujur tubuh yg dapat disentuhnya,
hal itu adalah tabarruk dg nafas dan air liur yg telah dilewati bacaan
Alqur’an, sebagaimana tulisan dzikir dzikir yg ditulis dibejana (untuk obat).
(Al Jami’usshaghiir Imam Assuyuthiy Juz 1 hal 84 hadits no.104)
Telah dibuktikan pula secara
ilmiah oleh salah seorang Profesor Jepang, bahwa air itu berubah wujud
bentuknya dg hanya diucapkan padanya kalimat kalimat tertentu, bila ucapan itu
berupa cinta, terimakasih dan ucapan ucapan indah lainnya maka air itu berubah
wujudnya menjadi semakin indah, bila diperdengarkan ucapan cacian dan buruk
maka air itu berubah menjadi buruk wujud bentuknya, dan bila dituliskan padanya
tulisan mulia dan indah seperti terimakasih, syair cinta dan tulisan indah
lainnya maka ia menjadi semakin indah wujudnya, bila dituliskan padanya ucapan
caci maki dan ucapan buruk lainnya maka ia berubah buruk wujudnya,
kesimpulannya bahwa air itu berubah dengan perubahan emosi orang yg didekatnya,
apakah berupa tulisan dan perkataan.
Keajaiban alamiah yg baru
diketahui masa kini, sedangkan Rasul saw dan para sahabat telah memahaminya,
mereka bertabarruk dg air yg menyentuh tubuh Rasul saw, mereka bertabarruk dg
air doa yg didoakan oleh Rasul saw, maka hanya mereka mereka kaum muslimin yg
rendah pemahamannya dalam syariah inilah yg masih terus menentangnya padahal
telah dibuktikan secara ilmiah, menunjukkan pemahaman mereka itulah yg jumud
dan terbelakang.
Sumber: http://www.almuhibbin.com
No comments:
Post a Comment