Al-Qiyam Binnafsi
-
القيام بالنفس : صفة سلبية لأنها سلبت و نفت القيام بالغير و معناه في حقه
تعالى انه لا يفتقر الى ذات يقوم بها أو موجد يوجده بل هو الغني عن كل ما
سواه . قال الله تعالى { إِنَّ اللهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ } و
الدليل العقلي على ذلك انه لو لم يكن قائما بنفسه لكان محتاجا الى غيره و
لو احتاج الى غيره لكان حادثا و هو محال فيستحيل في حقه ضده و هو الاحتياج
الى غيره .
|
5- AL-QIYAM BINNAFSI
Al-Qiyam Binnafsi (Berdiri Sendiri) adalah sifat Salbiyyah artinya sifat yang mencabut atau menolak adanya Allah berdiri dengan yang lain. Dalam arti lain bahwa Allah tidak butuh dengan sesuatu dzat yang membantu-Nya untuk berdiri. Berdirinya Allah tidak membutuhkan makhluk-Nya, tidak membutuhkan tempat, tidak membutuhkan ruang dan tidak membutuhkan segala dzat, sifat, dan perbuatan makhluk-Nya. Berbeda dengan makhluk yang selamanya membutuhkan bantuan dari luar, Allah berfirman:
إِنَّ اللهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
”Sesungguhnya Allah SWT benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (al-Ankabut : 6).Sifat mustahilnya al-qiyam binnafsi adalah al-ihtiyaj lighairihi artinya berdiri dengan bantuan yang lain. Keberadaan makhluk Allah, di mana saja dan kapan saja tidak bisa lepas dari bantuan yang lain. Manusia lahir karena ada kedua orangtuanya, tumbuh dan berkembang karena dipelihara dan dirawat oleh orangtuanya. Bahkan setelah besar pun, manusia tetap tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Sedangkan Allah itu berdiri dengan sendirinya. Mustahil Allah itu berhajat atau butuh pada makhluk-Nya.
Jelasnya, Di dunia ini semua orang saling membutuhkan. Butuh bantunan, butuh dokter, butuh teman, butuh istri, butuh anak, butuh ini butuh itu dan masih banyak lagi kebutuhan. Dari mulai manusia lahir sampai wafat tidak bisa lepas dari bantuan dan kebutuhan. Saat bayi, ia butuh susu ibunya, menjelang pertumbuhan ia butuh asuhan, butuh pendidikan. Setelah menanjak dewasa ia butuh istri, butuh anak. Dan seterusnya dan seterusnya.
Sebaliknya Allah berdiri sendiri. Dia tidak butuh pada ciptaan-Nya, tidak butuh bantuannya, tidak butuh teman, tidak butuh istri, tidak butuh anak. Dia berdiri sendiri tidak beranak dan tidak diperanakan, tidak butuh makan, tidak butuh minum, tidak butuh tidur, tidak butuh istirahat, tidak butuh pujian dari makhluk-Nya. Seandainya seluruh makhluk memuji-Nya, niscaya tidak bertambah sedikitpun kemuliaan-Nya. Sebaliknya jika seluruh makhluk menghina-Nya, tidaklah berkurang sedikitpun keluhuran-Nya. Maha Suci Allah dari segala kebutuhan dan bantuan.
Sumber: http://hasanassaggaf.wordpress.com
No comments:
Post a Comment